Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Maria

“Kau lebih baik berharap USB ku masih utuh dan ada di kantor presiden direktur atau KAU akan sangat menyesalinya!!” kata Ariel dan menutup pintu di belakangnya dengan sangat kuat. Adam tetap di rumah sendirian dan setengah ketakutan.

"Astaga! Ariel benar-benar menakutkan ketika dia marah. Aku sangat berharap dia menemukannya atau aku harus mengucapkan selamat tinggal pada barang-barangku yang berharga. Tapi bukan salahnya mengirim USB yang salah sejak awal?! Bahkan aku tertipu dan mengira ada video didalamnya. Tapi tunggu sebentar ... jika itu USB yang salah lalu video mana yang sudah aku hapus? Oh tidak!!!"

"Aku tidak percaya bahwa aku bisa melakukan kesalahan seperti ini. Bagaimana aku bisa memberinya USB pribadi milikku?!! Mengapa aku harus menjadi idiot seperti ini?!!!" ucap Ariel dengan putus asa dan larut dalam pikirannya tentang bagaimana memulihkan USB nya. Ketika dia menoleh, dia menyadari bahwa dia telah tiba di gedung MBC.

"Tidak pernah terpikir olehku akan datang ke sini lagi. Haizzz. Aku tidak ingin berdebat lagi dengan wanita berpakaian minim itu. Lebih baik aku menyelesaikan urusanku dengan cepat!" kata Ariel dan melihat ke gedung perusahaan MBC, Itu adalah bangunan yang sangat besar dan megah dengan arsitektur paling modern. memiliki 35 lantai dan empat jenis lift. dua berada di dalam gedung dan dua yang lainnya terbuat dari kaca. kau bisa melihat pemandangan indah dari lift kaca itu. Ariel merasa itu memang bangunan yang luar biasa. Dia melihat sebuah cafe di lantai dasar gedung itu dan memutuskan untuk membeli frappuccino, Itu adalah minuman favorit Ariel. Setiap kali dia melihat cafe atau merasa sedikit gugup atau bahkan ketika sedang tidak merasakan apapun, hanya untuk kesenangannya sendiri dia akan membeli frappuccino. Setelah membelinya dia masuk ke dalam gedung dan pergi ke meja resepsionis

"Halo! Namaku Ariel dan aku ingin bertemu dengan presiden direktur. aku lupa sesuatu di kantor presiden dan aku ingin mengambilnya kembali. Tolong apa kau bisa memberitahu padanya!”

Resepsionisnya adalah seorang wanita cantik dan anggun dengan rambut hitam, kulit putih dan dada yang besar. Ketika dia melihat pakaian dan wajah sederhana Ariel, dia berpikir bahwa gadis ini tidak datang kesini untuk merayu bos besar, jadi dia memutuskan untuk membantunya.

"Selamat datang di perusahaan 'MBC Tech'! Saat ini presiden sedang rapat dengan para pengacara."

"Oh, begitukah. Hmm.. nona resepsionis bisakah kau memberitahuku jika memungkinkan untuk bertemu dengan Tuan Taylor alih-alih bertemu presiden direktur. Aku… agak terburu-buru jadi bolehkah aku jika bertanya padanya saja. aku tidak akan mengambil banyak waktunya dan ditambah lagi aku ingin pergi secepatnya. Tolong!”

“Ketika dia melihat wajah Ariel yang gugup dan matanya yang memohon, dia pikir itu agak aneh dan lucu. Semua wanita yang masuk ke dalam gedung perusahaan ingin tinggal selama mungkin tetapi dia ingin pergi, aneh.

"Aku tidak tahu apakah dia punya waktu, aku akan memeriksanya.”

Wajah Ariel penuh dengan harapan ketika dia mulai memeriksa. Sekretaris memperhatikan wajah Ariel yang penuh harapan dan gugup dia tertawa pelan.

Ketika yang disebut sekretaris itu hendak datang sekretaris lainnya datang.

“Maaf telah mengganggu Anda dan terima kasih banyak Miss Maria.” kata sekretaris itu.

Ariel melihat ke arah Maria dan kemudian ke sekretaris dengan bingung.

"Hahahaha, kenapa dengan wajahmu! Namaku Maria muller. Senang bertemu denganmu!" Ucap Maria dengan wajah tersenyum dan mengulurkan tangannya ke arah Ariel dengan cara yang sopan menyapanya. Ariel menjabat tangan Mana juga.

"Senang bertemu denganmu juga!"

"Aku mencoba menelepon Taylor tapi dia tidak menjawab." kata Maria.

“Begitukah? Pokoknya terima kasih sudah membantuku Maria.”

“Sama-sama Ariel. Ngomong-ngomong aku mendengar bahwa suatu hari seorang gadis datang bersama dengan seorang anak laki-laki tampan dan mereka berdua bersama-sama bisa mendapatkan bukti yang dibutuhkan untuk menyelamatkan perusahaan. Apakah gadis itu kau mungkin?”

Ariel tetap diam dan mengangguk tanda setuju. Maria meminta Ariel untuk menceritakan semuanya secara detail. Keduanya pergi ke kafe lain yang ada di lantai tiga, jadi mereka dapat melanjutkan percakapan mereka. Setelah duduk dan berbicara mereka berdua mulai tertawa dan segera menjadi teman.

"Jadi, apa kau bekerja disini Maria?”

Saat mendengar ini Maria tetap sedikit terkejut dan senyum muncul di wajahnya. Pada awalnya Maria berpikir bahwa Ariel berpura-pura dan memutuskan untuk memprovokasi apakah dia berpura-pura tidak tahu atau dia benar-benar tidak mengenal mereka. Setelah dengan hati-hati menganalisis perilaku Ariel, Maria mengerti bahwa dia hanyalah gadis yang naif.

"Aku tidak bekerja di sini. Aku hanya datang untuk beberapa pekerjaan dari perusahaan tempat ku bekerja dengan perusahaan ini. Seperti supervisor.”

" Wow! itu Cukup keren. Sedangkan aku, aku baru saja menyelesaikan jurusan hukum ku. Saat ini aku sedang menganggur dan mencari pekerjaan.”

Maria dan Ariel mengobrol lebih lama sampai sekretaris mendatangi mereka. Dia memberitahukan bahwa rapat telah berakhir dan Tuan Taylor siap untuk bertemu dengan Ariel.

"Wakil Presiden direktur sedang menunggu Anda di aula A7. Di lantai sepuluh."

“Terima kasih!"

"Sama-sama!" kata sekretaris itu dan pergi. Maria memperhatikan bahwa Ariel terus melihat ke lantai dengan wajah khawatir.

"Ada apa?"

"Umm… Aku bertanya-tanya di mana aula A7? Aku akan sangat bersyukur jika saja aku memiliki pemandu denganku saat ini."

“Hahahaha! Jangan khawatir, aku akan mengantarmu kesana. Kita akan naik lift biar kita bisa kesana lebih cepat”

Ariel dan Maria sampai di lantai sepuluh dalam sekejap mata. Mereka berjalan sebentar di lorong lalu memasuki aula A7. Saat mereka membuka pintu, mereka melihat Taylor sedang memeriksa beberapa file.

"Halo Taylor! Sudah lama tidak bertemu." kata Maria.

“Maria?! Kau kembali!” ucap Taylor terkejut. Sudah dua tahun sejak dia pergi ke Italia untuk melanjutkan studinya di bidang pengelolaan bisnis dan ekonomi.

"Apa? Kau tidak senang aku kembali?" tanya Maria berpura-pura terluka dan bersedih.

"Tidak, bukan seperti itu. Aku merasa sangat senang kau ada disini.”

Taylor sangat senang melihat Maria. Sebelum pergi ke Itali Maria berkata bahwa dia akan datang setelah tiga tahun tetapi dia datang setahun lebih awal dan itu kedengarannya agak mencurigakan baginya Taylor memutuskan untuk menangani ini nanti dan menyelesaikan urusan Ariel terlebih dahulu.

"Halo Ariel! Ada yang bisa kubantu? Maaf tidak langsung menyapamu karena kemunculan Miss Maria benar-benar adalah sebuah kejutan." Ucap Taylor.

"Tidak apa-apa. Aku yang seharusnya minta maaf karena menunda pekerjaanmu dan diskusi dengan Miss Maria.” ucap Ariel dengan sopan. Maria memandang Ariel dengan hati-hati sehingga dia bisa memahami karakternya dengan lebih baik dan mengetahui apakah dia akan merayu Taylor atau tidak.

“Jangan khawatir tentang itu,” kata Taylor dengan senyuman di wajahnya. Sejak saat bertemu dengannya, dia tidak mengubah pendapatnya tentangnya, seorang gadis yang sangat cerdas, baik hati, dan naif.

Ariel mulai menceritakan semuanya. Taylor tidak bisa menahan diri tanpa tertawa sedikit pun. 'Adam benar-benar dalam kesulitan’ menilai dari betapa marahnya Ariel, pikir Bekora. Maria mendengarkan dengan seksama dan tidak mengambil bagian dalam percakapan mereka.

“Baiklah jangan khawatir, aku akan segera mengambil USB merah mu Ariel. Tolong tunggu di sini dengan Maria sebentar.”

"Tentu, terima kasih Tuan Taylor!" Ariel menganggukan wajahnya dengan lega.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel