Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

08. Putra Klan Naga Hitam

Namun, suara-suara pertarungan yang terdengar seperti bukan manusia terus terdengar begitu dekat dengannya. Langit mencoba memberanikan diri untuk membuka matanya secara perlahan.

"Semoga saja itu bukan ha--han--hantuu!" bisik hati Langit.

Sepasang mata bocah lelaki itu terbuka secara perlahan dan dia merasa sangat terkejut pada penampakan wujud dua ekor hewan berkepala mirip burung unta dengan empat kaki bercakar, sayap yang terentang lebar dan cahaya-cahaya yang saling berpendaran.

"Ma--mmahluk a--apa itu?" Langit benar-benar sangat ketakutan, hingga tanpa sadar ia merangkak mundur untuk kemudian bangkit dan bermaksud untuk melarikan diri dari tempat tersebut.

"Kakak Jatayu! Di mana dia sekarang ini?" Langit tiba-tiba saja teringat kepada pemuda misterius yang tadi telah menolongnya.

"Kakak Jatayuuuu! Toloooong!" Langit berteriak dengan suara keras sambil berlari kencang.

Namun sesuatu pun terjadi, tubuh kecilnya tiba-tiba saja terpental dan jatuh ke belakang lalu bergulingan di atas tanah berbatu. Tentu saja Langit tidak pernah tahu, jika tempatnya berpijak saat ini terlindungi oleh array atau pagar gaib yang dipasang oleh Jatayu. Bocah lelaki itu menabrak dinding array tak kasat mata, bagai menerjang sebuah dinding batu.

"Aaaaaaaaa!" Langit menjerit keras, pada saat tubuhnya membentur sebongkah batu hingga pingsan sekali lagi.

Suara jeritan dari Langit berhasil menarik perhatian kedua mahluk naga yang masih bertarung dengan sengitnya. Secara serentak pula mereka berubah wujud menjadi manusia kembali. Keduanya berlari melesat ke arah tubuh Langit yang tergolek pingsan.

Keduanya dibuat merasa bersalah atas yang terjadi pada Langit. Serta-merta pula, Jatayu menghapus pagar pelindung dan segera berlari hendak memeluk Langit, akan tetapi selarik besar cahaya ungu melesat dan menerjang tubuhnya hingga terpental dan jatuh tersuruk sejauh puluhan tombak. Tak ayal lagi, badan Jatayu tertimpa serangan cahaya ungu dari Zi Wu yang langsung membungkus dan membelenggu pergerakan Jatayu dengan ilmunya.

"Aaa!" Suara teriakan kecil disertai muntahan darah segar terlepas dari mulut Jatayu. Pemuda itu jatuh berlutut dengan badan bagaikan terbungkus oleh kilatan cahaya ungu terang yang mengeluarkan sengatan-sengatan pendek dan tajam. Keadaan itu sungguh sangat menyiksanya.

"Lepaskan aku!" Jatayu berteriak dengan kemarahan tinggi sambil berusaha keras melawan dan ingin melepaskan diri dari lilitan cahaya ungu. "Lepaskaaan!"

"Mengapa Paman Zi Wu berlaku curang seperti ini?" Jatayu sungguh merasa geram akan perbuatan Zi Wu yang telah menyerangnya pada saat dia lengah.

"Dalam meraih sebuah kemenangan. Terkadang seseorang harus menggunakan cara apa saja , termasuk kelicikan sekalipun." Zi Wu berkata dengan suara dingin. "Ini adalah arena pertempuran yang menentukan hidup dan matinya seseorang. Dan kita hanya bisa berpikir untuk bertahan atau kita sendiri yang akan tewas dibunuh lawan."

"Sungguh sangat tidak menyangka sekali, jika orang seperti diri Paman yang terlihat baik ini adalah seseorang berhati licik!" Jatayu menatap Zi Wu dengan pancaran mata penuh kemarahan, hingga sepasang bola mata birunya bersinar merah.

"Lepaskan belenggu ini, Paman Zi Wu! Dan mari kita bertarung sekali lagi!"

"Sudahlah, Jatayu. Sebaiknya kamu simpan saja tenagamu dan tidak usah memberontak dari Belenggu Cahaya Klan Naga Ungu, Jatayu. Karena semakin kau memberontak, kamu akan semakin tersiksa dan belenggu akan semakin kuat mengikatmu!" Zi Wu berkata sembari mengangkat tubuh Langit yang terkapar di tanah dengan wajah pucat pasi dan menggendongnya.

"Lepaskan aku! Jangan ambil anak itu darikuuuu!" Jatayu terus berusaha memberontak dengan sekuat tenaga. "Kalau kamu seorang ksatria, mari kita bertarung sekali lagi hingga salah satu di antara kita ada yang mati!"

"Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya. Anak ini tidak akan kubiarkan jatuh ke tangan Klan Naga Hitam dan aku juga tidak ingin membunuhmu!" Zi Wu berkata sambil berjalan mendekati Jatayu. "Kalau kamu tidak ingin menyesal, kuharap kamu ikuti nasehatku."

"Tinggalkan Klan Naga Hitam dan kembalilah ke klan asalmu!" Zi Wu menyambung ucapannya. "Lembah Curam mungkin memang tempat di mana kamu dilahirkan, tetapi ras dan darahmu bukanlah bagian dari Klan Naga hitam."

"Dia bahkan mengetahui, jika aku berasal dari Lembah Curam. Apakah benar dia memang mengetahui siapa aku dan ada rahasia apakah di masa lalu yang berkaitan denganku?" Jatayu berkata dalam hati dan sepertinya dia mulai terpancing pada ucapan Zi Wu mengenai dirinya. "Aku tidak boleh percaya dengan begitu saja pada ucapan orang yang aku tidak tahu asal-usulnya ini."

"Jatayu, tinggalkan tempat gelap itu dan kembalilah ke rumahmu yang sebenarnya. Jangan sampai kau menyesal di kemudian hari dengan mengikuti apa yang tidak seharusnya kau ikuti." Zi Wu masih berusaha untuk menyadarkan Jatayu.

Jatayu dengan sinis bertanya, "Mengapa aku harus percaya pada kata-kata orang lewat sepertimu?"

"Percaya atau tidak itu adalah urusanmu, sedangkan urusanku hanyalah mengingatkan agar kau tidak menempuh jalan sesat terlalu jauh," ujar Zi Wu dengan nada bicara santai.

"Tidaaaaak! Aku tidak boleh terpancing dan percaya begitu saja pada kata-kata orang asing ini!" teriak batin Jatayu dan kembali teringat pada kedua orang tuanya di Klan Naga Hitam. "Ayah, ibu! Tolong lindungi aku dari kejahatan ucapan orang tua ini!"

"Paman Zi Wu, jika kau memiliki masalah dengan kemampuan ilmu kebatinanmu dalam menebak siapa aku, tolong jangan kau timpakan semua itu padaku!" Jatayu sangat tidak percaya pada ucapan Zi Wu. "Ayahku adalah Penasehat Agung dan ibuku juga Wanita Agung. Mereka berdua adalah para pemimpin Klan Naga Hitam. Perlu Paman ketahui juga, kalau aku adalah pangeran dari klan naga tersebut! Jadi, kuharap kau tidak mengatakan hal yang di luar kenyataan itu!"

"Mereka bukan orang tuamu! Kamu hanya diperalat oleh mereka untuk mencapai tujuan para naga iblis Klan Naga Hitam!" Zi Wu berusaha keras menekan gejolak dalam hatinya. "Dan setelah misi rahasia mereka terhadapmu selesai, maka kelak kamu akan dimusnahkan oleh mereka semua!"

"Tidak benar! Aku adalah putra kesayangan dari ayah dan ibuku dan mereka juga yang telah memberikan sebagian jiwa naga kehidupannya kepadaku!" Jatayu berseru dengan penuh kemarahan.

Jatayu berseru marah. "Aku adalah putra dari Klan Naga Hitam!"

Zi Wu hanya bisa mendesahkan napas panjang. "Kuharap suatu saat kamu tidak menyesal dan tidak menyalahkan dirimu sendiri. Kehidupan ini tidak ada yang pasti. Bisa saja, orang yang kamu anggap baik itu sesungguhnya adalah penjahat yang sesungguhnya."

"Jangan bicara omong kosong lagi, Paman. Bagaimanapun juga, aku tetaplah anak lelaki yang kelak akan mewarisi kepemimpinan Klan Naga Hitam." Jatayu berkata dengan suara yang mulai melemah. "Aku ini sungguh-sungguh keturunan murni ras naga hitam!"

"Lalu, bagaimana dengan warna mata dan darahmu yang sebenarnya?" Pertanyaan Zi Wu sungguh mengejutkan Jatayu.

"Warna mata dan warna darah?" Jatayu tertegun.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel