Bab.6. Sore yang Bergelora
Pukul 16.15 Bella Yuen berpamitan pada karyawatinya di butik untuk pulang terlebih dahulu. Hidupnya begitu menyenangkan sehingga tak ada hal yang bisa menimbulkan kerutan di wajah cantiknya.
Bella Yuen sudah rindu untuk bercinta dengan suaminya di rumah. Dokter Ryan Xu sudah berjanji padanya di video call tadi pagi.
Dengan hati-hati Bella Yuen menyetir mobil sedan BMW putihnya. Belakangan ini setiap sore selalu turun hujan, mungkin karena memang bulan Februari masih masuk musim hujan.
Sebentar lagi adalah perayaan hari Valentine, kurang 3 hari lagi. Apakah dia akan memberikan kado di hari Valentine untuk suaminya? Tapi pria itu tidak membutuhkan apa pun.
Perayaan Valentine tahun lalu begitu berkesan bagi Bella. Dokter Ryan Xu memesan sebuah kamar penthouse di Hotel Eclat Royal. Pria itu menebarkan kelopak dan bunga mawar merah di seluruh penjuru ruangan hingga kamar itu tampak seperti lautan mawar merah. Bahkan Bella nyaris tidak tega menginjak mawar-mawar yang cantik itu di bawah kakinya yang telanjang.
Dokter Ryan Xu begitu memujanya bagaikan dewi, ya... dewi cintanya. Mereka bercinta semalaman di tengah lautan bunga mawar merah dengan aroma wangi bunga yang memabukkan. Bella pun merasakan pertama kalinya seperti apa yang dinamakan 'mabuk cinta' pada suaminya.
Sentuhan suaminya membuatnya melayang ke langit ketujuh. Ketika tubuh mereka bersatu dengan desahan dan erangan erotis yang bergema dalam keheningan malam yang syahdu.
Bella terbakar dalam gairah sepanjang malam itu ketika suaminya menjelajahi setiap inchi dari tubuhnya dan membisikkan kata cinta serta rayuannya yang membuat wajahnya merona.
Akhirnya Bella Yuen sampai di rumahnya. Dia memarkir mobil sedan BMW putihnya di sebelah Mercedes Benz hitam milik suaminya.
Rumah itu sangat megah, mereka membangunnya 8 tahun lalu setelah Bella melahirkan Anton. Sebelumnya Bella Yuen dan Dokter Ryan Xu tinggal di apartment. Namun, Dokter Ryan Xu ingin tinggal di rumah yang lebih luas jadi mereka membeli sebuah lahan di pinggir kota lalu membangun rumah dengan 5 kamar tidur utama dan paviliun di belakang rumah untuk para karyawan yang melayani mereka di rumah itu.
Sebenarnya mereka berdua sama-sama berasal dari keluarga terpandang di kota Yang Dong. Namun, karir mereka berdua pun sama-sama sukses. Jadi uang bukanlah suatu hal yang kurang dalam hidup mereka.
Mereka bekerja sebagai wujud passion dari kegemaran mereka masing-masing. Ryan Xu bekerja sebagai dokter bedah karena niatnya menolong sesama, sedangkan Bella Yuen menekuni butiknya karena dia pecinta fesyen dan senang menyalurkan hobinya mendesain pakaian.
"Suamiku ...," panggil Bella Yuen ketika masuk ke dalam rumah.
Ryan Xu mendengar panggilan Bella lalu segera keluar dari ruang kerjanya. "Hai, Cantik! Sudah pulang ternyata ...," sapa Ryan Xu seraya memeluk tubuh dan memagut bibir ranum istrinya.
Dia pun menggendong Bella Yuen di dadanya menuju ke kamar tidur mereka. "Apa kau merindukanku, Bella?" tanya Ryan Xu seraya menatap wajah istrinya yang cantik itu.
"Sangat! Kau menyebalkan, Ryan. Tega sekali meninggalkanku hingga aku berangkat kerja!" omel Bella Yuen seraya mencebik manja.
"Ada nyawa yang harus kuselamatkan sepanjang malam hingga pagi. Nah sekarang kau bisa memilikiku sepenuhnya," balas Ryan Xu seraya menurunkan tubuh Bella di atas ranjang.
Tak perlu waktu lama bagi mereka untuk melepaskan semua pakaian yang menempel di tubuh mereka sendiri.
Milik Ryan Xu begitu siap untuk melayani istrinya yang cantik itu. Bella Yuen memilih untuk berada di atas tubuh suaminya. Dia pun menyatukan tubuh mereka perlahan hingga milik suaminya terbenam seluruhnya di dalam tubuhnya yang hangat dan basah.
Kemudian dia pun menggerakkan tubuhnya perlahan, menjepit, memutar, dan menggesek naik turun berulang kali membuat suaminya menggeram dan mengerang tak dapat menahan dirinya untuk 'keluar'.
"AAARRGGHHH ... Bella, kau luar biasa. Aku mencintaimu, Sayang!" ucap Ryan Xu ketika dia mencapai puncak kenikmatannya.
Bella Yuen pun menciumi dada suaminya yang kekar, memainkan lidahnya di puncaknya lalu menghisapnya. Ryan Xu merasakan tubuhnya tegang kembali lalu membalik posisinya untuk berada di atas istrinya.
Mereka saling menatap mata satu sama lain dalam kabut gairah. Ryan Xu memacu tubuhnya yang bersimbah peluh di atas tubuh istrinya yang ramping.
"Aaaahhh ... aakkkhhh ... hmmmpphh ... Ryan ...," panggil Bella Yuen pada suaminya di antara desahannya, miliknya sudah sangat becek karena milik suaminya yang tak henti-hentinya bermain di lembah cintanya.
"Yaaa ... Sayang?" jawab Ryan Xu menyunggingkan senyumnya karena dia tahu Bella sedang terhanyut dalam gairahnya.
Wajah Bella Yuen merona bersimbah peluh nampak begitu mempesona, tatapan matanya yang redup seolah pasrah untuk dibawa ke puncak kenikmatan bersamanya.
Akhirnya mereka pun sampai bersama di puncak kenikmatan itu lalu saling membelitkan lidah dalam ciuman yang panas. Mereka berhenti ketika oksigen di otak semakin menipis dan bernapas terengah-engah.
"Kuharap ini dapat membuatmu memaafkanku karena meninggalkanmu semalaman, Bella Sayang," ucap Ryan Xu menyusuri pipi Bella dengan bibirnya.
Bella Yuen cekikikan karena merasa begitu geli dengan belaian bibir suaminya di pipinya. "Kau membuatku kecanduan dengan tubuhmu, Suamiku. Aku tak bisa marah padamu, aku ... menyukai sentuhanmu di tubuhku," ucap Bella Yuen sembari menyusurkan jari telunjuknya di dada Ryan Xu.
"Teruslah begitu, Bella. Aku akan memberimu dosis yang semakin meningkat agar kau tak mampu berpaling dariku," rayu Ryan Xu seraya menjilati leher Bella Yuen yang putih mulus lalu menghisapnya keras hingga meninggalkan kiss mark yang jelas di sana.
Bella Yuen tertawa renyah mengetahui apa yang dilakukan suaminya di lehernya. "Kau menandaiku?"
"Milikku, satu-satunya. Hanya milikku!" bisik Ryan Xu di telinga istrinya itu, membuat bulu roma Bella Yuen meremang karena ucapan suaminya yang terdengar begitu posesif.
Bella pun bergelanyut di leher suaminya yang menggendongnya ke kamar mandi. Mereka butuh mandi setelah aktivitas ranjang yang panas.