Bab.5. Adik yang Menyebalkan
Akhirnya setelah tiga puluh menit berada dalam kemacetan lalu lintas kota Yang Dong, Charlie Ma pun sampai di butik adiknya.
Butik eksklusif di tengah kota itu memiliki 3 lantai dengan tulisan nama butik yang sangat mencolok mata berwarna merah dibingkai lampu neon kecil-kecil, 'Naga Api'.
Charlie Ma selalu membuat gurauan sarkasme tentang nama butik adiknya itu. Orang-orang akan berpikir Rheina menjual pakaian perang karena butiknya bernama 'Naga Api'. Dan Rheina akan dengan geram mengatakan bahwa para wanita memuja desain gaunnya yang cantik dan unik, mereka bahkan rela merogoh kocek dalam-dalam demi membeli sepotong gaun karyanya. Kakaknya itu buta fashion!
Pria itu memasuki butik yang langsung disambut oleh Ibu Mary Tan, asisten Rheina Ma.
"Selamat pagi, Tuan Charlie Ma. Apa Anda mencari adik Anda?" sapa wanita itu seraya menanyakan keperluannya datang ke sana.
Charlie Ma membuka mantelnya dan menyerahkan pada Ibu Mary Tan. "Tentu, Bu Mary. Apa Rheina ada di sini?" ucap Charlie Ma seraya berjalan memasuki butik menuju ke tangga.
"Silakan masuk ke ruang desainer, Tuan Charlie Ma. Dia sedang mengerjakan gaun untuk runway minggu ini," ucap Ibu Mary Tan.
Pria itu bergegas menapaki tangga lalu masuk ke salah satu ruangan di butik itu di lantai 2.
"Halo, Adikku tersayang!" sapa Charlie Ma dengan berlebihan.
Rheina Ma mencebik menatap kakaknya yang selalu usil padanya. "Hai, Kakakku yang playboy. Apa yang membuatmu ke mari?"
Charlie Ma mengangkat alisnya sembari memeluk Rheina. "Mengapa aku mendapat sambutan dingin dari Adikku tersayang? Apa aku mengganggumu, Cantik?" tanya Charlie dengan flamboyan.
Rheina Ma menjauhkan dirinya cepat-cepat dari tubuh kakaknya. "Kau tak akan datang ke mari di jam sibuk, bila tidak ada sesuatu yang penting. Katakan apa maumu, Charlie?" tembak Rheina.
Akhirnya dia pun menyerah, adiknya paling mengenal dirinya. Dengan menghela napas, Charlie membanting tubuhnya ke sofa. "Ceritakan padaku tentang sahabatmu yang cantik itu!" ujar Charlie bernada santai.
Rheina Ma menoleh ke arah kakaknya lalu bersedekap. "Bella Yuen?"
Pria itu menyeringai lalu mengangguk dengan santai. "Katakan ...."
"Apa yang ingin kau ketahui tentang Bella, Kak?" tanya Rheina Ma dengan perasaan waswas. Kakaknya adalah playboy terkenal di kota Yang Dong.
"Apa pun tentang Bella ... kau yang merekomendasikan dia untuk mengerjakan pakaianku. Kini aku mulai tertarik padanya," jawab Charlie dengan santai menumpangkan kaki kanannya ke paha kirinya.
Tentu saja ucapan Charlie membuat Rheina sangat terkejut, dia tak pernah menduga bahwa kakak kandungnya akan menyukai sahabatnya itu. "Astaga, Kak. Kurasa kau harus mundur kali ini ... Bella Yuen sudah menikah dan memiliki 2 orang anak." Rheina pun tertawa dengan nada satir.
Charlie Ma melotot seolah menelan sebuah bola ping-pong di tenggorokannya. Dia nyaris tersedak mendengar ucapan adiknya. "Dia sudah menikah dan memiliki 2 orang anak?! Dengan tubuh seperti itu ... kuharap ini leluconmu saja, Rhei!" protes Charlie tidak terima dengan fakta yang dia dengar dari adiknya tentang status Bella Yuen.
Ketidakpercayaan kakaknya membuat Rheina Ma kesal. "Tsskk ... berharaplah dalam mimpimu, Kak! Suaminya dokter bedah terkenal di Rumah Sakit Yang Dong International, Dokter Ryan Xu. Pria itu sangat tampan, aku pun pernah naksir padanya dulu. Kau bisa suruh orangmu mengeceknya bila kau tak percaya pada kata-kataku," ujar Rheina Ma seraya membanting bokongnya di sofa di sebelah kakaknya lalu bersandar dan memejamkan matanya
Pria itu menyugar rambutnya yang bergelombang berwarna hitam legam dengan kesal. Kemudian bertanya lagi penasaran, "Apa rumah tangga mereka harmonis?"
Rheina memutar bola matanya seraya mendesah putus asa. "Kak, cari saja wanita lain. Bella Yuen memiliki semua yang didambakan oleh seorang wanita. Dia pun tak butuh uangmu!"
'SIAL!' rutuk Charlie Ma dalam hatinya.
"Rhei, ini salahmu. Kau mengirimku kepadanya, kini aku mendambakan wanita itu setengah mati!" seru Charlie Ma dengan kesal sekaligus putus asa.
"Kau seharusnya memesan pakaian bukan mencari jodoh! Aku sama sekali tidak bersalah. Pergilah, Kak, aku sibuk!" raung Rheina Ma dengan marah. Dia terkadang membenci kakaknya yang suka seenaknya memaksakan egonya.
Charlie Ma pun merasa suasana hatinya semakin buruk. Dia pun berdiri seraya merapikan pakaiannya. "Kau menyebalkan, Rheina! Aku akan mencari tahu sendiri segalanya tentang Bella Yuen. Aku ingin DIA!"
Karena kelewat kesal pria itu menyelonong pergi tanpa berpamitan pada adiknya. Dia turun ke lantai 1 lalu meminta mantelnya pada Ibu Mary Tan. Wanita itu membantunya memakai mantel mahal itu. Kemudian Charlie Ma naik ke mobilnya yang mengantarnya ke gedung pencakar langit yang megah di tengah kota Yang Dong, Chénxīng Shǎnyào International.