01. Kisah Desa Birdben
Kisah ini sederhana, diawali dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan biasa yang sering diajukan oleh anak-anak seusiaku. Kutanyakan kepadamu, apa kau tahu apa itu legenda? Apakah itu hanya sebuah cerita rakyat yang digunakan untuk menakut-nakuti anak-anak?
Sebenarnya apa itu mitos? Aku sempat berpikir, bahwa ini hanyalah sejenis permen bulat rasa mint yang terasa enak di lidah, merek permen yang banyak dijual di kota besar. Dan aku tak terlalu menyukai permen jenis ini jika mengingat keterkaitan namanya dengan makna mitos itu sendiri.
Ah, kau tak paham maksudku tadi? Yang kusinggung tadi itu adalah permen Mentos. Mentos sendiri adalah sebuah merek permen rasa mint dalam kemasan yang dijual di toko-toko dan mesin jual otomatis.
Sebenarnya tak ada hubungannya antara Mentos dan mitos. Itu hanya imajinasi anak kecil yang suka menyembunyikan coklat di antara sela-sela giginya saja.
Perlu kau ketahui, mitos itu merupakan kisah suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu yang mengandung penafsiran tentang asal-usul alam semesta, manusia, dan bangsa itu sendiri yang mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.
Kembali ke pertanyaan selanjutnya, kenapa di dunia ini harus ada hantu? Tak bisakah dunia yang indah ini aman tanpa ada makhluk halus seperti itu?
Makhluk mitologi ... makhluk tak kasatmata seperti alien ... apakah mereka semua benar-benar ada? Ataukah sekadar gurauan belaka dari mereka yang menganggap makhluk-makhluk itu nyata?
Tch, sudah berulang kali kuajukan pertanyaan itu, dan sudah ratusan kali juga aku mendengar orang-orang mengajukan pertanyaan sejenis, tapi tetap saja aku tak akan pernah mempercayainya seumur hidupku.
Maksudku, atas alasan apa orang-orang jadi percaya dengan hal-hal berbau takhayul seperti itu?
Aku, Aaron Damien memang sangat membenci semua hal yang berhubungan dengan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehatku. Aku ini masih sangat polos, kau tahu?
Berbicara tentang legenda, mitos atau mitologi—yang mana saja terserah—mereka mengingatkanku pada salah satu cerita lama Nenek yang masih kuingat jelas hingga saat ini. Nenekku itu adalah seorang wanita yang berasal dari bangsa Slavia asli, dari suku Bosniak, dan cukup lama tinggal di Serbia Selatan. Dia, dengan segala keunikan yang dibawanya dari tempat asalnya, membuatku berakhir tak menyukainya. Sungguh.
Di saat anak-anak lain yang seusia denganku tumbuh dengan mendengarkan kisah yang menyentuh hati atau kumpulan dongeng yang penuh dengan ajaran kehidupan yang bisa dipetik. Aku justru tumbuh besar dengan dipaksa mendengarkan kisah mengerikan yang membuatku terjaga sepanjang malam.
Pelakunya tentu saja adalah nenekku!
Beruntung, ibuku yang cantik selalu meyakinkanku bahwa ketakutan-ketakutanku itu sama sekali tidak perlu. Dia meyakinkanku bahwa tidak akan ada seseorang atau monster yang akan merayap keluar secara tiba-tiba dari kolong tempat tidurku dan membawaku masuk ke alamnya.
Setelah yakin semuanya akan baik-baik saja, maka aku akan tertidur di pangkuan Ibu. Semua tentang makhluk mitologi itu benar-benar membuatku berpikir bahwa aku ini sudah gila. Aku mudah parno terhadap sesuatu dan ini semua gara-gara Nenek!
Yah, sejujurnya, aku ini adalah anak yang sangat penakut. Aku tak bisa mendengar seseorang bercerita tentang hal-hal yang telah kusebutkan di atas tadi, tentang legenda, mitos dan sejenisnya. Hanya mendengar tentang makhluk yang merangkak di atap rumah saja dengan tangannya yang kurus sudah cukup membuatku merinding dan histeris.
Meh, aku pengecut, bukan?
Kembali ke nenekku yang eksentrik. Beliau pernah bercerita tentang mitos yang hingga saat ini masih dipercayai olehnya. Tentang makhluk mengerikan yang muncul dari balik kabut di Hutan Lakebark yang terkenal angker dan terlarang untuk dimasuki.
Makhluk-makhluk itu adalah Goblin. Namun, tentu saja yang kumaksud ini bukanlah drama Korea Selatan yang dibintangi oleh Gong Yoo dan Lee Dong Wook yang berjudul sama dengan makhluk berukuran kecil ini.
Jelas ini bukan perwujudan dari mereka! Jika goblin itu yang kumaksud, maka ceritanya akan lain. Di sini aku sedang membicarakan tentang goblin, sejenis makhluk supranatural yang berasal dari bangsa peri, yang rupanya mirip dengan kurcaci, meski sebenarnya mereka jauh berbeda.
Makhluk mengerikan ini memiliki tubuh pendek dengan telinga yang lancip, hidung yang besar, kulit berwarna hijau gelap, dan gigi tajam yang sangat kotor.
Nenek menyimpan kisah ini dan terus menceritakannya padaku secara berulang-ulang agar aku hafal awal mula tragedi yang melibatkan goblin dan desaku ini.
Jauh sebelum desa tempatku dilahirkan ini berubah nama menjadi Birdben, dulunya ia dinamakan sebagai desa Alkonost. Nama itu diambil dari sesosok makhluk yang ditemui oleh seorang pengelana dari Bosnia yang menemukan lokasi untuk membangun sebuah pemukiman manusia.
Saat itu, sang pengembara melihat Alkonost untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Di atas pohon yang besar, dia melihat sesosok makhluk sedang bertengger di sana. Wajahnya merupakan wajah seorang gadis yang sangat cantik dengan tubuh seekor burung berukuran besar. Makhluk itu hanya menatap sang pengelana selama beberapa saat, sampai kemudian terbang dan menghilang di balik awan.
Alkonost merupakan burung legendaris dalam mitologi Slavia. Memiliki tubuh seekor burung dengan kepala dan dada seorang wanita. Nama Alkonost sendiri berasal dari nama Alcyone, demi-dewi Yunani yang diubah oleh dewa menjadi sebuah pekakak. Alkonost bertelur di laut atau pantai kemudian menempatkan mereka ke dalam air.
Laut tersebut kemudian tenang selama beberapa hari, lalu pada hari keenam atau ketujuh di mana telur itu menetas, maka saat itu badai yang sangat mematikan akan datang.
Alkonost tinggal di Nirvana namun masuk ke dalam dunia kita untuk menyampaikan pesan. Saat Alkonost menyanyi, suaranya sangatlah Indah dan siapa pun mendengar suara itu dapat melupakan semuanya. Mereka menyanyikan lagu-lagu memikat hati yang membuat para pelayar yang mendengarnya menjadi terbuai sehingga kapal mereka menabrak karang dan tenggelam.
Beruntung saat itu sang pengembara tidak mendapat nyanyian Alkonost yang mematikan.
Nama desa itu tak bertahan lama, setahun setelah pemukiman mulai ramai, desa tersebut diganti namanya menjadi desa Birdben. Itulah sejarah desaku yang pernah kubaca di buku pelajaran.
Sejak awal terbentuknya desa, ada banyak sekali hal aneh yang terjadi. Tak terkecuali apa yang akan kubagikan kali ini, berdasarkan dari apa yang sering nenekku ceritakan tentang sebuah kisah lama. Tentang makhluk hijau mengerikan yang mendadak menyerang desa Birdben yang awalnya damai ini.
Cerita ini bermula, sejak setengah abad yang lalu. Setiap tujuh tahun sekali, tepat pada malam bulan purnama di pergantian awal bulan baru, saat penjagaan manusia di gerbang desa cenderung sepi, para goblin akan keluar dari tempat tinggal mereka selama ini yang berada di kedalaman hutan Lakebark dan memasuki desa manusia.
Konon, makhluk-makhluk dengan tinggi paling rendah hanya sekitar 30 cm ini akan menculik manusia yang mereka inginkan. Tak peduli yang mereka culik adalah anak-anak, balita atau orang dewasa, mereka akan tetap menyeretnya ke hutan untuk dijadikan santapannya.
Goblin yang menyerang desa kelahiranku ini merupakan bangsa makhluk yang dikenal buas dan ganas, mereka tidak akan segan-segan membunuh sang korban jika korbannya melakukan perlawanan.
Benar-benar makhluk yang tidak punya hati, dan lagi mereka tak pandang bulu akan korbannya. Baik itu pria, wanita, orang dewasa sampai anak-anak, semua akan jadi korban penculikan sang Goblin yang kelaparan pada malam terkutuk itu.