Chapter 6
Malam itu terasa sangat panjang. Valerie merasa bingung, lagi dan lagi, berharap di antara kesadaran dan ketidaksadaran. Ketika semua mimpinya telah usai, tangis bayi itu akhirnya terdengar hampir bersamaan dengan datangnya fajar yang menyingsing di kejauhan.
“…… seorang anak, anakku. Aku melahirkan seorang anak.”
Valerie menangis sangat lama sambil menggendong bayi kecil yang diserahkan Maria padanya. Bayi laki-laki yang terlalu kecil. Bayi yang terlalu rapuh seperti bisa hancur hanya dengan menyentuhnya, tapi jantung anak ini jelas berdebar dan ia juga bernafas. Anak Valerie telah lahir dan hidup.
“Aku pasti akan melindungimu. Aku pastikan itu…”
Kali ini, Valerie tidak akan pernah rela untuk kehilangan nyawa kecil ini. Valerie berjanji tidak akan kehilangan anaknya lagi. Dia tidak bisa kehilangan anak ini dengan bagaimanapun caranya, apa pun itu.
“Kau adalah anakku yang berharga.”
Air mata hangat membasahi pipi lembut Valerie. Rambut anak ini hitam, mirip sekali dengan Maximilian. Segera setelah anak ini membuka matanya dan menatap Valerie. Warna mata biru tuanya, bukan mata biru transparan seperti milik Valerie.
Bayi ini sangat teramat mirip ayahnya, Maximilian Edmund. Hati Valerie terluka karena wajah tampan Max muncul, dari hidung mungilnya segalanya terlalu sama.
“Tapi kau adalah anakku sendiri… yang lahir dari kerajaan ini.”
Valerie mencoba menghapus nama Maximilian Edmund. Mulai saat ini, Valerie harus hidup untuk melindungi kehidupan kecil ini. Itu adalah hari terakhir bagi Valerie meneteskan air matanya.
"Aku mencintaimu."
Sesaat Valerie dapat melupakan kehilangannya.
“Aku sangat mencintaimu, anakku.”
Valerie mencium kening anak yang sedang menangis itu. Luka pahit dan menyakitkan telah menghilang tanpa bekas, dan hanya cinta untuk anak itu yang tumbuh selamanya.
Meskipun Valerie tidak bisa begitu mencintai Max, Valerie merasakan cinta mutlak lebih dari segalanya, dan seluruh hidupnya sudah terbayarkan dengan kelahiran anak ini. Cinta tanpa syarat.
“Kerja bagus, Valerie. Kau sudah melalui masa - masa yang berat."
Maria tersenyum saat ketika dia melihat anak di samping tempat tidurnya.
“Dia bayi yang sangat tampan. Dia sangat mirip denganmu. Matanya berbinar-binar seperti ketika saat kau lahir dulu.”
Mata Maria juga terlihat cerah berbinar. Di matanya, yang terpenting sekarang adalah putrinya telah dewasa dan memiliki seorang anak. Kemiripan anak itu dengan Emperor bahkan sangat terlihat.
"Ini anak laki-laki…"
Valerie tersenyum mendengar kata-kata Maria. Garis dari dahi ke hidung sangat mirip dengan Maximilian, dan itu sudah bisa prediksi.
“Aku takut Yang Mulia Raja akan menghabiskan waktu semalaman untuk memikirkan nama untuknya. Yah, dia terlalu banyak berpikir. "
Maria tertawa dan berbicara sambil tersenyum, dan pada akhirnya Valerie bersandar dengan lega.
"Well done, kau sudah berusaha dengan sangat luar biasa. Anak perempuanku tersayang."
Maria mengelus puncak kepala Valerie. Bahkan setelah menjadi seorang ibu, tangan ibunya ini masih tetap terasa sangat hangat.
“Sekarang tidurlah dengan nyenyak, Hmmm ?”
"Ya, Bu..."
Valerie tertidur dengan lemas. Dia memejamkan mata di dalam pelukan ibunya seperti yang dilakukan bayi kecil itu pada Valerie. Maria melihat pemandangan yang indah dan kemudian dia menyeka air matanya. Maria sangat bersyukur sekaligus bangga terhadap putrinya ini, yang telah kembali setelah membuat keputusan yang sangat sulit. Hal yang sama juga terjadi pada Maria, yang hampir saja kehilangan putri tunggal kesayangannya.
"Ya selamat malam. Anakku yang cantik... ”
Maria diam-diam memberkati dan berdoa untuk masa depan anak itu.
“Terima kasih banyak telah datang kedalam keluarga kami.”
Valerie dan anak itu tertidur dengan nyenyak, Entah apakah mereka berdua mendengar suara hati ibu mereka yang memberekati dan mendoakan atau tidak.
Untungnya, baik anak dan ibunya dalam keadaan sehat.
Meskipun anak itu lahir jauh lebih kecil dari bayi pada umumnya, Bayi itu segera menghisap susu ibunya dengan sangat baik dan begitu tenangnya sehingga dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur.
Valerie, Maria dan bahkan sanga Raja, semuanya jatuh cinta dengan bayi kecil ini, dan semua orang menghabiskan waktu bersama bayi itu di dekat di box buaian.
"Putri, tadinya aku sangat khawatir karena bayimu sangat kecil, tapi terima kasih Tuhan."
Nora mengangguk pada Lily, yang melihat pemandangan itu dengan sangat bahagia.
"Aku tidak bisa membayangkan pemandangan seperti ini di dalam keluarga kekaisaran. Aku sangat senang kau kembali dan melahirkan di sini."
“Apakah disana seburuk itu?”
Ketika Nora bertanya dengan hati-hati, ekspresi Lily menjadi gelap.
Lily adalah seorang pelayan yang tumbuh bersama Valerie, dan memasuki istana kekaisaran bersamanya dan selalu berdiri di sisi Valerie. Lily adalah saksi hidup yang berbagi dan menyaksikan kesendirian Valerie di dalam sana.
"Kau tidak bisa membesarkan bayimu sendiri di dalam keluarga kekaisaran. Kau tidak bisa membayangkan rasanya bisa menyusui bayimu sendiri. "
Segera setelah anak dari keluarga kekaisaran lahir, pengasuh yang telah dipilih secara ketat sebelumnya akan membawanya dan membesarkannya. Menyusui bukanlah sesuatu yang harus dilakukan oleh istri seorang bangsawan terutama istri dari seorang Emperor, terkadang mereka hanya bisa melihat anak mereka ketika pengasuhnya sudah siap atau melihat anakmu dari kejauhan.
Bahkan, itu melanggar protokol hukum kekaisaran jika kau mengungkapkan rasa sayang dan cintanya dengan sangat mesra kepada anakmu sendiri. Ketika anak itu sudah cukup besar untuk berjalan, adalah hal biasa untuk menyerahkannya kepada seorang bangsawan untuk membesarkannya. Alasannya adalah, jika orang tua yang sebenarnya membesarkan anak itu sendiri, maka penilaiannya akan kabur karena itu adalah anakmu sendiri.
“Tidak peduli seberapa besar keinginanmu sebagai seorang ibu, kau hanya dapat bertemu dengan anakmu sendiri pada waktu yang telah ditentukan. Semua anak dari keluarga kekaisaran dibesarkan dengan cara seperti itu."
“Itu ternyata lebih menakutkan dari yang pernah aku dengar.”
Nora adalah pengasuh Valerie, tetapi Maria ingin melakukan sebagian besar mengurus dan merawat Valerie sendiri serta menikmati setiap detik pertumbuhan putrinya yang cantik dan cerdas. Tidak peduli berapapun tingginya pangkat seorang bangsawan, bukanlah hal yang 'cacat' bagi kerajaan.
Mungkin Valerie, yang tumbuh seperti itu, tidak bisa beradaptasi dengan keluarga kekaisaran.
“Ya itu benar, di Keluarga Kekaisaran, segera setelah sang putri dinobatkan sebagai Permaisuri, dia telah memilih seorang wanita untuk menyusui bayinya di masa depan.”
Keluarga kekaisaranlah yang harus bersiap untuk melepaskan seorang anak yang belum mereka peluk. Itu adalah hukum protokol kekaisaran, dan bahkan Maxmilian, sang Emperor, lahir dan dibesarkan seperti itu, jadi dia tidak punya pilihan lain.
Namun berkat nasib memutarbalikkan kehidupan Valerie, bayinya tersebut dapat menikmati berkat yang tak terhingga dari keluarganya dan disusui langsung oleh ibu kandungnya sendiri. Itulah mengapa Valerie tidak menyesal sama sekali, tidak peduli betapa indah dan mulianya kursi permaisuri.
“Baiklah, bukankah kita harus memberi tahu Raja bahwa Duke Akchire sudah ada di sini?”
"Aku sudah memberitahunya, tapi dia tidak bergeming sama sekali. Mereka semua telah terpesona oleh bayi ini."
Raja tidak bisa mengalihkan pandangan dari box buaian, mengeluh sakit kepala. Cucunya, yang dia lihat di masa tuanya, sangat tampan hingga dia merasa cucunya lebih manis dan lebih cantik daripada ketika Valerie lahir dulu.
Meskipun Raja terjaga sepanjang malam untuk menentukan nama bayi itu, wajahnya menjadi lebih cerah dan lebih muda, seolah-olah dia telah diremajakan kembali.
“Ngomong-ngomong, kapan bayimu akan diberi nama?”
“Dari tampilan Yang Mulia Raja, aku pikir itu perjalanan yang masih sangat jauh.”
Lily juga mengangguk oleh kata-kata Nora. Raja khawatir dan sangat berhati-hati, tetapi karena dia melihat cucunya, yang tidak sakit bahkan ketika dia memeluknya, dia perlu waktu lagi dalam membuat keputusan besar, untuk memilih sebuah nama bagi cucu pertamanya ini.
“Aku berharap anak ini sehat sebagaimana mestinya.”
“Aku yakin dia pasti akan tumbuh menjadi anak yang sehat.”
"Ya benar."
Lily hanya mengangguk, mencoba menelan kenyataan bahwa bayi itu sangat mirip dengan Emperor maximilian yang dilihatnya dari kejauhan. Lily memutuskan untuk tidak memikirkan fakta bahwa bayi itu adalah putra Emperor Max yang juga adalah seorang pewaris tunggal keluarga kerajaan.
Keinginan Valerie sangat kuat, dan tempat ini penuh dengan orang-orang yang menyayangi bayinya, jadi semuanya akan baik-baik saja.
“Aku ingin kau bahagia sekarang…” Lily berdoa dengan tulus untuk Valerie dan Bayi kecilnya.