Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 - Tidak Sadarkan Diri

Jendral Shen mengeser pintu kamar Xue Na dengan hati-hati, setelah pintu sepenuhnya terbuka, ia mendapati Xin Fai membaringkan adiknya ke atas peraduannya.

"Apa yang terjadi Fai'er?" Tanya jendral Shen menghampiri putranya.

Huang Xin Fai menghela nafas berat, ia lalu berkata "Ayah kita perlu bicara hal yang serius"

Jendral Shen menggangguk mengerti, ia lalu berbalik dan berkata "keruangan pribadi Ayah" perintahnya.

Huang Xin Fai pun berdiri dari sisi peraduan, ia lalu mengikuti langkah jendral Shen dari belakang. Sebelum meninggalkan pavilium barat milik Xue Na, jendral Shen berpesan pada Chi An yang merupakan orang kepercayaannya dan juga pada Xi Hua Mo yang merupakan pengawal pribadi Xue Na untuk menjaga Xue Na dengan penjagaan yang ketat.

"Apakah Qiu Lay sudah pulang Ayah?" Tanya jendral muda Xin Fai di tengah perjalanan menuju kediaman utama rumah pertama.

"Lay'er akan menyusul, kau tenang saja Fai'er" jawab jendral Shen.

Huang Xin Fai menggangguk mengerti, tak berselang berapa lama Huang Qiu Lay dari kejauhan mulai melangkah mendekati mereka. Baju kebesaran perdana menteri nya melambai-lambai tersapu angin yang membawa serta debu dan kotoran, tanpa menganti pakaiannya lebih dulu, Qiu Lay bergabung dengan jendral Shen dan Xin Fai.

"Hormat kepada Ayahanda dan gege pertama" kata Lay saat tiba di hadapan keduanya.

"Syukurlah kau cepat kembali, kami baru saja akan membahas masalah yang amat penting" balas jendral muda Fai.

"Kalau begitu apa lagi yang kita tunggu? Mari bicarakan sekarang" Kata perdana menteri Lay.

"Kau tidak mengganti bajumu dulu Lay?" Tanya jendral muda Fai

"Tidak perlu gege pertama, akan memakan banyak waktu jika aku harus menganti baju terlebih dahulu" jawab perdana menteri muda Lay.

"Terserah kau saja" balas jendral muda Fai.

Rahang jendral Shen mengeras, wajahnya merah padam. Tangannya terkepal kuat, kuku-kukunya memutih dan menusuk serta mengoyak kulit telapak tangannya saat ia mendengar penjelasan penyelidikan anak pertamanya atas apa yang terjadi di kediaman Huang selama ia pergi.

Jendral Shen marah besar, bukan hanya ia, tapi jendral muda Fai pun demikian. Sedangkan menteri muda Lay terduduk lemas di lantai karena begitu terkejut dengan penyelidikan kakak pertamanya mengenai apa yang Xue Na alami selama mereka pergi.

Tubuh menteri Lay mengigil hebat, adiknya Xue Na hampir diperkosa di hari di mana ia di temukan meninggal di tengah kolam. Huang Li Bao adalah pria yang nyaris menperkosa adiknya, bukan hanya sekali ia hampir melecehkan Xue Na, tapi hampir setiap hari saat ia menemukan peluang dan cela.

Sebagai seorang kakak, ia merasa gagal menjaga adiknya. Adiknya hampir di lecehkan oleh sepupunya sendiri, jika saja pengawal pribadi Xue Na, Hua Mo tidak cepat menolong adiknya.

Ternyata insiden pemerkosaan tersebut telah direncanakan oleh nyonya kediaman kedua, dan kedua anaknya. Mereka ingin menghancurkan kediaman rumah pertama dengan menghancurkan masa depan Xue Na.

Huang Xue Na adalah permata berharga kediaman rumah pertama, selain itu, Xue Na adalah harapan kediaman rumah pertama untuk hidup saat mendiang ibu mereka Tao Na Yue meninggal saat melahirkan Xue Na.

Jendral Shen dan kedua putranya bertahan hidup karena sosok Xue Na, menghancurkan masa depan Xue Na sama saja menghancurkan mereka.

Sejak dulu kediaman rumah kedua, memang tidak menyukai pencapaian yang di raih rumah pertama. Namun menteri muda Lay tak menyangka, mereka akan melakukan hal keji dan kejam seperti ini.

"Tidak akan kumaafkan, aku tidak akan memaafkan mereka!" Teriak menteri muda Lay

"Lepaskan, lepaskan aku gege pertama" teriak menteri muda Lay meronta dalam dekapan jendral muda Fai yang kini memeluk adiknya dari belakang.

"Sadarkan dirimu Huang Qiu Lay!" Gertak jendral muda Fai.

"Tenangkan dirimu, kita akan membalas perbuatan mereka bersama-sama" tambah jendral muda Fai berusaha menenangkan menteri muda Lay.

"Tapi gege --

"Tidak ada tapi gege kedua, aku juga ingin ikut andil dalam membalaskan perbuatan mereka"

Ketiga pria beda usia dan generasi yang berada di ruangan tersebut serentak menoleh ke arah pintu, mereka sungguh terkejut menemukan gadis cantik berwajah pucat berdiri di ambang pintu bersama Chi An dan Hua Mo.

"Xu--xue Na"

*******

Xue Yui yang ada pada raga Xue Na entah mengapa merasa amat sakit ketika ingatan masa lalu sang pemilik raga terus berputar seperti sebuah kaset rusak dalam kepalanya. Ingatan itu sangat menyakitkan, Xue Yui bahkan merasakan seluruh tubuhnya koyak hingga mencapai pada tulang belulangnya.

Huang Xue Na, gadis usia 15 tahun harus merasakan namanya sakit dan penderitaan di usia remajanya. Disaat semua nona-nona muda menghabiskan waktunya untuk menghadiri jamuan teh dari teman sebayanya, atau menghabiskan waktunya untuk belanja pakaian atau perhiasan, ia hanya tetap berdiam diri di kediamannya hanya karena ancaman nyonya kediaman rumah kedua, Chen Rui Qi.

Chen Rui Qi mengancam dan melarangnya keluar karena aduan Huang Ru Mei, putri kesayangannya. Huang Ru Mei sangat membenci apabila Xue Na keluar dari kediaman keluarga besar Huang dan menjadi pusat perhatian, Ru Mei sangat membenci Xue Na hingga mendarah daging karena terlahir dari keluarga yang berkecukupan sedangkan dirinya? Harus bersyukur hidup sekedar cukup dan apa adanya. Jika saja kas keuangan keluarga besar Huang yang di kepalai oleh Chen Rui Qi yang merupakan ibunya tidak memanipulasi uang kas seluruh kediaman yang ada di kediaman keluarga Huang, bisa di pastikan Ru Mei tidak akan memiliki banyak koleksi pakaian mewah dan mahal, serta perhiasan yang langka.

Hal yang paling Ru Mei benci hingga ketulang-tulangnya, adalah saat semua orang membanding-bandingkan dirinya dengan Xue Na yang di berkati oleh Sang pencipta. Kebencian Ru Mei yang besar pada Xue Na membuat Chen Rui Qi melarang Xue Na ke mana pun kecuali dalam kediaman Huang. Selain karena kebencian Ru Mei, Chen Rui Qi sadar dengan kehadiran Xue Na dalam keluarga besar Huang akan menjadi batu sandungan dan hambatan untuk Ru Mei menikah. Bukan karena apa? Chen Rui Qi takut Xue Na akan lebih dulu menikah di banding Ru Mei, padahal usia Ru Mei sudah memasuki usia pantas menikah.

Ternyata ancaman Chen Rui Qi di manfaatkan oleh putranya Huang Li Bao yang menyimpan rasa pada adik keempatnya, Xue Na. Ia memanfaatkan hal itu dengan berusaha mendekati dan mengganggu Xue Na, namun karena seringnya Xue Na menolak. Li Bao marah besar, dan mulai mendekati Xue Na dengan kasar dan brutal.

Kadang kala, Xue Na merasa takut berdiam diri di kediamannya apalagi saat Huang Qiu Lay saudaranya harus masuk ke istana guna menjalankan tugasnya. Xue Na selalu di liputi ketakutan dan ke khawatiran apabila Qiu Lay tidak ada, sebab di saat Qiu Lay pergi dan ayah beserta gege pertamanya tengah mendapat tugas menjaga pertahanan dan ke amanan di perbatasan. Maka saat itulah Huang Li Bao akan selalu datang dan nyaris memperkosanya.

Hal itu terus berulang dan mengguncang pisikologis Xue Na, hingga hari di mana Huang Li Bao menyuarakan keinginannnya merenggut kesucian Xue Na pada Chen Rui Qi yang langsung di setujui Huang Ru Mei yang begitu bersemangat membayangkan kehancuran masa depan Xue Na.

Chen Rui Qi yang di liputi ambisi tanpa berpikir panjang mulai menyusun rencana bersama kedua anaknya untuk menghancurkan masa depan Xue Na yang merupakan harapan hidup kediaman pertama.

Membayangkan posisi Xue Na membuat Xue Yui yang ada dalam raga Xue Na merasa marah, darahnya mendidih di setiap aliran pembulu darahnya. Ini sungguh kelewatan dan Xue Yui yang sekarang adalah Xue Na tidak akan membiarkan hal menyedihkan itu terus terulang.

Ia akan mengantikan Xue Na membalaskan dendamnya pada tiga orang yang selalu menyiksa dan menganiayanya. Maka dari itulah, di sinilah Xue Na berada. Berdiri di ambang pintu ruangan pribadi ayahnya di temani Chi An dan Hua Mo.

"Xu-xue Na"

"Mei-mei mengapa kau di sini, bukannya kau sedang tidur?" Tanya jendral Fai yang lebih dulu sadar dari keterkejutannya.

"Aku tidak bisa tidur, karena bayangan menyedihkan, penderitaan, penyiksaan dan ketakutan yang terus menerus kualami" ingin rasanya Xue Na mengatakan hal itu, sayangnya kalimat itu hanya bisa tertahan di tenggorokannya dan sebagai gantinya ia berkata "aku tidak bisa tidur, gege pertama" jawabnya.

"Tapi mei-mei kondisimu masih lemah, kau masih sakit dan butuh istirahat" kata jendral Fai memperingati.

"Tidak ada yang lebih sakit, ketika kau masih bisa melihat orang yang memberimu rasa sakit dan rasa takut selama bertahun-tahun masih hidup dan menghirup udara yang sama bersamamu" balas Xue Na yang menohok hati jendral Shen, jendral Fai dan menteri Lay.

"Rasa sakit ini tidak sebanding dengan siksaan batin yang mereka berikan" tambah Xue Na lirih.

Bayangan masa kelam dalam ingatan Xue Na, membuat Xue Yui dalam raganya merasa amat kasihan. Ia ingin menegakan keadilan atas penderitaan Xue Na, ia ingin membalaskan dendam atas rasa sakit dan takut yang Xue Na rasakan. Xue Yui ingin membalas perbuatan mereka hingga tulang belulang mereka hancur, namun hal pertama yang ingin ia lakukan adalah berpisah dengan keluarga besar Huang demi kelancaran rencananya.

"Ayahanda, putrimu ini akan selalu mengingat kejadian mengerikan yang membuat putri ini selalu merasa takut apabila tetap tinggal di sini" adu Xue Na dengan mata memancarkan ketakutan.

"Ayahanda, tidak bisa kah kita tinggal di kediaman lain?" Pinta Xue Na memohon.

Semua orang yang berada diruangan tersebut jelas tahu maksud dari permintaan Xue Na, mungkin benar. Mereka harusnya lebih dulu melakukan pemisahan keluarga sebelum memikirkan rencana balas dendam.

Pemisahan keluarga akan membuat Xue Na aman, mereka hanya perlu mencari kediaman yang jauh dari kediaman besar Huang.

"Ayahanda, putramu ini setuju dengan permintaan mei-mei. Ini demi keselamatan dan kenyamanan kita bersama, terlebih dengan pemisahan keluarga ini. Kita tak usah khawatir masalah kas kediaman Huang yang selalu dimanipulasi oleh pelacur itu" tambah Jendral Fai menyetujui permintaan adiknya.

"Besok kita akan melakukan pemisahan keluarga secara resmi di aula leluhur, mendiang jendral Juan tidak akan marah jika kita melakukan hal ini demi kebaikan kita" putus jendral Shen.

"Lay'er, besok segeralah cari kediaman yang jauh dan pastinya besar dan nyaman untuk kita tinggali. Kau harus menemukan yang kiranya layak sebelum pesta jamuan penghargaan kaisar diadakan seminggu lagi" perintah jendral Shen pada putra keduanya.

"Dilaksanakan Ayahanda" jawab menteri Lay bersemangat.

*****

Pagi-pagi sekali, Huang Qiu Lay pergi meninggalkan kediaman keluarga Huang tanpa membuat siapa pun curiga. Pagi ini ia berniat mencari kediaman baru untuk mereka tempati.

Semalam jendral Shen memberinya amanat mencari kediaman baru untuk mereka, dan tentu saja dengan senang hati menteri muda Lay menerimanya. Terlebih sejak dulu, ia sudah memiliki lokasi rumah yang selama ini ia sukai secara sembunyi-sembunyi.

Perumahan Wen adalah tujuan Qiu Lay saat ini, perumahan Wen merupakan jajaran rumah mewah dan besar. Tempatnya tidak terlalu ramai, jaraknya dengan ibukota hanya berjarak 100 chi dan jarak dari istana hanya 300 chi. Jarak yang lumayan dekat ketimbang dengan kediaman mereka saat ini.

Perumahan Wen sangat mahal sehingga hanya beberapa orang yang tinggal di perumahan tersebut, orang-orang yang tinggal di perumahan itu kebanyakan merupakan pangeran, bangsawan, pejabat dan saudagar kaya raya.

Pemilik perumahan tersebut adalah kenalan menteri Lay, selain karena ia sudah memiliki rumah yang akan ia beli di perumahan Wen tersebut. Menteri Lay juga bisa bernegosiasi dengan pemilik perumahan Wen agar harga jual salah satu rumah miliknya tidak terlalu mahal. Walaupun keluarga kediaman rumah pertama bisa membelinya tanpa menawar, setidaknya menteri Lay berusaha membujuk tuan Mo terlebih dahulu.

"Wah, apa yang membuat perdana menteri Lay datang kemari sepagi ini?" Tanya tuan Mo sang pemilik perumahan Wen

"Hehehe, menteri muda ini datang ingin membeli rumah itu, tapi sebelumnya, tidakkah anda mengasihani saya dan memberi pengurangan harga?" Tanya menteri Lay memelas.

"Saya sudah menyukai rumah yang berada paling pojok perumahan Wen sejak lama, dan anda sudah mengetahui hal itu. Tidakkah anda mengasihaniku dan membiarkan menteri muda ini memilikinya?" Tanya Lay lagi dengan nada yang sama.

"Ck, tidak usah berperilaku seperti itu. Pria tua ini tahu, perdana menteri mampu membelinya tanpa harus melakukan negosiasi terlebih lagi perdana menteri terlahir dari keluarga berada" balas tuan Mo yang membuat menteri Lay cemberut.

"Paman Mo ini tidak adil, seharusnya paman memberiku pengurangan harga karena paman adalah saudara mendiang ibuku" kata menteri Lay merajuk.

"Ck, kau selalu saja membawa-bawa keluarga dalam masalah negosiasimu Lay'er" dengus tuan Mo.

"Sekarang katakan, alasan apa lagi yang membuatmu ingin membeli rumah itu?" Tanya tuan Tao Gui Mo yang merupakan saudara dari Tao Na Yue yang merupakan mendiang istri jendral Shen.

"Kami akan melakukan pemisahan keluarga!" Jawab menteri Lay.

"Apa?" Teriak tuan Mo terkejut

"Paman!" Tegur menteri muda Lay

"Hehehe, maaf" ringis tuan Mo menyadari kesalahannya.

"Apa alasan kalian melakukan pemisahan keluarga?" Tanya tuan Mo

"Bukankah sejak dulu paman meminta kami melakukan pemisahan keluarga?" Tanya menteri Lay balik

"Kami akan melakukannya sekarang, lagian apa yang selama ini paman duga dan khawatirkan adalah sesuatu yang benar" lanjut menteri Lay.

"Apa paman bilang! Mereka semua adalah orang-orang yang jahat, mereka hanya baik jika adik ipar pulang dari tugas yang di berikan yang mulia kaisar" kata tuan Mo menggebu.

"Sudahlah, jadi paman akan memberi rumah itu bukan?" Tanya menteri Lay.

"Tentu saja" jawab tuan Mo cepat " tapi tanpa potongan harga" lanjutnya.

"Paman!"

*****”

Diaula utama leluhur kediaman keluarga Huang, jendral Shen selaku anak pertama mendiang Jendral Juan saat ini menempati posisi kepala keluarga. Jendral Shen saat ini menduduki kursi kepala keluarga sambil menatap tajam keluarga kediaman rumah kedua dan keluarga kediaman rumah ketiga, Jendral Shen tidak akan lagi menutupi ketidak sukaannya dengan dua keluarga dari rumah kedua dan ketiga.

Saat ini suasana dalam aula utama leluhur begitu dingin dan mencekam. Atmosfir dalam ruangan terasa begitu menyesakan, aura dingin yang di keluarkan jendral Shen begitu dingin hingga menusuk kulit hingga tulang.

"Jadi ini yang kalian lakukan selama jendral ini pergi?" Tanya jendral Shen dengan aura mengintimidasi.

"Adik pertama, aku tak tahu apa yang kau ajarkan dan didikan kepada istri dan anak-anakmu, BERANI-BERANINYA KALIAN MERENCANAKAN HAL KEJI KEPADA PUTRIKU!" Teriak jendral Shen dengan amarah yang mulai meledak.

"CHEN RUI QI, WANITA JALANG! TERKUTUKLAH KAU WANITA BEDEBAH, WANITA SIALAN! BISA-BISANYA KAU MEMANIPULASI KEUANGAN SELAMA INI, BERANI-BERANINYA KAU WANITA DARI RUMAH PELACURAN INGIN MERUSAK MASA DEPAN PUTRIKU DENGAN MEMBIARKAN PUTRAMU MELAKUKAN PELECEHAN HINGGA RENCANA PEMERKOSAAN PADA PUTRIKU!" Teriak jendral Shen marah.

"SELAIN ITU, KAU BAHKAN MENDIDIK PUTRIMU BERPERILAKU TERCELA DAN SAMA JALANGNYA DENGAN DIRIMU. KAU MEMBIARKAN PUTRIMU MENCELAKAI PUTRIKU!" lanjut jendral Shen berang.

Wajah keluarga rumah kedua seketika pucat, sedangkan wajah keluarga kediaman rumah ketiga tampak berbinar bahagia. Namun semuanya tak bertahan lama, saat jendral Shen tak lupa menyeret mereka juga dalam kemarahannya.

"DAN KAU ADIK KEDUA" Kata jendral Shen menatap tajam Huang Chao Cai

"BERHENTILAH MENJADI BENALU DAN MENJADI LINTAH YANG MENGHISAP DARAH DAN MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI KAMI! KAU TIDAK MALU TERUS BERGANTUNG PADA KAMI?" Sindir jendral Shen begitu sinis.

"JIKA BUKAN KARENA KAS BERSAMA, KAU TIDAK AKAN BISA BERTAHAN SAMPAI SEPERTI INI" Tambah jendral Shen mencela.

"AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN KALIAN LEPAS DARI ANCAMAN DAN HUKUMANKU! TAK PEDULI KALIAN BAHKAN MELAPOR PADA PENGADILAN AKAN MASALAH INI, AKU TIDAK TAKUT. SEBAB SEMUA BUKTI KEJAHATAN KALIAN TELAH KAMI SELIDIKI" kata jendral Shen menyeringai

"DAN SATU LAGI, AKU INGIN PISAH KELUARGA!" Tambah jendral Shen mengejutkan semua orang yang ada di ruangan.

"Kakak pertama apa maksud anda?" Tanya Huang Di Lu yang sedari tadi bungkam dan mendengar semua cercaan jendral Shen

"Kakak pertama, tolong pertimbangkan kembali keputusan anda" pinta Huang Chao Cai yang begitu terkejut dengan pengakuan jendral Shen yang ingin melakukan pemisahan keluarga.

"MENGAPA KAU BERTANYA MENGENAI ALASAN AKU INGIN MELAKUKAN PEMISAHAN KELUARGA? BUKANKAN SUDAH JELAS KARENA AKU TAK INGIN MENGHIRUP UDARA YANG SAMA DENGAN ORANG-ORANG RENDAH DAN MENJIJIKAN SEPERTI KALIAN!" Jawab jendral Shen dingin.

"AKU TAK INGIN MENGALAMI HAL YANG SAMA, AKU JUGA TAK INGIN KEMBALI DITIPU DAN DIRUGIKAN DENGAN KEBERADAAN KALIAN. SUDAH CUKUP UNTUK BEBERAPA TAHUN TERAKHIR DAN SEKARANG, AKU DAN KELUARGA KEDIAMAN RUMAH PERTAMA TAK INGIN MENJADI BAGIAN DARI KALIAN!" Lanjut jendral Shen.

"Kakak pertama adikmu ini mohon untuk pertimbangkan lagi keputusan anda!" Pinta Huang Chao Cai memohon dengan sangat.

"Apa yang di katakan Tuan Chao Cai benar kakak ipar pertama, tolong pertimbangkan keputusan anda lagi, tolong pertimbangkan resiko dan juga pandangan banyak orang mengenai hal ini!" Tambah Liu Sun Mei.

"TIDAK ADA PERTIMBANGAN, KEPUTUSANKU ADALAH HAL YANG MUTLAK TERLEBIH AKU KEPALA KELUARGA DI SINI. SEGALA KEPUTUSANKU SAMA DENGAN TITAH!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel