Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

02. Legenda Desa Itu

Lalu, apa hubungan goblin dengan desa Birdben?

Jadi, puluhan tahun silam—saat desaku ini baru saja berganti nama—terjadi sebuah peristiwa yang sangat menggemparkan. Ada sebuah keluarga yang kehilangan anak kembarnya di malam bulan purnama. Dua anak sekaligus.

Semua penduduk yang mendengar kabar pun menjadi panik dan berusaha mencari keberadaan anak-anak itu ke seluruh penjuru desa, tapi mereka melewatkan pencarian di hutan Lakebark sebab tak ada seorang pun yang berani mencari mereka di hutan terlarang itu. Konon, sang pengembara yang mendirikan desa ini bertemu dengan Alkonost di sana.

Pencarian dilakukan seharian penuh, mengerahkan banyak pemuda tangguh untuk mencari keberadaan dua anak yang menghilang itu. Penjagaan di desa pun diperketat. Namun, keesokan harinya, penduduk desa Birdben semakin heboh saat salah seorang pemuda yang ikut dalam pencarian dua anak hilang itu pun turut menghilang tanpa jejak!

Tak ada saksi mata yang melihat kemana perginya pemuda itu. Warga desa pun bertambah panik dan semakin gencar meneruskan pencarian mereka.

Pada minggu-minggu berikutnya, ada lagi kasus orang menghilang dari desa. Dia adalah cucu perempuan dari kepala desa saat itu, tapi kali ini ada saksi mata yang melihatnya. Dia adalah ibu dari anak yang menghilang ini. Wanita itu berkata bahwa anaknya telah dibawa oleh dua makhluk aneh berwarna hijau dan berbadan pendek, makhluk-makhluk itu berlari sambil menyeret sang anak. Sebagai seorang ibu, dia menyesal karena tak bisa mengejar mereka yang telah menculik anaknya.

"Goblin." Itulah yang tetua desa katakan.

Merasa kepergian cucu kesayangannya adalah kasus terakhir yang terjadi di desa Birdben, kepala desa yang awalnya tak terlalu peduli dengan kasus ini pun menjadi tersadarkan. Setelahnya, dia kemudian membangun pagar kayu dengan tinggi 20 meter mengelilingi desa. Tujuannya jelas untuk melindungi desa tersebut dari makhluk yang dilihat oleh menantunya pada malam itu.

Hanya ada dua gerbang akses untuk keluar masuk di desa itu, dan dijaga ketat oleh beberapa orang. Gerbang pertama terletak di sebelah Utara desa dan gerbang kedua di bagian Timur desa. Mereka pikir dengan cara menutup akses ke desa ini, para goblin mengerikan itu tidak bisa masuk dan melakukan hal keji seperti penculikan itu lagi. Namun sayangnya, mereka keliru.

Bertahun-tahun kemudian, tepat tujuh tahun setelah kejadian di mana menghilangnya warga desa, tepat pada malam bulan purnama, seorang anak perempuan lagi-lagi menghilang dari desa.

Tak hanya itu saja, desa yang telah diawasi ketat itu tiba-tiba saja dimasuki oleh segerombol goblin yang masuk entah dari mana. Makhluk-makhluk itu berwajah jahat dan tanpa pandang bulu langsung menculik beberapa orang dewasa yang kebetulan berada di luar rumahnya. Ketakutan itu berlangsung selama dua hari dan sudah lebih dari dua orang yang menghilang pada saat-saat itu.

Nenek kemudian mengakhiri ceritanya dengan mengatakan bahwa waktu itu mereka harus melakukan sebuah ritual pengorbanan atas saran dari seorang dukun yang berasal dari negeri yang jauh. Mengingat bahwa mereka telah diserang sang goblin selama berpuluh tahun lamanya.

Dukun tersebut mengatakan kepada mereka untuk menyerahkan beberapa orang anak dan dipersembahkan secara berkala—tujuh tahun sekali—kepada para penghuni hutan Lakebark, sang goblin.

Ritual pengorbanan itu sudah berlangsung sejak aku masih dalam kandungan.

Anehnya, sejak pengorbanan pada malam bulan purnama itu, para goblin tidak lagi menampakkan dirinya dan menyerang desa kami.

Benar-benar sebuah cerita tak jelas yang bahkan tidak dimuat di dalam buku sejarah! Aku bahkan tak tahu apakah kengerian ini sungguh terjadi atau tidak di desaku yang sejak dulu tentram ini. Maksudku ... ayolah, jika cerita itu benar, maka itu sudah terjadi lama sekali. Peristiwa itu terjadi lebih dari 4 dekade yang lalu! Yah, kalau aku tak salah ingat, tapi sama saja. Namanya juga cerita lama yang diceritakan dari mulut ke mulut.

Aku pernah dengar, sebuah cerita yang tidak diketahui siapa pembuat pertamanya apalagi cerita itu terkenal hanya lewat mulut ke mulut, itu menandakan cerita yang dibuat oleh iblis. Karena iblis ingin memecah belah umat manusia. Yah, baik itu atau ini, keduanya sama saja. Toh, tetap cerita, hanya cerita. Kecuali itu adalah biografi atau fakta hidup.

Tak seharusnya ritual sesat ini dilakukan walaupun itu hanya setiap 7 tahun sekali dan mengorbankan nyawa manusia yang tak bersalah. Maksudku, mereka tega menumbalkan orang lain demi kepentingan pribadi. Sungguh, mereka semua psikopat!

Jujur saja, cerita inilah yang membuatku menjadi seorang penakut! Aku selalu terbayang dengan kengeriannya, ditambah lagi kabarnya ini adalah kisah nyata; sesaat setelah desa ini didirikan.

Tiap-tiap kali Nenek bercerita apa yang diketahuinya tentang makhluk kegelapan, aku selalu meringkuk di bawah selimut tebalku layaknya bayi dalam rahim ibu; dengan kedua tanganku yang menutupi telinga.

Aku begitu membenci cerita—cerita yang dibuat orang dewasa hanya untuk menakuti anak-anak sepertiku. Apa dengan itu mereka bisa membalas perbuatan orang tuanya di masa lalu yang suka menceritakan kisah seram kepada mereka dan kembali menceritakan kisah-kisah mengerikan itu kepada anak keturunannya?

Apa benar legenda yang sering kudengar itu nyata?

Apakah benar makhluk mitologi itu ada dan sedang memperhatikan manusia?

Arrggh! Aku pusing! Aku takut! Aku membenci Nenek!

Cerita yang keluar dari mulutnya itu terdengar tidak masuk akal!

Bisa saja anak-anak yang menghilang itu telah memasuki hutan Lakebark dan tersesat jauh di dalamnya?! Atau bisa juga mereka semua jatuh ke dalam jurang karena orang dewasa lengah terhadap anak-anaknya?! Kemungkinan itu bisa saja terjadi, kan?!

Yah, tapi aku masih belum bisa menjelaskan kenapa ada orang dewasa yang dibawa pergi oleh makhluk-makhluk itu? Kalau anak-anak, mungkin bisa dibantah dengan jawabanku sebelumnya. Mungkin saja, goblin itu memang nyata seperti yang dikatakan oleh nenekku.

Tak salah jika aku yang masih berumur tujuh tahun ini selalu membangkang. Ada jiwa pemberontak yang tumbuh dalam diriku. Tapi, bukan hanya aku saja, teman-temanku yang lain juga akan mengabaikan larangan orang tua mereka dan pergi ke area perbatasan, tempat yang memisahkan desa ini dengan hutan Lakebark.

Seperti yang kukatakan, ada dua akses gerbang di desa ini, dan ada satu akses jalan rahasia yang hanya aku dan teman-temanku ketahui. Dua di antaranya adalah gerbang yang dijaga ketat, sedangkan satunya adalah jalan yang tersembunyi dari keramaian.

Anak-anak memang gemar menjelajahi tempat yang baru. Alam selalu mampu memenuhi rasa keingintahuan kami dengan sesuatu yang indah. Tak ada campur tangan teknologi di sini, kami semua tumbuh dalam lingkungan yang menyenangkan.

Apa yang bisa kami harapkan dari desa kecil yang berada jauh dari ibukota? Sama sekali tak ada internet, tak ada hiburan, apalagi supermarket.

Namun, hanya bermain-main di dekat hutan saja, kami semua sudah merasa senang sekali.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel