Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 04 - Sensasi Liar Lia

Pada akhirnya, hasrat dan keinginan mengalahkan semua pertimbangan logikaku. Aku mengangguk pelan, tak sanggup lagi menolak godaan yang begitu kuat. Kulihat senyum kemenangan terukir jelas di bibirnya. Senyum yang membuatku semakin penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dan kini, aku berada di sini, di ranjang King Size milik Jimmy yang terasa begitu luas namun terasa begitu intim. Aroma maskulinnya mendominasi ruangan, bercampur dengan sedikit aroma parfum yang familiar. Vaginaku terasa penuh dan nikmat saat penisnya menghantam dari belakang, posisiku merangkak, memberikan akses penuh padanya. Gaya ini memang favoritku, aku bisa merasakan setiap inci kejantanannya saat ia menusukku dalam-dalam. Pantatku bergerak mengikuti irama pinggul Jimmy yang semakin menggila, setiap dorongannya membuatku semakin terengah-engah.

Tangannya tak pernah berhenti menjelajah tubuhku, kini beralih meremas pinggulku, menarikku semakin merapat ke tubuhnya. Gigitannya di leherku membuatku merinding, sensasi nikmat menjalar ke seluruh tubuhku.

“Achhhh, Achhh terus, Jimmm…” Desahku semakin menjadi, nadaku meninggi seiring dengan gelombang kenikmatan yang semakin dekat. Setiap sentuhannya adalah bahan bakar yang memicu api hasrat dalam diriku.

“Vaginamu enak sekali, Lin. Sempit… panas… Ahhh, Ahhh,” balas Jimmy di sela-sela desahannya yang berat. Kata-katanya kotor namun terdengar begitu seksi di telingaku. Ia tahu bagaimana cara membuatku merasa diinginkan, merasa bergairah.

Gerakannya semakin cepat dan dalam, tempo yang liar namun terukur, pertanda ia akan segera mencapai klimaksnya. Padahal, aku masih ingin merasakan lebih, ingin menikmati setiap sentuhan, setiap gesekan, setiap desahan yang keluar dari bibirnya. Aku ingin waktu berhenti saat ini, saat tubuhku menyatu dengan tubuhnya.

“Jangan di dalem, Jim…” pintaku setengah berteriak, napasku tercekat. Aku ingin merasakan cairannya di luar tubuhku, sensasi yang berbeda namun sama memabukkannya.

Jimmy seperti tak mendengarku, atau mungkin sengaja mengabaikannya. Detik berikutnya, penisnya ditarik keluar dari vaginaku dengan gerakan cepat. Aku ambruk di kasur, napasku tersengal-sengal, seluruh tubuhku bergetar hebat. Kudengar Jimmy mendesah panjang, suara kepuasan yang terdengar begitu dekat. Dan kemudian, aku merasakan cairan kental dan panas menyembur di punggungku beberapa kali, sensasi yang bercampur antara geli dan nikmat.

“Enak sekali, Lin. Makasih ya… next time lagi ya,” ucapnya sambil ikut merebahkan diri di sampingku, napasnya juga masih memburu. Ia memelukku erat, mencium puncak kepalaku.

Dalam hati, aku menggerutu kesal, “Sialan kamu, Jim! Aku belum puas, bego!” Rasa kecewa menyelimutiku.

>>>POV LiaPOV Firhan
Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel