Bab 6 - Putri Jendral Besar Shen
Menteri muda Huang Qiu Lay berharap bisa segera keluar dari situasi di mana banyak orang menatap dirinya dan Xue Na dengan raut wajah amat penasaran. Dari ekor matanya, menteri Lay melihat beberapa nyonya bangsawan, wanita-wanita dari rakyat biasa, bahkan nona-nona muda mulai saling berbisik-bisik dan menduga-duga sosok gadis yang bersamanya.
"Mei-mei mengapa kau lama sekali?" Tanya menteri muda Lay mengejutkan beberapa orang di dekatnya saat menteri Lay sengaja mengeraskan suaranya saat menyebut kata 'mei-mei'
Semua orang di kerajaan ZhaoYu hanya tahu bahwa jendral besar Shen memiliki seorang putri, namun selama 15 tahun kabar kelahiran putri jendral besar Shen. Tak ada satupun orang yang tahu, rupa dan wujud dari sosok putri jendral besar Shen kecuali keluarga besar Huang.
Jangankan para masyarakat penduduk kerajaan ZhaoYu, pihak kerajaan baik dari menteri dan pejabat, dokter, tabib dan perawat, atau bahkan keluarga kerajaan pun tak ada yang tahu sosok Xue Na.
Putri jendral Shen jarang keluar dari kediamannya, ia tak pernah menghadiri pesta yang di adakan kerajaan atau mengadiri undangan jamuan teh dari beberapa nyonya atau nona-nona muda keturunan bangsawan, menteri dan pejabat. Ia selalu tidak hadir dalam setiap acara atau undangan. Nyonya Chen yang merupakan nyonya kedua kediaman keluarga besar Huang selalu beralasan bahwa ponakannya sedang tidak sehat. Namun melihat putri jendral Shen hari ini yang tampak sangat sehat, membuat beberapa orang memiliki keraguan dalam hati mereka.
Mungkin saja selama ini nyonya Chen melarang putri jendral besar Shen keluar dari kediaman keluarga besar Huang seperti yang rumor akhir-akhir ini beredar bahwa kediaman rumah kedua dan kediaman rumah ketiga keluarga besar Huang selalu menyiksa dan memperlakukan putri jendral besar Shen dengan buruk, mungkin hal inilah yang membuat jendral besar Shen bersikukuh melakukan pemisahan keluarga.
Xue Na baru saja mendapat pesanannya, ia segera menghampiri kakak keduanya dengan kening yang mengernyit bingung.
"Gege kedua, aku bahkan tidak mengantri hingga 1 shicen ( 1 shicen = 2 jam) mengapa gege kedua mengatakan aku lama?" Tanya Xue Na sedikit kesal dengan pertanyaan kakak keduanya.
Menteri Lay menghela nafas berat yang entah sudah keberapa kali, ia mendekat pada adiknya dan membisikan sesuatu yang membuat kedua mata Xue Na membulat.
Xue Na melirik sekitarnya, ia lalu meringis saat menyadari apa yang dikatakan kakak keduanya benar.
"Gege kedua, mengapa semua orang menatapku seperti itu?" Tanya Xue Na merapatkan dirinya pada menteri Lay.
"Itu karena mereka baru pertama kali melihatmu mei-mei" jawab menteri Lay lirih "tidak usah berlama-lama di sini, ayo pulang" tambah menteri Lay mulai melangkah acuh mengabaikan para kumpulan orang yang menatap mereka.
Saat mereka telah cukup jauh, menteri Lay pun bernafas lega. Namun semua itu tak bertahan lama saat jarak dirinya dengan rombongan pemuda tampan yang berdiri di depan sebuah kedai membuat menteri Lay bimbang.
"Gege kedua mengapa kau berhenti?" Tanya Xue Na.
"Sial! Kita tak bisa kabur saat ini!" Gumam menteri Lay saat rombongan pemuda itu tak sengaja melihatnya.
"Ah, menteri muda Huang Qiu Lay" panggil salah satu pemuda berpakaian berwarna ungu muda.
Namanya telah di panggil, dan saat ini menteri Lay tidak punya pilihan lain selain menghadap pada para pemuda itu yang entah kenapa bisa berada di luar istana.
Menteri Lay melangkah mendekati mereka, Xue Na, Chi An dan Hua Mo pun mengikuti langkah menteri Lay yang tampak terasa berat menghampiri para pemuda itu.
"Mei-mei, bersikap baik dan lemah lembutlah di hadapan mereka. Kau hanya perlu mengikuti gege" bisik menteri Lay yang membuat Xue Na mengerutkan keningnya dalam.
"Apa maksud gege kedua?" Tanya Xue Na juga berbisik
"Nanti juga kau akan tahu mei-mei. Saat ini kau cukup mengikutiku" jawab menteri Lay masih berbisik.
Keempatnya kini tiba di hadapan tiga pemuda tampan yang sesaat membuat Xue Na terpesona akan ketampanan mereka. Di balik punggung menteri Lay, Xue Na nyaris berteriak saat melihat pemuda tampan seperti oppa-oppa yang ada di negri tetangga Korea.
"Salam hormat pada para pangeran ZhaoYu" sapa menteri Lay yang membuat rahang Xue Na nyaris jatuh.
'A-a-apa?'
'Pangeran?'
Untuk sesaat Xue Na merasa linglung. Jika menteri Lay tak menegurnya, mungkin ia masih akan termenung.
"Mei-mei!"
Xue Na tersentak dari lamunannya, ia lalu mengerjap sebelum mengikuti pergerakan menteri Lay yang membungkuk memberi hormat.
"Salam hormat pada para pangeran" kata Xue Na lembut dan membungkuk 90 derajat seperti yang di lakukan oleh menteri Lay.
Para pangeran yang mendapat salam hormat dari nona muda dengan wajah yang sangat asing membuat mereka terkejut, rasa terkejut mereka tak berselang berapa lama sebelum kesadaran mereka kembali sepenuhnya.
"Bangunlah" kata pemuda berpakaian ungu muda.
Menteri Lay, Xue Na, Chi An dan Hua Mo lantas bangun dan kembali berdiri tegak. Ketiga pemuda yang merupakan para pangeran kerajaan ZhaoYu, kini mulai menatap Xue Na dengan tatapan penasaran.
Xue Na jelas merasa risih dengan tatapan mereka, Xue Na lantas bersembunyi di balik punggung menteri Lay dengan perasaan takut-takut.
"Ah, nona muda yang bersama hamba adalah mei-mei hamba yang mulia pangeran" kata menteri Lay menjawab rasa penasaran ketiga pangeran di hadapannya.
Pemuda berpakaian ungu muda adalah pangeran kedua Yu Ma Lao, pemuda berpakaian hijau adalah pangeran pertama Yu Pan Jiang, dan pemuda yang usianya setara dengan Xue Na yang saat ini berpakaian jingga adalah pangeran muda ketiga Yu Di Hong. Ketiga pemuda itu terkejut dan dengan kompak "Huang Xue Na?"
Dengan cepat menteri Lay mengangguk mengiyakan seruan ketiga junjungannya. Di belakang menteri Lay, Xue Na mulai menarik-narik ujung lengan baju menteri Lay. Xue Na merasa ingin cepat-cepat pulang. Ia sungguh sangat tidak nyaman dengan tatapan banyak orang. Jika di masa depan, ia bekerja sebagai CS di bank swasta dan selalu bertemu banyak adalah hal yang biasa bagi Xue Yui yang berada dalam raga Xue Na. Namun, entah ke mana hilangnya rasa percaya diri Xue Yui dalam diri Xue Na? Mengapa hari ini ia begitu gugup dan tidak nyaman di tatap penasaran oleh banyak orang.
Menteri Lay mengerti maksud kode dari Xue Na, ia dengan segera berpamit setelah basa basi beberapa saat dengan pangeran Jiang, pangeran Lao dan pangeran Hong dengan alasan Xue Na tak enak badan.
Pangeran Jiang, pangeran Lao dan pangeran Hong pun mengizinkan mereka pergi dan saat itulah Xue Na mampu bernafas dengan lega.
"Aku nyaris pingsan berdiam diri di bawa terik matahari" keluh Xue Na
Menteri Lay hanya mengeleng kepalanya, sedangkan Chi An dan Hua Mo tersenyum kecil mendengar keluhan Xue Na.
"Ini karena salahmu sendiri mei-mei" balas menteri Lay yang membuat Xue Na cemberut
******
Jendral Shen dan jendral muda Fai baru saja pulang dari istana setelah menghadiri dan mengikuti serangkaian rapat militer mengenai pesta penyambutan dan penghargaan yang diberikan kaisar Yu Long Wu atas kemenangan yang mereka raih.
Saat ini langkah jendral Shen dan jendral muda Fai tampak sangat tergesah, hal itu di karenakan saat mereka pulang, mereka tak sengaja berpapasan dengan para pangeran.
Pangeran Yu Pan Jiang mengatakan ia bertemu dengan Xue Na dan Qiu Lay di ibukota ZhaoChu. Pangeran Jiang memuji kecantikan Xue Na, selain itu pangeran Jiang mengatakan jika selama ini mereka sengaja menyembunyikan Xue Na karena paras cantiknya bak mutiara dan sebuah giok yang halus.
Selama ini jendral Shen tidak pernah menyembunyikan putrinya, hanya saja sejak dulu Xue Na memang lebih betah di kediaman mereka. Ternyata alasan mengapa Xue Na lebih memilih berdiam diri di kediaman dikarenakan ancaman dan larangan dari Chen Rui Qi.
Namun hari ini mendengar putrinya keluar kediaman sungguh mengejutkan, selain itu, pangeran Yu Ma Lao seakan menunjukan ketertarikan pada putrinya. Bukannya jendral Shen tak mampu membaca gerak gerik dan bahasa tubuh pangeran Lao, jendral Shen dan jendral muda Fai sangat tahu ketertarikan pangeran Lao bukan hanya sekedar tertarik, tapi sudah menjurus pada obsesi. Keduanya jelas tahu itu saat pangeran Lao mengatakan ia sangat berterima kasih kepada jendral Shen apabila mampu membawa Xue Na pada pesta penyambutan dan penghargaan nanti.
Jendral Shen tidak menyukai semua pangeran kerajaan ZhaoYu, bukan karena mereka jelek. Tapi karena jendral Shen tahu semua pangeran begitu berambisi merebut posisi putra mahkota yang sampai saat ini tak pernah metampakan dirinya di muka umum kecuali di hadapan kaisar Wu.
Tanpa mereka sadari, dibalik kegelapan seorang pemuda tampan terus mengamati mereka dengan beberapa pengawal lainnya.
"Putri jendral Shen ternyata seperti yang rumor katakan!"
*****
Pemuda dengan topeng emas yang menutupi setengah wajahnya menoleh tanpa minat pada sahabatnya, setelah ia memuji kecantikan putri jendral Shen. Saat ini mereka memang tengah mengintai kediaman baru jendral Shen yang tidak jauh dengan kediaman pemuda tampan di balik topeng emasnya.
Dari aura kepimimpinan yang sudah melekat dari lahir pada diri pemuda tampan dengan topeng emas yang menutupi setengah wajahnya, semua orang tahu bahwa ia adalah putra mahkota Yu Feng Zian. Walaupun menyembunyikan setengah wajahnya, orang yang melihatnya sudah mampu menebak wajah di balik topeng emas itu amat sangat tampan.
"Kita balik sekarang!" Perintah putra mahkota Zian.
"Tks, kau sama sekali tidak asik Zian!" Keluh sahabatnya Han Tian Niu
"Bukankah urusan kita telah selesai?" Tanya putra mahkota Zian "Apa lagi yang kau tunggu? Semuanya telah selesai, kau sudah melihat putri jendral Shen. Dan sekarang kita harus kembali, masih banyak harus kita urus!" Tambah putra mahkota Zian yang membuat Tian Niu berdecak semakin kesal.
Dengan wajah yang di tekuk dalam, Tian Niu pun melangkah meninggalkan tempat persembunyian mereka, ia meninggalkan putra mahkota Zian yang masih mengamati sebuah pavilium di bagian barat.
"Putri jendral Shen memang gadis yang cantik seperti yang paman Hua Xiao Yu katakan" gumam putra mahkota Zian sebelum menyusul Tian Niu
Jubah kebesaran putra mahkota Zian melambai-lambai karena hembusan angin kencang malam ini. Malam ini seperti hari biasa, putra mahkota Zian, Tian Niu dan para prajurit khusus yang ia latih secara pribadi baru saja menyelesaikan beberapa urusan yang selama ini ia selidiki secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan siapapun kecuali mereka yang ikut dalam rencana putra mahkota Zian.
Selama ini putra mahkota Zian merasakan adanya kejanggalan di setiap masalah pemerintahan yang terjadi di kerajaan ZhaoYu selama beberapa tahun terakhir. Karena merasa curiga dan perasaannya merasakan adanya ketidak beresan, maka dari itu putra mahkota Zian berinisiatif menyelidiki masalah yang tengah terjadi di pemerintahan secara rahasia.
Sayang hari ini mereka tak mendapat banyak bukti dikarenakan Tian Niu begitu penasaran akan sosok putri jendral Shen yang hari ini dengan begitu cepatnya mengemparkan ibukota ZhaoChu dengan begitu mudahnya karena sebuah rumor yang beredar bak sebuah penyakit menular.
Saat malam baru saja menyapa, Tian Niu bersikukuh ingin melihat sosok putri jendral Shen dari jarak yang aman. Tian Niu yang memang keras kepala tetap saja pergi walaupun tanpa seizin dari putra mahkota Zian. Akhirnya putra mahkota Zian mengalah dan menuruti permintaan Tian Niu. Dan untuk pertama kalinya, putra mahkota Zao tidak menyesal mengikuti keinginan Tian Niu tanpa sebab. Putra mahkota Zian tidak tahu alasan mengapai ia tidak menyesal, saat ini yang ia tahu, pesona putri jendral Shen seperti candu dan hal itu sangat di sadari putra mahkota Zian sebagai hal yang berbahaya untuk saat ini.
"Ben gong harus menjaga jarak jika seperti ini, putri jendral Shen sangat berbahaya" gumam putra mahkota Zian.
Empat hari berlalu begitu cepat, hari ini adalah hari pesta penyambutan dan penghargaan yang di selenggarakan kerajaan ZhaoYu untuk menghargai kemenangan dan perjuangan para prajuritnya.
Di sebuah kediaman yang berada di perumahan Wen yang tampak sangat asri dari rumah lainnya, seorang nona muda berusia 15 tahun tengah termenung dan mengabaikan sarapan paginya. Nona muda itu tidak lain adalah Huang Xue Na, mendekati dua minggu keberadaannya di dinasti Zhao, selama itu pula ia belum menemukan maksud dari jiwa asli sang pemilik raga.
Ia diminta untuk menyelesaikan sesuatu yang belum selesai, ia diminta untuk berpikir keras bahwa apa yang terjadi di masa depan selalu berhubungan dengan masa lalu. Tapi apa sebenarnya yang harus ia selesaikan? Dan kejadian seperti apa yang akan berhubungan dengan masa depan?
Sampai saat ini Xue Na belum menemukan jawaban dari kata kunci yang masih sangat kelabu yang diberikan oleh jiwa Xue Na yang asli. Jika ia terus seperti ini, kapan ia bisa kembali pulang?
******
Pesta penyambutan dan penghargaan yang di adakan kerajaan ZhaoYu untuk para prajurit pejuang yang membela dan menjaga di perbatasan rawan peperangan. Pulang membawa keberhasilan dan kemenangan serta pulang dengan keadaan sehat dan selamat adalah anugerah dan keberuntungan tiada tara.
Untuk ke sekian kalinya, kerajaan ZhaoYu membawa pulang kemenangan setelah berperang mempertahankan wilayah perbatasan kerajaan dari serangan kerajaan lain yang ingin merebut wilayah kerajaan mereka. Semua itu berkat para prajurit yang berjuang mempertaruhkan nyawa mereka, juga berkat pimpin dan strategi dari para jendral dan panglima.
Memberi mereka pesta penyambutan dan penghargaan jelas tidak seberapa dengan apa yang mereka taruhkan dan perjuangkan. Namun untuk membalas sedikit jasa mereka pada negara dinasti Zhao, kaisar Wu dengan besar hati dan ikhlas memberi mereka semua sebagian harta kekayaan kerajaan ZhaoYu atas jasa mereka.
Saat ini, matahari sudah mencapai pada puncaknya. Terik matahari semakin panas dan menyengat kulit mereka dengan ganas. Namun semua itu tak meruntuhkan semangat para pelayan, dayang dan kasim yang bertugas mengurus segala keperluan dan kelancaran pesta penyambutan dan penghargaan yang akan di mulai sore hari.
Disaat semua penghuni kerajaan sibuk, disisi lain, tepatnya di menor putra mahkota. Putra mahkota Zian tampak sibuk dengan dunianya sendiri. Selama ini putra mahkota Zian tidak pernah mengikuti segala acara atau pesta yang di selenggarakan oleh istana. Karena jarang terlihat, muncul sebuah rumor yang mengatakan bahwa putra mahkota Zian adalah seorang pesakitan, cacat dan buruk rupa.
Hal itu semakin membuat semua orang menegaskan bahwa rumor itu adalah hal yang benar di karenakan pihak kerajaan, baik kaisar Wu dan keluarga kerajaan lainnya tidak menyangkal dan menegaskan bahwa hal itu tidak benar.
Keluarga kerajaan tak bisa menyangkal, membela ataupun menegaskan bahwa rumor itu tidak benar di karenakan sejak lahir putra mahkota selalu di sembunyikan oleh kaisar Wu.
Putra mahkota Zian adalah putra dari permaisuri Yang Li Hua sedangkan pangeran Jian dan pangeran Hong merupakan anak dari selir pertama Hui Zhang Yi dan pangeran Lao merupakan anak dari selir kedua Ji Ran Xui. Permaisuri Hua merupakan wanita pertama dan cinta pertama kaisar Wu dari dulu hingga sekarang, sampai saat ini posisi permaisuri Hua masih menjadi nomor satu di hati kaisar Wu. Walaupun permaisuri Hua telah meninggal saat usia putra mahkota Zian masih tiga tahun, kaisar Wu masih menjadikan permaisuri Hua sebagai wanita pertama yang mengisi hidup dan juga hatinya. Untuk para selirnya, kaisar Wu tidak memiliki perasaan cinta sama sekali kepada mereka. Kaisar Wu memiliki selir itu pun karena terpaksa dan atas desakan para menteri dan pejabatnya.
Walaupun kaisar Wu memiliki dua orang selir, ia tidak pernah berniat menjadikan salah satu selirnya sebagai permaisuri. Sebab, bagi kaisar Wu, hanya permaisuri Hua lah wanita satu-satunya yang pantas untuk posisi itu. Meskipun permaisuri Hua telah tiada, posisi permaisuri tetap biarkan kosong oleh kaisar Wu karena kecintaannya pada permaisuri Hua.
"Zian"
"Zian!" Panggil Tian Niu untuk ke sekian kalinya.
Pemuda yang duduk dekat jendela sama sekali tak mendengar panggilan sahabat sekaligus orang kepercayaannya. Saat ini raganya memang masih berada di menornya, namun jiwanya entah berkelana ke mana.
Tian Niu yang mulai kesal dengan sikap putra mahkota Zian melangkah mendekat, saat ia sudah berada di samping putra mahkota Zian, tanpa segan-segan ia memukul pemuda yang tengah melamun itu karena kesal.
Buk!
Buk!
Buk!
"Aw!" Pekik putra mahkota Zian kesakitan saat Tian Niu memberinya pukulan bertubi-tubi.
"Tian Niu, berhenti memukulku!" Kata putra mahkota Zian penuh peringatan.
"Aku tidak akan berhenti memukulmu, pemuda sialan!" Balas Tian Niu dengan amarah yang berkobar "aku sedari tadi memanggilmu, namun kau sama sekali tidak mendengarkanku. Aku bahkan menjelaskan dan melaporkan tugas yang kau berikan padaku, tapi kau sama sekali tidak merespon semua yang ku katakan. Kau tahu, aku berasa menjadi orang yang bodoh berbicara sendirian!" Tambah Tian Niu mengeluarkan semua lahar panas dari kemarahannya dengan sosok putra mahkota Zian.
"Iya, iya. Maafkan aku, sekarang berhentilah memukulku!" Kata putra mahkota Zia penuh sesal.
Tian Niu menghentikan aksi memukulnya, ia lalu bersedekap dan menatap putra mahkota Zian dengan tatapan kesal.
"Jika kau mengulangnya, aku tidak akan memaafkanmu" kata Tian Niu yang untuk ke ribuan kalinya ia ucapkan kata peringatan itu hingga putra mahkota Zian hafal luar dalam.
Putra mahkota Zian yakin, apa yang Tian Niu katakan tidak akan pernah terjadi. Sebab, nyatanya, walaupun putra mahkota Zian melakukan kesalahan, Tian Niu masih saja memaafkan putra mahkota Zian. Alasannya, Tian Niu sudah menganggap putra mahkota Zian sebagai adiknya sendiri. Ia terlalu menyayangi putra mahkota Zian sehingga apapun kesalahan yang putra mahkota Zian lakukan, Tian Niu bisa dengan mudah memaafkannya.
"Jadi, apakah putri jendral Shen akan menghadiri pesta jamuan?" Tanya putra mahkota Zian langsung pada intinya.
Tian Niu memutar bola matanya malas, sebelumnya ia telah melaporkan hal itu. Namun karena junjungannya tengah melamun, itu berarti Tian Niu harus mengulang laporannya.
"Putri jendral Shen bernama Huang Xue Na, yang mulia putra mahkota" kata Tian Niu mengingatkan.
"Tks, aku tidak menanyakan namanya" decak putra mahkota Zian.
"Hamba hanya ingin memberi tahu anda" balas Tian Niu sengit.
"Sudahlah, berdebat denganmu tidak akan ada habisnya" kata putra mahkota Zian mengalah
"Sekarang jawab pertanyaan Beng gong, sebelumnya" titah putra mahkota Zian
Tian Niu mendengus namun tetap menjawab juga pertanyaan putra mahkota Zian "Nona Huang Xue Na akan menghadiri jamuan"
"Kalau begitu, kita juga harus hadir" jawab putra mahkota Zian yang membuat Tian Niu terkejut.
"Apa?"