Chapter 6
Sudut pandang Mark.
Anna...
Apa yang unik tentang dia ?
Aku sudah bertemu dengan banyak gadis, tapi aku merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya... Aku lebih peduli padanya, dan aku merasa lebih posesif terhadapnya. Aku merasa sebuah rangsangan ketika dia memelukku. Apakah ini hanya karena dia memiliki bentuk dan lekuk tubuh yang sempurna ? kenapa ? Atau apakah dia belahan jiwaku ? Apa yang terjadi padaku ?
Kenapa aku marah ketika beberapa orang sedang menggodanya ? Kenapa aku khawatir ketika dia terluka ? Kenapa aku merasa sedih saat dia menangis ?
Semua pikiran ini terus terlintas di benakku ketika aku sedang mengemudi kembali ke rumahku.
Anna, dia berada di dalam mobil tepat duduk di sebelahku di kursi penumpang, meletakkan kepalanya pada bahuku, yang masih dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Beberapa menit yang lalu…
Dia memelukku dengan sangat erat. Aku hanya menepuk - nepuk punggungnya perlahan untuk menghibur dan menenangkannya, dia memelukku seperti itu hingga payudaranya merapat ke tubuhku, dan aku bisa merasakan kelembutannya.
pada saat yang sama aku merasa terengah-engah seperti kehabisan nafas karena perasaanku yang kuat terhadapnya dan juga karena dia memelukku dengan sangat kuat.
Aku merasakan rangsangan, dan bagian bawah tubuhku menjadi lebih keras dan membesar karena pelukan eratnya, aku berusaha mencoba untuk mengendalikan diriku, tapi aku tidak dapat berbuat apa-apa.
Jika dia memelukku dengan cara yang sama selama satu menit lagi, aku mungkin akan menariknya ke atas Kap Mobil dan tanganku akan langsung meremas payudaranya untuk memuaskan keinginanku, dengan tanpa berfikir panjang aku akan langsung memasukkan milikku yang sudah mengeras ke dalam tubuhnya, melakukan penyatuan. Dan aku akan melepaskan segala hasratku didalamnya.
Di antara pikiranku, dia melepaskan pelukannya. Apakah dia sudah membaca pikiranku ? Dia melepaskan tangannya di sekitar tubuhku dan mundur selangkah kebelakang. Wajahnya masih berlinang air mata.
Dia menatapku dengan mata berkaca-kaca lalu tanpa sadar menutup matanya dan hampir jatuh. Aku segera menangkap tubuh lemasnya dengan salah satu tanganku di pinggangnya, kemudian dengan tangan yang lain, aku memegangi pergelangan tangannya.
Aku mencoba membangunkannya.
"Anna, bangun…”
Tapi dia jatuh pingsan, dan bajunya penuh dengan darah, sekarang bajuku juga penuh dengan darahnya. Pelukannya membuat bajuku penuh dengan darahnya.
Aku segera menggendongnya dengan gaya bridal masuk dan menempatkannya di kursi penumpang, sementara aku duduk di kursi pengemudi. Aku ingin membantunya untuk memasangkannya sabuk pengaman, jadi aku mencoba untuk menarik sabuk pengaman ke arahnya. tetapi ketika aku sedang menarik sabuk pengaman, payudaranya menyentuh tanganku. Tanpa sadar, aku menatap ke arah dua gunung kembar itu...
‘Tidak, Mark, dia sedang tidak sadar. Kau seharusnya tidak memanfaatkannya.’ aku berkata pada diriku sendiri dan mengendalikan hasrat membara ku padanya lalu segera pergi ke rumahku.
Dalam perjalanan Pulang ke rumah, aku segera menghubungi dokter keluargaku dan memberitahu pada dokter itu bahwa ini adalah keadaan darurat, memintanya untuk datang secepat mungkin ke rumahku. Setelah menghubunginya aku mengurangi kecepatan mobilku.
‘Aku khawatir tentang Anna, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padanya ? Tidak... Tidak... Tidak... Dia akan baik-baik saja... Dia masih bernafas, jadi dia akan segera normal kembali setelah mendapatkan perawatan.’ pikirku.
Di antara pikiranku, ada sesuatu yang jatuh di pundakku, dan kepalanyalah yang kini ada di pundakku, ketika aku melihatnya, fitur wajahnya lebih menarik perhatianku, wajahnya yang sangat cantik, dan hidung serta pipinya masih berwarna merah, mungkin karena dia menangis.
Dalam beberapa menit, kami sampai di rumah, Aku segera menggendongnya dan membawanya ke salah satu kamar tidur di rumahku dengan gaya Bridal, Setelah beberapa menit, dokter keluarga datang, dia segera memeriksa nadinya. dan berkata bahwa dia perlu dibawa ke emergency care.
Aku meminta Nanny untuk keluar dari kamar selama beberapa menit untuk berbicara dengan dokter.
Mark : "Apakah ada yang membahayakan nyawanya ?"
Dokter : "Tidak, Mark, dia baik-baik saja biarkan aku memeriksanya sekali lagi... Dia kehilangan banyak darah, untungnya aku membawa kotak kantong darah, tapi aku perlu memeriksa golongan darahnya.”
Setelah menyelesaikan kata-katanya kemudian dia menguji golongan darah Anna.
Mark : "Jika memungkinkan, lakukan pengobatan di sini saja. Akan berbahaya jika kita harus membawanya ke rumah sakit. Dia sangat penting bagiku.”
Dokter menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju dan melanjutkan tesnya.
Dokter : "Ya, untungnya aku memiliki darah yang sesuai dengan bergolongan darahnya... Baiklah, Mark, sekarang mari bantu aku untuk memberikan pertolongan pertama padanya."
Aku mendekati Anna dan duduk di samping kepalanya, tetapi saat aku menyadari apa yang dilakukan dokter, dia sudah melepas kancing ke-3 dari kemeja Anna.
Mark : "Tunggu .. !! Apa yang sedang kau lakukan sekarang ?"
Dokter : "Pengobatan !"
Mark : "Apakah kau sedang berencana untuk melepaskan pakaiannya?"
Dokter : "Ya, ada beberapa luka di balik pakaiannya jadi aku harus melakukan pertolongan pertama pada luka itu untuk menghentikan pendarahannya..."
Aku segera memotong kata-katanya dan berkata.
"oke, aku akan berada di luar, dan Nanny yang akan membantumu."
Aku segera keluar secepat mungkin, dan aku mengirim Nanny untuk membantu dokter.
Sudah hampir satu setengah jam berlalu dan dokter masih merawatnya. Aku menunggu di luar, jantungku masih berdebar kencang sejak dokter melepas kancing bajunya. Ketika aku melihatnya setelah membuka kancing ketiganya mataku secara tidak sengaja melihat bra-nya. Warnanya merah muda berenda dan penuh dengan noda darah di atasnya.
Aku seharusnya tidak melihatnya tanpa izin darinya, jadi aku segera keluar dari dalam kamar.
‘Tapi aku laki-laki normal dan aku juga bukan orang suci !!! Saat aku melihat bra-nya, salah satu pikiranku menyarankanku untuk keluar dari kamar, sementara pikiranku yang lain mengatakan untuk melihat kecantikannya.’ Gumam ku.
Di antara perang antara pikiranku, aku melihat bra-nya dan lekuk-lekuk di antara payudaranya. aku melihat ada tahi lalat cantik di antara dua buah gunung kembar itu.
“Tahi Lalat Sempurna di Tempat yang Sempurna. Tidak ada satupun pria yang ingin melewatkan tempat indah itu, dan aku merasa ingin menghisap tahi lalat dan meraih puncak payudaranya.”
Tapi dia masih dalam kondisi dingin dan berbahaya, Jadi aku harus keluar dari dalam kamar, tapi aku masih terjebak dengan tahi lalatnya itu.
‘Kenapa aku begitu memiliki fantasi tentang dia ?! Aku merasa dia milikku dan selalu memikirkannya sejak aku bertemu dengannya... itu hanya satu hari sejak kami hampir tidak bertemu. Kenapa aku merasa seperti ini ?’ pikir ku.
Di sela-sela pikiranku, dokter keluar dan memberitahuku bahwa semuanya akan baik-baik saja, aku merasa lega saat mendengar bahwa Anna selamat, tapi dokter masih menatapku dengan senyum singkatnya.
Mark : "apa yang membuatmu tertawa ?"
Dokter : “siapa dia, Tuan Romeo ?”
Mark : “Jangan mulai menggodaku !”
Dokter : “Aku temanmu selain dokter. Jadi, kau bisa menceritakannya padaku, dan aku akan menjamin rahasiamu akan aman bersamaku.”
Mark : “Kau berpikir terlalu jauh, aku hanya mengkhawatirkannya karena dia adalah saksi kasus Ria, Jadi ... “
Dokter : “Hei, tidak masalah. Dia baik-baik saja sekarang. Tapi mungkin akan membutuhkan waktu satu minggu untuk pulih dari luka-lukanya, dan aku memberitahu Nanny tentang detail obat dan menginstruksikan dia untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat.”
Mark : “Tindakan pencegahan yang tepat ?”
Dokter : “Ya, dia perlu makan makanan berkalori tinggi dan berserat, yang terpenting dia harus tetap merasa senang dan bahagia dan membiarkannya memakai pakaian longgar dan terutama tanpa bra karena lukanya harus cepat sembuh atau itu bisa menyebabkan infeksi dan untuk luka bagian tenggorokan itu hanya sedikit luka goresan. Itu akan sembuh lebih cepat dari cedera lainnya.”
Mark : “Oke, aku akan mengurusnya ! jika ada keadaan darurat apa pun, Aku akan segera menghubungimu.”
Dokter : “Tentu, jaga dirimu juga !”
Saat kami sedang berjabat tangan, dia melihat ada luka kecil di telapak tanganku.
Dokter : “Aku pikir kau juga harus mendapatkan pertolongan pertama.”
Mark : “Ah, Ini hanya luka kecil saja.”
Dokter : “itu akan menyebabkan infeksi, jika tidak segera diobati. Mark, tunjukkan tanganmu.”
Dia meraih tanganku dan mulai melakukan pertolongan pertama.
Dokter : "Aneh !"
Mark : “Apa yang Aneh dalam hal ini ?”
Dokter : “Nothing, Aku menemukan luka di pergelangan tangan gadis itu, dan itu luka dengan bentuk yang sama seperti lukamu.”
Mark : “Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan.”
Dia tersenyum melihat wajahku.
Dokter : “Aku memberikan gelang gadis itu kepada Nanny. Mintalah pada Nanny !”
Mark : "Oke !"
Dan aku bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa. Tapi sebenarnya, hal itu membuatku malu ketika dia tersenyum dan memberitahuku tentang gelang Anna. Dia tahu telapak tanganku dan pergelangan tangan Anna terluka karena gelang itu.