Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

Dalam keadaan saling berpelukan di lantai bus keduanya mencapai orgasme secara bersamaan. Jari kuku Widya sampai mencakar punggung si kernet karna rasa nikmat yang ia alami jauh lebih nikmat dari yang pernah ia alami selama ini. Baru pertama kalinya Widya merasakan nikmat yang teramat sangat saat bersetubuh, apalagi kenikmatan yang ia dapat tersebut berasal dari kernet bus yang baru ia kenal dengan tampang jelek dan bau keringat.

Setelah gelombang orgasme keduanya selesai mereka saling melumat satu sama lain layaknya seperti pasangan suami istri sah sedang malam pertama. Sebuah ciuman yang hanya menggambarkan sebuah nafsu belaka dari masing-masing.

SLURP!!! SLURP!!!

Si kernet melumat bibir Widya tanpa henti dengan sisa nafsunya sebelum mencabut kontolnya yang mulai mengecil di bawah sana. Ternyata hal itu belum berakhir, dua pria lain dengan bergiliran kembali menikmati tubuh Widya dengan bernafsu. Kembali Widya harus melayani nafsu para lelaki lainnya dengan gaya dan rasa bervariasi kembali.

“beruntung banget gue naik ini bus…akkkhhhh…bisa dapat memek gratisan dari bini orang yang binal model kaya gini…sshhhh…”

“iya, bang…terus entot sepuasnya….teruuss….sshhhh…”

Si kernet sekarang sudah berganti posisi dengan si sopir dengan dirinya kini mendekati Widya yang tengah dalam kenikmatan kontol pria lainnya. Si sopir mendekati Widya.

“Bu Widya…”, sambil mengelus rambut Widya, “bu Widya jangan jadi lonte di bus saya ini”

Widya tak menghiraukan ucapan si sopir yang tengah melecehkannya itu. Widya terlalu fokus akan kenikmatan yang ia dapat secara bertubi-tubi sedari tadi dari para lelakinya yang dengan kuat terus membuatnya melayang.

Karna tak mendapat respon dari Widya, si sopir langsung mengeluarkan kontol besar hitamnya yang dalam keadaan setengah tegang, lalu dijambaknya rambut Widya. Ia disuruh untuk mengoral kontol tersebut menggunakan mulutnya sampai mengeras kembali.

“ayo lonte…ssshhhhh…bikin keras kontolku ini”, ucapnya sambil memukul pukulkan kontol besar hitamnya ke wajah dan bibir Widya dengan gemas.

Disaat si sopir sedang asyik menikmati lembut dan hangatnya mulut Widya tiba-tiba pria yang sedang menyetubuhi Widya berseru untuk si sopir berhenti sebentar karna dirinya akan segera menyelesaikan kegiatannya.

“abang berhenti dulu. Saya bentar lagi mau keluar. Sshhhh….saya udah ga sabar pengen pejuhin memeknya ini, bang. Akkkhhhh…Aakkkhhhh…”

Si sopir berhenti dari kegiatannya pada mulut Widya dan hanya diam memperhatikan si pria tengah mengejar kenikmatan pada tubuh penumpangnya itu dengan cepat dan sangat bernafsu. Diremasnya kedua payudara Widya. Posisi kakinya ditekuk hingga kedua lututnya menempel di payudaranya dan tempo genjotan si pria sama sekali tak berkurang. Terus, terus dan terus mereka berdua mengeluarkan desahan dan racauan erotis.

Peluh dikeduanya terlihat jelas membanjiri tubuh masing-masing. Dahi Widya berkeringat menempel beberapa helai rambut dan hal itu membuat hawa nafsu lawannya kian membara karna pemandangan yang erotis baginya.

“keluar….Aaaakkkkhhh….terima peju ku, bu…terima ini!! Aakkkhhhh!!!

CROT!!! CROT!!! CROT!!!

“Bangsat!! Enak banget ini lonte!!”, racaunya saat orgasme mengeluarkan peju nya di dalam rahim Widya sambil dirinya sedikit mencekik leher Widya karna suasana nikmat yang menerpanya.

Setelah semuanya selesai mendapat bagian, ternyata si pria yang duduk di sebelah bangku Evan kembali meminta kenikmatan dari tubuh Widya, begitu juga dengan si kernet dan bertukar posisi kembali dengan si sopir untuk ikut kembali menikmati sempitnya memek Widya.

Malam itu di perjalanan bus Widya benar-benar dibuat kelojotan oleh para pria yang asyik mengeluar masukan kontolnya menyetubuhi dan tak ada bosannya menyemprotkan peju nya ke dalam memek Widya hingga meluap mengalir keluar. Widya kelelahan dan merasa lemas karna di Setubuhi secara bergilir dan rata-rata dari mereka meminta bagian untuk menikmati sempitnya memek Widya 3 kali. Karna terlalu lama hal tersebut berlangsung, Evan kembali tertidur dibangkunya.

Pukul 04.21 Evan dibangunkan oleh Mamanya karna bus yang mereka tumpangi sudah sampai di tempat yang dituju. Dengan sedikit mengantuk Evan bangkit dari duduknya dan berjalan pelan di belakang mamanya, karna masih mengantuk Evan sedikit ada jarak dengan mamanya. Terlihat saat mamanya akan keluar lewat pintu depan ternyata si Sopir meremas dan menampar pantat mamanya, sedangkan si kernet meremas gemas sedikit keras sebelah payudaranya. Tapi terlihat mamanya hanya tersenyum akan perbuatan kedua orang tersebut atas tubuhnya yang sedang dilecehkan.

Terdengar juga si sopir mengucapkan sesuatu pada Widya yang hendak turun, “nanti kalau pulang bareng sama kita lagi ya, bu. Nanti bakal kita puasin lagi pake kontol kita sampe bu Widya ini ketagihan. Hehehe”. Ucapnya sambil memegang kontolnya dari balik celana dan si kernet mengarahkan tangan Widya pada kontol si kernet yang sudah tegang kembali di balik celana longgarnya.

“Isshhh si bapak, banyak orang tuh. Dibelakang juga ada anak saya”, ucap Widya dan si sopir melihat ke arah Evan.

“Gapapa, bu, lagian anak ibu jauh ga bakal dengar”

Setelah hal itu, Widya memanggil Evan untuk bergegas dan turun dari bus. Karna rasa kantuk yang masih terasa, Evan memeluk ibunya dari samping dan terciumlah aroma peju yang lebih menyengat dari sebelumnya.

Ternyata pas berjalan ke arah ruang tunggu ada beberapa orang yang melihat sinis ke arah Widya. Orang-orang yang satu bus bersama Widya dan diam-diam mereka tau apa yang terjadi selama di dalam bus tadi. Mereka bisa melihatnya dengan jelas saat Widya digilir oleh sopir bus, kernetnya dan juga oleh beberapa penumpang lainnya secara bergantian. Terdengar juga oleh Widya beberapa cemooh yang ditunjukkan kepadanya, tapi Widya memilih untuk diam.

“Dasar lonte, ada anaknya digilir malah kesenangan. Dibayar berapa? Apa Cuma dibayar pake kontol sama peju doang?”

“dasar murahan!!!”

Walau lirih tapi Widya bisa mendengar ucapan mereka. Widya terus berjalan demgan Evan memeluknya dari samping karna masih mengantuk. Widya berhasil masuk ke dalam ruang tunggu tanpa menanggapi cemooh yang ia dapatkan dari beberapa orang karna ia juga sadar bahwa itu memang salahnya sendiri, makanya ia lebih memilih untuk diam. Beda dengan saat bersetubuh. Sekarang ia merasa sakit saat ada orang melecehkan dirinya, tapi mau bagai mana lagi, semua sudah terjadi dan dirinya juga sempat menikmatinya. Merasa marah atau merasa menyesal pun tak ada gunanya.

“kamu tunggu sini dulu ya, ibu mau ganti pakaian”, pamit Widya pada Evan untuk berganti pakaian karna Widya sadar betul bahwa tubuhnya bau peju.

Tak lama Widya kembali menghampiri Evan dengan pakaian yang sudah berganti dan bau peju lelaki tergantikan oleh wangi parfum. Widya mengajak anaknya itu untuk makan terlebih dahulu kemudian baru akan kembali melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan utama.

Kini Widya berganti pakaian dengan tanktop putih dengan hanya dibalut oleh jaket tipis berwarna hitam miliknya. Sedangkan celananya ia ganti menggunakan celana Jeans ketat dan sudah memakai celana dalam kembali. Sementara baju, Bra dan celana yang ia pakai tadi ia bungkus dalam kantung Kresek dan telah ia buang karna bau sperma yang melekat terlalu kuat.

Memang benar tadi Widya telanjang tapi setelah mereka selesai menggilir Widya, mereka menggunakan semua pakaian Widya untuk mengelap ceceran peju serta mengelap memek Widya yang berlepotan oleh cairan putih lelaki. Bukan hanya itu mereka juga menggunakannya untuk mengelap kontol mereka masing-masing sehingga semua pakaiannya berbau peju yang menyengat, bahkan di bajunya ada beberapa corak basah dari peju. Celana pun juga tak luput basah karna Widya turun dari bus tak memakai celana dalam sehingga peju yang tertampung di memeknya merembes keluar secara langsung ke celananya hingga sangat basah di bagian selangkangannya.

“Kita makan dulu ya, nanti baru lanjut perjalanan. Udah dekat kok”, ucap Widya sambil menjawab raut wajah yang Evan tunjukkan.

Bersambung

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel