Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

11. Persiapan pernikahan

Lola masuk ke dalam ruangan kerja calon suaminya. Ruangan yang sangat besar dan memiliki desain yang elegan.  Gadis itu  mendekati calon suaminya yang duduk melamun di kursi kerjanya. "Mas," Sapa Lola. Lola berdiri di samping Arga. Kening Lola berkerut melihat sikap aneh calon suaminya. Calon suaminya sangat tidak menyadari kehadirannya. Bahkan pria itu terkejut ketika dirinya menyapa. Lola sangat mengenali Seperti apa karakter Arga, sikap seperti ini sangat tidak pernah dilihatnya sebelumnya.

" Iya sayang, "jawab Arga yang kemudian diam. 

"Mas lagi lagi mikirin apa?" Tanya Lola yang memandang pria tersebut.

"Mikirkan acara pernikahan kitalah," Arga berucap dengan sangat santai. Pria itu menarik tangan calon istrinya agar duduk di atas pangkuan.

Lola tersenyum saat mendengar ucapan calon suaminya. Lola melingkarkan tangannya di leher pria yang akan menjadi suaminya. "Aku kirain tadi mas mikirin apa. Sampai-sampai aku datang Mas nggak tahu," kecap Lola yang tersenyum manja dan mencium bibir pria yang akan menjadi suaminya itu. 

Arga tersenyum dan membalas ciuman wanita yang begitu sangat di cintainya. Arga menyelipkan lidahnya ke dalam mulut milik calon istrinya. Dengan sangat lihai Lola bermain-main dengan lidahnya. Arga terbayang wajah Nadira. Saat dirinya melakukan ciuman seperti ini, berulang kali gadis polos itu mengingit lidahnya tanpa sengaja. Arga melepaskan tautan bibirnya dari calon istrinya. Arga merasa konsentrasinya begitu sangat terpecah saat ini. Entah mengapa bayangan Gadis itu selalu menghantuinya. Arga sangat tidak memahami dengan perasaannya. Selama ini dia selalu bisa menjaga hatinya untuk tidak berpaling kepada wanita manapun. 

“Mas, hari ini kita fittings  baju pengantin.” Dengan manjanya gadis itu mencium bibir calon suaminya dengan sangat lembut.

“Jam berapa,” tanya Arga.

“Jam 9 ini mas.” ucap Lola yang tersenyum

“Kita langsung ke sana?" Tanya Arga sambil mencubit hidung mancung milik Lola.  

Dengan sangat cepat Lola menganggukkan kepalanya. 

"Mas sebenarnya sangat malas mau fittings baju pengantin," tutur Arga.

"Kenapa?" tanya Lola.

"Males ketemu sama si Melly," kata Arga kesal.  

Lola tertawa ketika mendengar apa yang dikatakan oleh calon suaminya. 

"Designer banyak, kenapa harus milih Melly,"  protes Arga.

"Aku itu sudah sangat cocok dengan karya-karya Melly mas, mas tahu sendiri, hampir semua koleksi pakaian aku itu dari Melly," ungkap Lola menjelaskan.

Arga dengan sangat lemas menganggukkan kepalanya. 

"Bisa ya mas, hari ini kita fittings baju pengantinnya. Aku sudah Buat janji mas sama melly tadi," bujuk Lola.

"Kita berangkat sekarang, Mas sudah kosong kan agenda untuk hari ini. Jadi hari ini kita bisa menyiapkan semua kebutuhan untuk pernikahan kita nanti,," ucap Arga yang menjepitkan jarinya di dagu runcing milik Lola.

***

Lola mencoba baju kebaya modern yang akan di pakainya untuk akad nikah. Kebaya warna putih yang menjuntai hingga ke bawah, sedang Arga terlihat gagah dengan beskap dan blangkon yang juga dibuat oleh desainer kepercayaan Lola.    

Arga memandang Lola yang  begitu sangat cantik memakai baju kebaya berwarna putih dengan batu-batu kristal  . Ujung bawah kebaya tersebut sangat panjang terjuntai. Di bagian lehernya terbuka lebar, memperlihatkan belahan dadanya yang terlihat begitu sangat seksi. Baju yang berwarna silver tersebut sangat pas di tubuh cantiknya.

"Gimana mas," ucap Lola yang sedikit memutarkan tubuhnya.

"Sangat cantik sayang. Namun melihat kamu memakai baju ini, aku merasa sangat tidak sabar ingin membukanya,"  Arga mengulum senyumnya.

"Ini kebaya sangat cucok untuk kamu sayang. Kamu tau bahwa aku begitu sangat mengetahui selera mu yang berkelas," Melly berucap dengan gaya lemah gemulainya. 

"Karena itu, aku mempercayai gaun ku ke pada mu," Lola berucap dengan tersenyum lebar.

"Sekarang ye coba yang ini. Gaun untuk resepsi yang harganya mehong," tutur Melly. Melly menunjukkan gaun berwarna putih yang terpajang di patung Manaqin nya.

"Ah, aku sudah tidak sabar untuk mencobanya," ujar Lola saat melihat gaun mewah  miliknya. 

"Sayang, mas akan duduk di sana," ucap Arga yang memilih untuk duduk saat calon istrinya akan mencoba gaun berikutnya. 

 "Iya mas." Lola sudah tidak sabar ingin mencoba gaun mewah miliknya. Lola pergi meninggalkan Arga yang saat ini duduk menunggunya berganti pakaian. 

Arga terbayang akan Nadira.  Arga mengusap wajahnya ketika saat ini hanya ada gadis itu didalam benak kepalanya. Peristiwa itu sudah terjadi satu bulan lamanya. Selama satu bulan ini pula Arga selalu mengingat gadis malang tersebut. "Aku tidak mungkin menyukai gadis kurus, kecil dan dada yang berukuran," batin Arga. Pria itu  menghentikan kalimatnya. Arga mengingat bentuk gunung kembar milik gadis tersebut. Milikinya begitu sangat terjaga. Kecil namun sangat menggoda. Tubuhnya murni belum terjamah oleh siapapun," Jujur Arga mengakui.

“Mas,” suara Lola yang sudah mulai berteriak. Membuat Arga mengangkat kepalanya.

“Ada apa sayang?” saut Arga refleks.

“Mikirin apa sih mas. Di panggil diam aja.” omel gadis tersebut.

“Cuma masalah kantor.” jawab Arga.

“Ada apa?” Tanya Arga.

“Kalau ini menurut mas gimana?” Lola berucap sambil memutar tubuhnya memperhatikan gaun yang dikenakannya.

“Sangat cantik sayang. Aku suka. Kamu terlihat sangat seksi." Kata Arga sambil mengedipkan sebelah  matanya. Arga Mandang Lola yang begitu sangat cantik memakai Gaun indah berwarna putih yang  terlihat sangat berkilau. 

Lola tersenyum dengan penuh bahagia. Ketika dirinya bisa memakai gaun ini. Benar saja, gaun ini dibuat dari berlian-berlian yang indah. Harga gaun ini mencapai 160 milyar. Gaun yang menjadi impian Lola.  Lola sudah bisa membayangkan bagaimana nanti kehebohan berita pernikahannya dengan gaun yang memiliki harga yang fantastis. 

Senyum termanis tampak terukir di wajah cantik Lola. Sebentar lagi ia resmi menjadi nyonya Arga Raditya yang hartanya tidak akan habis 7 keturunan. Lola bertekad mempertahankan profesinya  menjadi model hanya untuk mengejar popularitasnya saja. Bagi Lola, popularitas amatlah sangat penting. 

“Mas Arga, ini ye boleh coba terlebih dahulu. Apakah baju ye sudah pas, honny.” Kata pria seksi tanpa bulu kaki tersebut. Melly selalu memamerkan tubuh seksi langsing dan tinggi yang memilikinya. Bentuk tubuh profesional seperti ini menjadi daya tarik tersendiri untuknya. Kecantikan Melly semakin sempurna dengan rambut panjang lurus berwarna merah. Bila dia diam tanpa suara semua orang yang melihat, akan mengatakannya perempuan. Namun begitu mendengarnya berbica, para laki-laki akan meragukannya sebagai wanita. “Apa perlu eke yang memakaikan baju ye?" ancam Melly  saat Arga hanya diam duduk di kursi tanpa menghiraukannya. 

Arga mengambil jas berwarna putih dari tangan Melly dengan kasar. “Gak perlu. Aku bisa sendiri.” kesal Arga memandang Melly. Arga berjalan masuk ke dalam ruang ganti.

Melly tersenyum melihat tubuh tinggi tegap tersebut dari belakang. “Cowok ganteng yang sanger.” Celetuknya.

Lola hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Melly.

“Udah tahu garang, masih aja lu ganggu.” ucapnya.

“Habis eke gemes lihatnya.” ucap Melly.

Arga keluar dengan memakai jas putih tersebut

Lola tersenyum saat melihat calon suaminya yang begitu sangat tampan.

"handsome," guman Melly dengan terbuka dengan besar.

“Tutup mulut lu.” tegur Lola yang memandang  Melly.  

“Eke minta maap. Yei terlalu ganteng.” ucapnya tanpa malu.

Arga memperlihatkan wajahnya yang semakin kesel melihat Melly. Arga sudah tidak sabar ingin secepatnya pergi meninggalkan tempat tersebut.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel