Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 - Pemutusan Hubungan Keluarga

"TIDAK ADA PERTIMBANGAN, KEPUTUSANKU ADALAH HAL YANG MUTLAK TERLEBIH AKU KEPALA KELUARGA DI SINI. SEGALA KEPUTUSANKU SAMA DENGAN TITAH!" Tegas jendral Shen

"Kakak pertama, aku akan memberi hukuman pada Chen Rui Qi dan kedua anakku. Mohon untuk pertimbangkan lagi keputusan anda" pinta Huang Di Lu

"MEMBERI HUKUMAN?" Beo jendral Shen "KAU PIKIR HANYA DENGAN MEMBERINYA HUKUMAN, AKU AKAN TETAP TINGGAL DI SINI?" Tanya jendral Shen mencemoh

"AKU TIDAK AKAN MENGUBAH KEPUTUSANKU, SEKALIPUN ADIK IPAR PERTAMA DAN ANAK-ANAKMU MATI SEKALIPUN!" kata jendral Shen.

"SEJAK AWAL AKU MEMBERI KALIAN KEPERCAYAAN UNTUK MERAWAT DAN MENJAGA PUTRA DAN PUTRIKU, AKU TIDAK PEDULI JIKA KALIAN MENGHAMPUR-HAMBURKAN KAS BERSAMA, ATAU MEMBAGI HADIAH - HADIAH YANG DIBERIKAN KAISAR ASALKAN KALIAN MENYAYANGI PUTRA DAN PUTRIKU SEPERTI ANAK KALIAN" Jeda jendral Shen "TAPI APA INI? KALIAN MENGECEWAKANKU DAN INGIN MENGHANCURKAN KAMI!" Lanjut jendral Shen.

"JIKA SAJA LAY'ER, AKU DAN FAI'ER TIDAK PULANG SAAT ITU. MUNGKIN KAMI HANYA AKAN MELIHAT TUBUH KAKU NA'ER! UNTUNGLAH SANG PENCIPTA MASIH MENYAYANGI KAMI SEHINGGA NA'ER SELAMAT, NAMUN HAL ITU TIDAK AKAN PERNAH MEMADAMKAN AMARAH DAN DENDAMKU KEPADA KALIAN!"

"HARI INI AKU SUDAH MEMUTUSKAN PEMISAHAN KELUARGA, KITA SUDAH TIDAK TERIKAT LAGI KARENA AKU TELAH MEMBUANG KALIAN! KAS YANG SELAMA INI KAMI SUMBANG KEDALAM KAS BERSAMA AKAN KAMI AMBIL DAN LAGI, BERHENTILAH MEMOHON AGAR AKU MEMPERTIMBANGKAN KEPUTUSANKU. SEBAB SEMAKIN KALIAN MEMOHON, MAKA SEMAKIN RENDAH DAN MENJIJIKAN KALIAN DI MATAKU!" Tambah jendral Shen dengan begitu kejam.

"Kakak pertama-

"Berhentilah membujuk Ayah paman Di Lu!" Kata jendral Fai memperingati.

"Jangan jadi seperti orang yang paling rendahan dari seorang pengemis. Keputusan Ayah adalah yang terbaik bagi kami! Paman jangan menghalangi" tambah jendral Fai.

"Tentu saja mereka akan membuang harga diri mereka gege pertama, bukankah tanpa kita mereka tidak ada apa-apanya di mata semua orang? Selama ini semua orang menghormati mereka dikarenakan keluarga kediaman rumah pertama. Tanpa kita, semua orang akan bersikap seolah-olah mereka hanyalah benalu yang selama ini ada karena reputasi keluarga kita" kata menteri Lay di ambang pintu masuk aula leluhur.

Tidak ada yang salah dengan apa yang Huang Qiu Lay katakan, malah apa yang ia katakan adalah kebenaran. Mereka tidak akan dihormati dan bersikap sombong dan angkuh jika bukan karena reputasi dan prestasi keluarga kediaman rumah pertama yang di segani banyak orang. Mereka tidak ada apa-apanya tanpa keluarga kediaman rumah pertama.

Alasan mereka meminta jendral Shen mempertimbangkan keputusannya adalah takut reputasi mereka jatuh, takut akan ada rumor mengenai pemisahan keluarga mereka dan yang paling penting dari keduanya adalah karena mereka takut, kekurangan finansial.

Selama ini tanpa uang sumbangan dari keluarga kediaman pertama yang selalu menyumbang bertel-tel emas dan perak dalam jumlah yang banyak, mereka tidak akan bisa makan mahal dan berpakaian mahal dan mewah.

Namun sekarang saat mendengar jendral Shen memutuskan melakukan pemisahan keluarga, semua itu seketika berubah menjadi bencana besar. Terlebih lagi jendral Shen akan mengambil uang yang mereka sumbangkan dalam kas bersama, dan itu berarti saat ini dalam kas bersama hanya tinggal sebagian besar uang milik kediaman rumah kedua dan sisanya milik kediaman rumah ketiga yang tidak seberapa.

"Ayahanda, hari ini kita bisa pindah!"

"Kakak ipar pertama, tolong pertimbangkan lagi keputusan anda" mohon Liu Sun Mei bersujud dan membenturkan kepalanya di atas permukaan lantai aula leluhur yang dingin.

"Kami minta maaf, kami minta maaf. Tapi kakak pertama tolong jangan lakukan pemisahan" sesal Chen Rui Qi memohon dan tak lupa bersujud dan memaksa kedua anaknya melakukan hal yang sama.

"Xue Na, katakan pada ayahmu untuk membatalkan keputusannya. Kami bersalah telah menyakitimu, maafkan kami. Kami berdosa padamu" raung Chen Rui Qi yang tak mampu membayangkan kehidupannya yang mungkin akan sengsara apabila kediaman rumah pertama betul-betul mengajukan pemisahan keluarga.

"BERANI-BERANINYA KAU MEMERINTAH MEI-MEIKU!!" Teriak menteri Lay marah.

"Apakah maaf dari kalian bisa menghapus rasa takutku? Apakah maaf kalian bisa menyembuhkan luka fisik dan batin yang kalian berikan?" Tanya Xue Na yang sedari tadi diam

"Mungkin di permukaan kalian berpikir luka itu sepenuhnya sembuh, namun dari dalam luka itu masih basah dan menganga lebar!" Lanjut Xue Na menggambarkan betapa ia paling tersakiti dan menjadi korban yang paling teraniaya selama ini.

"Kami minta maaf Xu-"

"Berhentilah meminta maaf" bentak Xue Na "maaf saja tidak akan bisa menyembuhkan luka yang kalian berikan" lanjut Xue Na lantas membuang muka kesegala arah dan mulai membalikan badannya bergegas meninggalkan aula leluruh di ikuti jendral Fai dan Hua Mo.

"Kami akan pindah hari ini, jadi nyonya kediaman kedua, bisakah kembalikan kas yang selama ini kami sumbang dalam kas bersama!" Kata menteri Lay tersenyum miring saat melihat orang-orang yang selama ini melukai adiknya memucat.

'Ini belum berakhir' batin menteri Lay menyeringai kejam.

*****

Jendral Shen dan menteri Lay baru saja kembali di kediaman rumah pertama saat urusan kas keuangan mereka telah mereka ambil. Kas yang mereka ambil hanya tinggal sebagian, sebab sebagiannya lagi telah di pergunakan untuk perbaikan aula leluhur dan sebagian lagi entah ke mana.

Saat keduanya baru saja memasuki pekarangan, semua perabot mereka telah dikemas dan semuanya telah tersusun rapi di halaman dan siap untuk di angkat dan di naikan di atas kereta.

Xue Na telah mengganti pakaiannya, pakaian yang Xue Na kenakan tampak begitu serasi kontraks dengan kulit putih bersih milik Xue Na.

Pakaian atas Xue Na berwana merah muda, tak lupa di balut dengan jaket bulu domba berwarna putih. Bawahan Xue Na berwarna biru muda dengan pinggiran rok yang di sulam dari benang penak dan emas. Model rambut Xue Na tidak terlalu rumit, ia hanya meminta pelayan mengepang rambutnya dan memberi beberapa hiasan penjepit rambut.

Kecantikan Xue Na bertambah saat ia memoleskan riasan tipis pada wajahnya. Xue Na yang sejak dulu jarang merias diri atau berpakaian mewah karena jarang berpergian selain dalam kediaman keluarga besar Huang saat ini tampak sangat berbeda.

"Mei-mei kaukah itu?" Tanya menteri Lay mendekati Xue Na dan berputar menyusuri penampilan Xue Na.

"Astaga, gege keduamu ini tak menyangaka mei-mei-nya akan secantik ini" puji menteri Lay.

"Gege kedua berhentilah seperti itu" keluh Xue Na "gege kedua membuatku malu!" Tambahnya yang mengundang tawa banyak orang.

Saat semua orang tengah sibuk dengan kegiatan mereka, beberapa pelayan mulai melangkah menuju belakang kediaman rumah pertama dengan mengendap-endap. Mereka adalah pelayan milik Chen Rui Qi yang selama ini menjadi orang kepercayaan yang selalu memantau dan memberi informasi kepada Chen Rui Qi masalah yang terjadi di kediaman pertama.

Mereka semua menuju kebelakang sebab Chen Rui Qi meminta mereka menemuinya sebelum keberangkatan. Mereka semua telah berkumpul dan tak berselang berapa lama, sosok Chen Rui Qi datang dengan memar di keningnya.

"Aku tidak mau tahu! Kalian harus mencelakai atau jika perlu bunuh Xue Na!"

Semua pelayan yang mengabdi padanya jelas sangat terkejut, mereka tidak pernah bertindak sejauh itu. Selama ini mereka hanya memata-matai dan memberi informasi, mencelakai atau membunuh Xue Na sama sekali tidak pernah terlintas dalam benak mereka. Walaupun mereka kadang di bayar telat, semua itu kesalahan Chen Rui Qi sebagai kepala bagian keuangan kediaman keluarga besar Huang.

Jika jendral Shen dan jendral Fai pulang dari tugas mereka, Xue Na tidak pernah tidak memberi mereka bonus dari hadiah-hadiah yang di dapatkan jendral Shen dan jendral Fai dari istana. Tapi saat ini mereka di perintahkan mencelakai atau membunuh Xue Na, apakah mereka mampu?

Para pelayan yang merupakan orang kepercayaan Chen Rui Qi pun balik ke halaman depan saat Chen Rui Qi telah memberi mereka tugas baru. Saat mereka balik, semua pelayan kediaman rumah pertama tengah berbaris di halaman.

Para pelayang yang baru saja datang jelas kebingungan, namun kebingunang mereka seketika lenyap di gantikan dengan raut wajah terkejut saat menteri Lay menyebut nama mereka dan nama beberapa pelayan lain.

"Semua nama pelayan yang menteri ini sebut adalah nama-nama pelayan yang kami pecat, alasannya tidak perlu kalian pertanyakan lagi" jeda menteri Lay.

"Sebab kami tidak sebodoh itu untuk tidak menyelidikinya sampai ke akar-akarnya!" Tambah menteri Lay menyeringai kejam.

"Para pelayan yang Lay sebutkan akan kembali dijual ke rumah perbudakan, atau jika perlu dijual di rumah pelacuran" jelas jendral Fai dingin.

Mendengar mereka akan kembali di jual di kedua tempat mengerikan tersebut, dengan segera mereka memohon ampun dan belas kasih dari keluarga kediaman rumah pertama.

Sayang keputusan sudah mutlak dan tidak mampu di ganggu gugat terlebih lagi manejer rumah perbudakan dan menejer rumah pelacuran telah berada di sana dan mulai memilih-milih mereka dan setelahnya mereka di seret dengan paksa keluar dari halaman kediaman rumah pertama menuju tempat baru mereka yang selama ini adalah tempat yang lebih mengerikan dari neraka.

Setelah mengumumkan pemisahan keluarga, kediaman rumah pertama siang ini mulai memindahkan semua prabot dan barang-barang mereka ke salah satu rumah yang ada di perumahan Wen. Semua orang yang baru siang ini mendengar rumor pemisahan keluarga yang di lakukan jendral Shen terhadap rumah kediaman kedua dan rumah kediaman ketiga di kediaman keluarga besar Huang jelas sangat terkejut.

Tidak ada angin, tidak ada hujan. Jendral Shen yang baru pulang dari peperangan dua hari yang lalu mengajukan pemisahan keluarga pada kementeri an Gongbu (kementeri an pekerjaan umum). Pemisahan keluarga yang di ajukan jendral Shen yang secara tiba-tiba membuat semua orang merasa curiga bahwa ketiga rumah di kediaman keluarga besar Huang telah terjadi persiteruan.

Selama ini kediaman keluarga besar Huang tak pernah terdengar terjadi masalah dalam keluarga mereka, namun melihat jendral Shen yang melakukan pemisahan keluarga yang tiba-tiba, jelas membuat semua orang mulai menduga bahwa ada sesuatu yang terjadi dalam keluarga besar Huang.

Semua orang tidak bodoh untuk tidak mulai berspekulasi dan menduga-duga alasan apa yang terjadi dengan keluarga besar Huang sehingga jendral Shen mengajukan pemisahaan keluarga. Jika di pikir secara mendalam keluarga Huang memang jarang mendapat rumor, entah karena terlalu pandai menyembunyikan masalah atau terlalu licik menyuap para pengosip yang menyebar rumor atau berita burung.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan kediaman keluarga besar Huang?" Tanya nyonya Qi Mei Hun istri pejabat Ju Yun Peng, pada pelayannya.

"Menjawab nyonya besar, menurut yang pelayan rendah ini dengar. Jendral Shen melakukan pemisahan keluarga, nyonya besar" jawab pelayannya.

"Tks, bukan itu yang aku maksud. Semua orang juga sudah tahu hal itu. Maksudku apa alasan jendral Shen melakukan pemisahan keluarga? Bukankah selama ini kediaman keluarga besar Huang baik-baik saja?" Tanya nyonya Hun

"Anda tidak dengar nyonya besar?" Tanya pelayannya terkejut.

"Apa maksudmu?" Tanya nyonya Hun balik.

Pelayannya mulai mendekat dan membisikan rumor yang ia dengar pada junjungannya, seketika mata nyonya Hun terbelalak terkejut. Setelah mendengar apa yang pelayannya katakan, wajah nyonya Hun merah padam karena amarah.

"Pilihan pemisahan keluarga memang adalah pilihan yang tepat di lakukan jendral Shen, orang-orang seperti mereka tidak pantas menghirup udara yang sama dengan jendral Shen setelah apa yang mereka lakukan pada putri jendral Shen" kata nyonya besar Hun penuh amarah.

"Pantas saja selama ini putri jendral Shen tidak pernah keluar dari kediaman keluarga besar Huang" tambahnya dengan nada mengiba.

Entah dari mana rumor itu mulai tersebar, alasan pemisahan keluarga yang di lakukan oleh jendral Shen kini mulai beredar di kalangan masyarakat sehari setelah keluarga kediaman pertama Huang pindah ke perumahan Wen.

Semua orang yang mendengar prilaku keluarga kediaman rumah kedua dan keluarga kediaman rumah ketiga keluarga besar Huang merasa marah dengan perlakuan kedua rumah di kediama keluarga besar Huang saat jendral Shen tidak ada.

Mereka merasa amat marah dan mulai menghujat, memaki dan memandang rendah dua kediaman yang ada di kediaman besar keluarga Huang. Selain itu, mereka juga merasa kasihan dan iba atas penderitaan yang di terima oleh putri jendral Shen yang selama ini belum pernah mereka lihat wajahnya.

Sejak Xue Na lahir, ia memang tidak pernah keluar dari kediaman besar keluarga Huang. Maka dari itu semua orang hanya tau nama putri jendral Shen tanpa tahu wujud dan paras dari putri jendral Shen yang tangguh.

Pagi ini, Huang Xue Na keluar dari kediaman barunya setelah semalaman membantu menata penempatan segala prabotan di rumah baru mereka.

Xue Na patut memberi jempol pada rumah yang dipilih oleh gege keduanya, rumah yang mereka tempati lumayan besar. Halamanya juga sangat luas, hijau dan asri. Terdapat 5 bangunan utama, yakni 4 pavilium dan 1 aulau besar. 2 bangunan besar untuk tempat tinggal para prajurit khusus, juga untuk aula pertemuan, selebihnya ada 4 bangunan sedang, yakni 2 bangunan untuk para pelayan, 1 bangunan dapur dan ruang makan serta 1 bangunan untuk penyimpanan.

Xue Na lumayan menyukai suasana rumah baru mereka, selain karena rumah mereka asri dan hijau. Rumah mereka berada paling pojok yang ada di perumahan Wen sehingga suasana rumah mereka tidak terlalu ramai karena posisi rumah mereka yang berada di ujung jalan buntu.

"Kau menyukai rumah ini mei-mei?" Tanya menteri Lay yang melangkah menghampiri Xue Na.

"Tentu gege kedua" jawab Xue Na.

"Syukurlah jika kau suka" balas menteri Lay.

"Ohiya gege kedua, mengapa gege kedua ada di sini? Gege kedua tidak ke istana?" Tanya Xue Na heran dengan keberadaan menteri Lay di kediaman baru mereka, biasanya menteri Lay akan pergi ke istana sejak dini hari.

"Hari ini gege tidak memiliki tugas mei-mei" jawab menteri Lay.

Xue Na mengangguk lalu, terlintas sebuah ide dalam kepala Xue Na. Ia ingin mengajak gege keduanya menemaninya jalan-jalan di ibukota, Xue Yui dalam tubuh Xue Na sungguh penasaran dengan suasana ibukota kerajaan ZhaoYu.

"Karena gege kedua tidak bertugas, bagaimana kalau menemaniku jalan-jalan di ibukota?"

******

Dengan segala bujuk rayu, hingga sebuah ancaman yang Xue Na lontarkan pada Huang Qiu Lay. Pada akhirnya, di sinilah Xue Na berada. Di keramaian ibukota kerajaan ZhaoYu yang siang ini masih tampak ramai oleh pengunjung, pembeli atau orang-orang yang hanya sekedar berjalan-jalan di bawa terik matahari yang kian memanas.

Jarak antara rumah dan ibukota hanya berjarak 100 chi (1chi = 1/3 meter) karena jarak yang lumayan dekat, Xue Na lebih memilih berjalan kaki bersama Huang Qiu Lay yang menekuk wajahnya kesal dan tak lupa di belakang keduanya ada Chi An yang kini di pindah tugaskan menjadi pengawal pribadi Xue Na bersama Hua Mo.

"Gege kedua, anda tidak boleh cemberut seperti itu" tegur Xue Yui yang mulai nyaman menjadi Xue Na.

"Ketampanan gege kedua seketika hilang di gantikan dengan wajah menyeramkan" tambah Xue Na yang membuat Chi An dan Hua Mo terkekeh di belakang keduanya.

Wajah Huang Qiu Lay yang sedari awal masam, kini berubah menjadi kecut. Suasana hatinya hari ini sedang buruk karena adik kesayangannya merusak rencana istirahatnya di waktu libur yang harusnya ia nikmati dengan ketenangan. Selain itu, menteri muda Lay malas keluar kediaman karena rumor pemisahan keluarga mereka yang masih hangat di perbincangkan. Padahal sudah dua hari berlalu sejak kepindahan dan juga keputusan pemisahan keluarga yang mereka lakukan, namun rumor itu tak kunjung juga surut terkikis oleh waktu.

Menteri Lay mendesah lelah untuk kesekian kalinya saat mereka menginjak ibukota. Di sepanjang jalan utama, terdapat banyak pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Jualan mereka mulai dari makanan ringan hingga berat, kertas dan kanvas, lukisan dan hiasan rumah berupa kursi, meja, lemari, guci dan segala jenis perabotan rumah, selain itu juga terdapat penjual perhiasan mulai dari perak, emas bahkan hingga giok dan mutiara, tak lupa penjual kain yang berjajar, hingga toko penjahit yang memamerkan hasil jahitan baju baru mereka.

Ibukota kerajaan ZhaoYu tampak sangat ramai, menyesakan dan tampak sangat hidup dengan segala aktivitas yang dilakukan banyak orang. Xue Na menyukai suasana tersebut, ia sangat antusias menarik menteri muda Lay menuju berbagai penjual makanan.

"Gege kedua, aku ingin kue beras itu" tunjuk Xue Na kembali menarik menteri Lay yang entah sudah keberapa kalinya.

Sebelum mencapai penjual kue beras tersebut, menteri Lay berhenti mendadak dan membuat Xue Na nyaris jatuh. Untungnya Xue Na mampu menyeimbangkan tubuhnya yang hampir limbung.

"Gege!"

"Mei-mei, gege keduamu ini sudah sangat lelah. Bisakah kita pulang saja?" Tanya menteri Lay

"Gege kedua, aku ingin makan kue beras. Aku janji ini yang terakhir dan setelah itu kita pulang, yah?" Bujuk Xue Na dengan nada memelas.

Orang - orang yang tadi sibuk berlalu lalang kini melirik sekilas menteri Lay dan Xue Na, langkah mereka perlahan terhenti karena penasaran dengan sosok gadis cantik yang kini bersama perdana menteri muda Huang Qiu Lay.

Menteri Lay yang menyadari tatapan semua orang mulai mengarah pada mereka pun menghela nafas berat, ia lalu mengiyakan permintaan Xue Na dari pada harus berlama-lama menjadi tontonan banyak orang. Menteri Lay sadar, setelah ini rumor baru akan kembali memanaskan ibukota.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel