HMT 8 - BELAHAN JIWA
Damian berdiri di depan Isabell yang tengah terlentang pasrah di tengah ranjangnya. Sepasang nertanya menatap Damian penuh rasa kekaguman dan gairah atas tubuh polos suaminya yang terpampang di hadapannya kini.
Secara perlahan Damian mulai merangkak naik ke atas ranjang. Dikecupnya lebih dulu kening istrinya itu. Keduanya saling berpandangan lebih dulu sebelum memulai percintaan dengan di awali sebuah ciuman hangat.
"Damian," desah Isabell sembari merangkul punggung suaminya yang tengah berada di atas tubuh polosnya kini. Dia memberikan lebih dari apa yang Damian inginkan darinya. Percintaan yang sangat panas, dengan hasrat yang bergelora
"Ahh, Isabell." Damian mengerang saat keduanya hampir mencapi puncaknya. Tubuh keduanya pun bermandikan peluh dan menyerah lemas akan ledakkan kenikmatan yang baru saja mereka lalui.
Damian memandangi wajah lesu Isabell yang terpulai lemas di bawahnya, dikecupnya bibir istrinya itu penuh cinta. Tatapan matanya dan senyuman di bibirnya cukup menegaskan, jika dirinya sangat terpuaskan atas percintaan yang baru saja mereka lakukan.
"Istirahatlah, Sayang." Damian mengusap lembut pipi Isabell sebelum tubuhnya berguling ke sampingnya.
Isabell hanya tersenyum puas melihat Damian tampak senang atas kenikmatan yang baru saja ia berikan.
Damian segera meraih Isabell ke dalam dekapannya, diusapnya punggung telanjang istrinya itu, dengan sesekali mengecup pucuk kepalanya penuh cinta. Isabell membenamkan wajahnya pada dada bidang suaminya. Tubuh polos keduanya saling bersentuhan dalam selimut.
"Damian, aku tak ingin kehilangan dirimu meski sekejap saja. Kau adalah suamiku, tapi jadilah lebih dari itu." Isabell mengusap bulu halus yang tumbuh pada dada bidang suaminya.
Damian tersenyum gemas mendengarnya.
"Isabell, aku sudah mendapatkan segalanya darimu. Apa lagi yang aku butuhkan sekarang? Aku sangat mencintaimu, Sayang." Damian mengusap pucuk kepala Isabell lalu
dikecupnya dengan lembut.
"Tapi aku belum menjadi istrimu yang sempurna, Hubby. Aku belum bisa memberimu seorang anak yang lucu seperti yang kau inginkan." Isabell menanggah, menatap Damian dengan pendar matanya yang tampak sedih.
Damian mengulas senyum tipis mendengarnya.
"Dengar, Isabell. Seorang anak yang lucu pasti akan terlahir darimu untukku. Aku percaya itu. Jangan terlalu dipikirkan, nikmatilah kehidupanmu yang sekarang," jelas Damian kemudian.
Isabell tersenyum lega mendengarnya.
Benar, Damian memang bukan tipe pria kejam yang selalu menuntut keturunan pada istrinya. Namun Isabell ingin agar dirinya bisa cepat-cepat memberikan penerus untuk keluarga Devardo.
Malam hampir tiba di penghujungnya. Damian dan Isabell berbincang banyak. Tentang karir mereka dan apa saja yang mereka alami selama satu hari 15 jam, saat keduanya saling berjauhan. Namun keduanya seolah melupakan insiden Vanessa tadi.
Cinta Damian dan Isabell memang sangatlah kuat. Keduanya begitu saling percaya dan mengerti. Seperti Isabell yang sangat mengerti, kenapa Vanessa sampai nekad memasuki kamar suaminya.
Ya, Damian memang teramat tampan dan sangat kaya raya. Jadi wajar saja jika banyak para gadis yang mencoba menjebaknya. Namun Isabell bukan tipe wanita lemah dan bodoh. Dia tahu betul tak-tik wanita macam Vanessa.
Dan Damian Devardo de Castijo tak mungkin dapat berpaling darinya begitu saja. Karena hanya dirinya yang mampu menyentuh hati Damian, bahkan memuaskan hasratnya. Dan hanya dirinyalah yang diinginkan oleh seorang Damian Devardo, bukan Vanessa atau wanita mana pun!
"Tak ada yang seperti Isabell"
Begitulah kata yang tercetuskan dalam hati Damian. Dia sudah cinta mati pada istrinya itu. Mengingat betapa sulitnya perjuangan cintanya dahulu untuk mendapatkan hati seorang Isabell Fernandez.
Menyandang gelar CEO muda yang sukses dan berasal dari keluarga berkasta tinggi dan sangat terhormat, ternyata tak cukup untuk membuat Isabell jatuh hati padanya. Ada banyak trik yang Damian lakukan untuk bisa menyentuh hati model cantik itu. Salah satunya dengan berpura-pura menjadi seorang pemain piano di sebuah resto mewah milik ayah Isabell.
Dengan kemahiran yang ia miliki, hampir setiap malam Damian rela menunggu Isabell sembari memainkan pianonya untuk menghibur para tamu di resto.
Lewat lagu-lagu romantis yang ia lantunkan dalam dentingan pianonya, akhirnya Isabell mulai menatapnya.
Isabell terpesona dengan lagu-lagu yang dibawakan oleh Damian.
Dan lagu-lagu romantis itulah yang akhirnya mampu menaklukan hati seorang Isabell Fernandez. Dia mulai memikirkan Damian dalam gelisahnya.
Sementara Damian terus menerus menyentuh hati Isabell sampai akhirnya bisa memasuki sanubarinya yang teramat dalam. Cinta Damian yang tulus telah meluluhkan hati Isabell.
Dan keduanya pun mulai dekat, bahkan melakukan beberapa kali kencan. Sampai akhirnya Damian menyatakan perasaannya pada Isabell dalam sebuah pesta valentine yang diadakan di resto dimana dirinya bermain piano.
Damian melamarnya di depan para tamu. Hal itu sungguh membuat Isabell merasa tersentuh akan ketulusan hati seorang Tuan Muda Devardo.
Dirinya terharu dan menerima lamarannya. Dan di hari ulang tahun Isabell yang ke 24 tahun, dengan niat baik Damian datang beserta keluarganya untuk meminang Isabell secara resmi di mansion mewah kediaman keluarga Fernandez.
Dua keluarga berkasta tinggi dan sangat terhormat itu pun menjalin hubungan kekerabatan. Hal itu sungguh menjadi berita hangat di seluruh Meksiko sepanjang bulan Febuari. Bulan baik dimana Damian dan Isabell melangsungkan pernikahan.
Pesta pernikahan Damian dan Isabel pun tak luput dari sorotan media kala itu. Bahkan menjadi topik perbincangan hangat di seluruh Meksiko.
Bagaimana tidak?
Pesta pernikahan mewah mereka di adakan di sebuah kapal pesiar. Kapal pesiar yang berlayar mengarungi perairan laut Karibia selama sepuluh hari sepuluh malam. Sungguh pesta pernikahan terpenomenal! Dan entah berapa banyak biaya yang di keluarkan Damian atas pesta pernikahannya yang besar-besaran itu. Mungkin milyaran peso.
Damian memang pria yang baik dan sangat romantis. Dia rela mengeluarkan banyak uangnya hanya untuk menyenangkan hati Isabell.
Sungguh tipe suami idaman!
Begitu para wanita di Meksiko memujinya. Dan Isabell dianggap wanita yang paling beruntung karena mendapatkan seorang Damian Devardo de Castijo.
Namun pernikahan Damian dan Isabell tak membuat Nyonya Devardo senang.
Benar, Isabell memang gadis yang berkasta sama dengan keluarga Devardo. Namun alangkah baiknya jika Damian tak perlu menikah saja.
Nyonya Devardo lebih suka jika putera tirinya itu melajang seumur hidup.
Dengan begitu Damian tak akan memiliki keturunan untuk melanjutkan generasi Devardo selanjutnya.
Namun saat Damian memintanya untuk meminang Isabell, Nyonya Devardo tak bisa berbuat apa-apa.
Dia berpikir mungkin dia bisa merencanakan sesuatu setelah Damian menikah nanti. Dan untuk melarang putera tirinya itu menikah, rasanya terdengar sangat aneh dan bisa memicu pertanyaan dari Damian nantinya.
Mau tak mau Nyonya Devardo tetap memasang wajah bahagianya saat menyaksikan pernikahan Damian dan Isabell.
Ya, dia memang terlahir sebagai seorang yang pandai memainkan drama. Mungkin dirinya lebih pantas menjadi pemain opera daripada seorang Nyonya Devardo, begitu menurut Berto, menatunya yang sangat bodoh dan tidak berguna itu.
"Damian," pekik Isabell yang beranjak dari tempat tidurnya saat mendengar dentingan merdu piano yang sedang Damian mainkan di sudut kamarnya.
Dengan tubuh hanya berbalut selimut Isabell mengayunkan tungkainya untuk menghampiri pria telanjang dada yang sedang memainkan piano di sana. Bibirnya mengulas senyum, Damian tampak sangat menggemaskan.
"Isabell," ucap Damian sedikit kaget karena Isabell mengecup pipinya dari belakang. Pria itu menghentikan gerakkan jemarinya atas piano-nya. Dia menoleh pada Isabell lalu menarik istrinya itu duduk di pangkuannya.
"Apa aku telah mengganggu tidurmu, Sayang?" Damian menatap manik kebiruan Isabell dengan lembut.
Gadis itu menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.
"Tidak, aku senang melihatmu bermain piano, Hubby. Kau terlihat sangat memukau," jawab Isabell dengan ekpresi gemas akan pria yang sedang memangkunya itu.
"Baiklah, kalau begitu berikan aku sebuah ciuman, Sayang." Damian menatapnya lembut, lantas tersenyum penuh arti.
Isabell membalas tatapan itu dengan penuh gairah. Melihat kesediaan Isabell, Damian segera menurunkan wajahnya dan menyatukan bibir mereka. Sebuah lumatan panas dan lapar. Keduanya terus berciuman seraya menyambut pagi tiba.