Bab.7. Hadiah Valentine dari Charlie Ma
Sejak pertemuan pertamanya dengan Bella Yuen beberapa hari yang lalu, Charlie Ma seolah kehilangan minatnya pada wanita lain selain Bella Yuen. Dia sulit berkonsentrasi pada pekerjaannya, dia terus-menerus memikirkan wanita itu.
"Rosa, tolong ke ruanganku sekarang," ucap Charlie Ma di interkom.
Sekretaris Charlie Ma yang berusia 30 tahun itu pun masuk ke ruangannya. Dia berhenti di depan meja Charlie Ma. "Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?"
"Rosa, pesan 99 kuntum mawar merah di florist lalu kirim ke butik "Bella's Special Touch". Jangan lupa cantumkan namaku beserta tulisan 'Happy Valentine's Day untuk yang tercantik Bella Yuen', pastikan Bella Yuen sendiri yang menerima karangan bunga mawar merah itu," perintah Charlie Ma dengan detail.
"Itu saja, Pak? Atau masih ada yang lain? Mungkin sekotak cokelat Belgia?" tanya Rosa Liu lagi.
Charlie Ma pun berpikir sejenak, mungkin ide Rosa Liu bagus juga. "Baik. Kirimkan juga cokelat Belgia paling enak dan paling mahal bersama karangan bunga itu."
"Baik, Pak. Saya undur diri," ucap Rosa Liu lalu bergegas keluar dari ruangan CEO.
Pria itu duduk bersandar di kursi kantornya yang nyaman lalu berputar ke arah kaca di belakangnya. Dari lantai teratas gedung itu nampak hamparan pemandangan Kota Yang Dong. Dengan segala kekuasaan dan kekayaannya, apakah ada wanita yang tak bertekuk lutut di hadapannya?
Bella Yuen, wanita yang dia sukai itu sudah menikah dan beranak 2. Charlie Ma rasanya ingin menertawakan dirinya sendiri. Apa dia harus menurunkan statusnya yang terkenal playboy dan penakluk gadis-gadis menjadi pebinor?!
Setiap dia melihat foto Bella Yuen di internet, dia semakin menginginkannya. Wanita itu begitu cantik dan anggun, jauh dari kesan seronok atau murahan. Foto-fotonya yang diambil secara candid begitu mempesona.
Banyak acara pagelaran fashion desainer internasional yang Bella Yuen ikuti, karya-karya busananya memang tak bercela, begitu menarik dan unik.
Setiap gaun yang dipakai Bella Yuen pun jarang yang terlalu terbuka, tapi lekuk tubuh yang sempurna itu tak dapat ditutupi oleh kain. Begitu menggoda, rasanya Charlie Ma ingin mencabik-cabik gaun itu dan menelusuri isi di dalam gaun itu dengan bibirnya.
Dia merasa sungguh tergila-gila pada Bella Yuen.
*****
"Bella, ada paket untukmu di bawah. Kurirnya hanya mau memberikannya langsung kepadamu," ucap Serena Xin, karyawati Bella Yuen yang biasa bekerja di front desk butik.
Bella Yuen dengan enggan meninggalkan sketsa desainnya di mejanya lalu turun ke lantai 1 untuk menerima paket itu.
"Nona Bella Yuen? Tolong tanda tangan di sini," ujar kurir itu menyerahkan nota tanda terima paket dan pulpen.
Wanita itu segera menandatangani nota itu lalu menerima karangan bunga mawar merah yang besar itu dan sekotak cokelat Belgia mahal. Bella Yuen membaca pesan yang ditempel di kotak cokelat Belgia itu.
"Happy Valentine's Day untuk yang tercantik Bella," baca Bella Yuen di kertas ucapan warna merah jambu itu.
Dia agak terkejut ketika membaca identitas pengirim paket itu. 'Charlie Ma'???
Bukankah dia kakak Rheina Ma? Bella Yuen bingung dan tiba-tiba meledak dalam tawa. Apakah Rheina yang mengerjainya di hari Valentine?
Bella Yuen meletakkan karangan bunga mawar merah yang sangat besar dan juga kotak cokelat Belgia itu di meja sofa. Kemudian menelepon Rheina dengan telepon butik.
Sahabatnya itu mengangkat panggilannya di deringan keempat.
Rheina Ma : "Halo ..."
Bella Yuen : "Halo juga Rheina. Apa kau yang mengirim mawar merah dan cokelat ke butikku?"
Rheina Ma : "... Bukan aku, Bella. Kau mungkin salah orang? Ngomong-ngomong ... happy Valentine's day, Cantik!"
Bella Yuen : "Jadi benar, kakakmu yang mengirimkan bunga dan cokelat ini padaku? Ohh aku tak tahu harus bagaimana ... "
Rheina Ma : "Abaikan saja, Bella. Aku sudah menceramahinya kemarin ketika dia ke butikku dan memintaku menceritakan segalanya tentangmu. Dia sudah memiliki terlalu banyak wanita cantik di kontaknya, kenapa harus mengganggumu pula?"
Bella Yuen pun tertawa mendengar ucapan Rheina Ma, tapi sahabatnya itu benar. Dia seorang wanita yang sudah menikah dan memiliki 2 anak, apa yang diharapkan oleh pria itu darinya?
Bella Yuen : "Ohh baiklah, aku akan mengabaikannya seperti saranmu, Rheina. Kalau dia marah, aku akan menjadikanmu sebagai tamengku. Hahahaa ..."
Rheina Ma : "Ahh aku tak peduli padanya, Bella. Playboy buaya darat seperti kakakku harus menerima penolakan dari wanita sekali-sekali supaya tahu dimana posisinya."
Bella Yuen : "Kau gila, Rheina! Tapi terima kasih karena telah memberiku saran terbaik. Oke, bye, Rhei."
Rheina Ma : "Bye, Bella."
Bella Yuen meringis melihat karangan bunga mawar merah yang cantik dan sekotak cokelat mahal itu. Mungkin dia sebaiknya membagikannya pada karyawati-karyawati di butiknya.
"Serena, aku akan membagikan bunga mawar dan cokelat ini untuk semua karyawati dan pengunjung di butik kita. Bisakah kamu menaruh mawar-mawar cantik ini di vas supaya tidak layu?" ujar Bella Yuen pada Serena Xin yang duduk di front desk.
"Baiklah, Bella. Aku akan melakukannya. Sepertinya kau mendapat penggemar berat kali ini di hari Valentine," ucap Serena Xin seraya berjalan ke pantry untuk mencari vas besar.
Mendengar komentar karyawatinya, Bella Yuen pun mengendikkan bahunya lalu kembali ke lantai 2 untuk menyelesaikan sketsa desain gaun musim panasnya yang akan diperagakan di Milan Houte Couture. Dia butuh untuk mengerjakan karya masterpiece itu sesegera mungkin agar tidak terlambat dikirimkan ke panitia acara Milan Fashion Week.