Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab. 4

4. Ingin lebih dekat

****

Sore ini, ada semacam pesta kecil di rumah Bunga. Katanya sih, untuk merayakan hari jadinya dengan pacarnya yang setahun. Itu sebabnya, Bunga mengundang hampir semua kelompok populer mereka untuk datang ke rumahnya. Tempatnya ada di halaman belakang rumah Bunga, di dekat kolam renang yang cukup besar. Halaman itu sudah dihiasi sedemikian rupa dan sudah dipenuhi oleh banyak orang.

Setelah setengah jam berlalu, acara tersebut pun berakhir. Bita memilih duduk di pinggir kolam bersama Adila sambil bercakap-cakap. Sementara itu, di dalam kolam, sudah ada beberapa orang yang berenang, termasuk Atha, yang mendadak jadi topik obrolan Adila.

"Atha manis, ya, Bit," katanya.

Bita ikut melihat Atha yang tengah berenang, lantas tersenyum. "Nggak boleh naksir, ya!" ucapnya, bercanda.

"Hahaha, ya nggak lah. Emm... tapi lo udah pernah dicium Atha belum?"

What?!!

Bita tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Pertanyaan macam apa itu?

"Hahaha, ketahuan. Belum, ya? Ih, nggak asik banget sih."

"Pernah, kok," jawab Bita, malu.

"Di mana? Di pipi? Jidat lo?"

"Masa gue harus cerita sih?" Bita memelotot, sedangkan Adila cekikikan melihatnya.

"Gue berani taruhan. Lo sama Atha pasti belum pernah ciuman. Hahahaha."

Astaga! Adila ini... frontal banget sih!

Bita tahu apa maksudnya. Dia dan Atha memang tidak pernah melakukan itu. Tapi apa salahnya? Lagian, nggak pantes banget sih ngomongin hal begituan.

"Apa, sih, lo! Bisa bahas yang lain kali, Dil."

"Yeeee, belum pernah sih lo. Asal lo tau aja ya, dulu si Tiara aja abis sama si Atha." Adila menyebut nama Tiara, mantan pacar Atha yang juga Bita kenal.

"Abis gimana?!"

Demi Tuhan! Adila ngomong apa, sih?

"Tapi ini rahasia, ya. Lo jangan bahas ini sama Atha!"

Dengan jantung berdegup kencang, Bita menganggukkan kepalanya.

"Dulu, waktu mereka pacaran, mereka sering banget berduaan. Bunga pernah nggak sengaja ngelihat mereka lagi ... begitulah. Terus, Tiara sendiri juga cerita kalau dia itu udah ngasih semuanya sama Atha. Gitu deh pokoknya."

Hati Bita seperti terbakar mendengarnya. Rasa cemburu perlahan menguasainya. Masa sih Atha begitu?

"Gosip kali. Gue udah kenal Atha dari kecil dan setahu gue Atha nggak pernah nakal. Sama gue Atha nggak gitu kok."

"Tau kenapa? Mungkin, karena selama ini, Atha tuh cuma anggap lo temennya, bukan pacarnya."

Perkataan Adila benar-benar menyentil hati Bita. Walau menyakitkan, entah mengapa Bita merasa hal itu benar. Rasa marah, muak, dan cemburu membuat air muka Bita berubah seketika.

"Hei?" Atha tahu-tahu muncul dari bawah kaki Bita yang terendam air. Cowok itu memasang senyum manis yang tidak mendapat tanggapan baik dari Bita.

Adila yang menyadari perubahan pada raut wajah Bita, tersenyum jahil dan mendorong tubuh Bita hingga tercebur ke dalam kolam.

"Hahaha, nggak usah dipikirin kali, Bit. Orang gue cuma bercanda kok, hahahaha!" kata Adila, entah itu sungguhan atau tidak.

Bita mengusap wajahnya yang basah, kemudian berseru dengan kesal, "Adilaaa! Gue nggak bawa baju ganti tahuuuu!"

"Haha, soriii. Udah ya, gue ke sana dulu, hihihi." Adila berlari kecil ke arah Bunga yang sedang mengobrol bersama empat orang temannya.

"Adila ngomong apa sampe kamu cemberut gitu?" tanya Atha.

Bita tidak tahu apa perkataan Adila tadi benar atau tidak, jadi daripada penasaran, Bita akhirnya bertanya, "Kamu ... sama Tiara ... pernah?"

Atha menaikkan satu alisnya. "Pernah?"

"Ya gitu deh." Bita jadi salah tingkah.

"Woi! Pacaran aja lo berdua! Pulang sana!" Seseorang yang tidak begitu Bita kenal tiba-tiba muncul dan mendorong Atha ke arahnya, sehingga tanpa bisa dihindari ia dan Atha berada dalam jarak yang sangat dekat.

Sangat dekat sampai Atha bisa merasakan ada sesuatu yang menekan dadanya. Ia tahu itu apa. Atha lantas mengalihkan pandangannya dari Bita yang juga melakukan hal yang sama.

"Naik," perintahnya, terdengar gugup.

Plis, Atha sudah beranjak dewasa dan yang tadi itu hampir saja membuatnya khilaf.

? ? ?

Bita masuk ke dalam kamar kecil yang ada di pinggir kolam sambil membawa dua potong pakaian milik Bunga. Sebenarnya ia tidak mau merepotkan Bunga. Tapi, mau bagaimana lagi? Mamanya pasti bakal curiga kalau melihat pakaiannya basah. Dan Bita nggak mau kalau mamanya sampai tahu soal pesta ini.

Setelah mengunci pintu, barulah Bita menyadari kalau di dalam bilik itu ada orang lain.

"Kalau tadi aku lagi nggak pake apa-apa, gimana?" tanya orang itu yang ternyata Atha.

"Siapa suruh nggak kunci pintu. Aku nggak tahu kalau kamu lagi di dalem," seru Bita, sewot.

Atha terkekeh dan membuka kaus putih yang tadi dia kenakan. Melihat itu, rasanya Bita malu juga.

Oke, sejak kecil, melihat Atha tanpa atasan,  itu baginya sudah biasa. Tetapi, hari ini, yang berdiri di hadapannya, bukan lagi Atha bocah ingusan yang kurus dan dekil. Melainkan, seorang remaja laki-laki yang tinggi, manis, dan memiliki postur tubuh yang padat berisi. Itu sebabnya, Bita merasa malu sekaligus jantungan.

Jangan sampai ada setan di antara mereka.

"Ya udah kamu duluan aja," Bita berbalik, memutar kunci dan hendak menarik handle pintu, namun tiba tiba Atha memanggilnya.

"Bita ..."

Panggilan itu terlalu lembut.

Bita membalikkan badan, menatap sepasang mata Atha yang entah mengapa tampak begitu sendu.

Atha kembali memutar kunci, dan tersenyum. Ia menundukkan kepala sebentar, melihat seragam sekolah Bita yang basah. Sesuatu di balik kemeja itu, sudah berhasil membuat Atha gelisah dan penasaran.

Atha tidak ingat kapan tepatnya Bita menjadi seorang gadis yang menarik. Yang jelas, setahun belakangan ini, Atha begitu tertarik padanya. Pada rambutnya, matanya, senyumnya, semuanya. Atha sudah berusaha menahan diri untuk tidak menyentuhnya. Akan tetapi, hari ini, ia ingin mendapatkan kesempatan itu. Rasanya sudah cukup lama ia bersabar.

"Sebentar aja," katanya, tersenyum tulus.

Bita tidak bisa mundur lagi karena ada pintu di belakangnya. "A-apa?"

Atha menyentuh bibir mungil Bita dengan jarinya yang sedikit gemetar. "Aku sayang kamu."

Bita menutup mata begitu wajah Atha kian dekat dengannya. Lalu, sesuatu yang hangat menyapu bibirnya dengan penuh perasaan.

Atha menciumnya untuk kali pertama.

****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel