Chapter 2
*Surat *
Dear Anna,
Aku mungkin sudah tidak hidup pada saat kau membaca ini.
Aku tahu kau marah kepada ku karena meninggalkanmu sendirian di dunia ini, Tapi ketahuilah bahwa kau adalah teman yang paling aku sayangi.
Kau perlu tahu apa yang terjadi pada ku.
Pada hari sabtu, kita telah menyelesaikan tugas kita tentang pengerjaan proyek khusus untuk program sarjana kita di rumah ku.
Pada hari Minggu, aku menerima surat penerimaan dari perguruan tinggi yang ditujukan kepada kita berdua. Aku ingin mengejutkan mu, jadi aku pergi ke rumahmu dan ayahmu sedang akan meninggalkan rumahmu. Saat dia berjalan keluar, dia menyapaku. Aku bertanya tentang keberadaan mu. Dia bilang kau pergi dengan ibumu dan kau akan segera kembali, Dia bilang dia akan keluar untuk sebuah pekerjaan dan dia akan kembali dalam 30 menit.
Aku bertanya apakah aku bisa menunggu mu. Aku sangat ingin melihat kebahagiaan di mata mu ketika kau membaca surat penerimaan kita, Anna.
Kau pasti bingung dengan apa yang terjadi pada ku. Itu adalah saudara tiri mu, Anna Dia masuk ke rumah bersama tiga temannya. Ketika aku melihat mereka, aku mengambil surat penerimaan dan mencoba masuk ke kamar mu. Sebelum aku bisa mencapai kamar tidur mu, saudara tiri mu bertanya kepada ku apa yang ada di dalam tangan ku. Aku mengatakan kepadanya bahwa itu adalah surat penerimaan untuk mu.
Dia langsung mencoba mengambil surat itu dari tanganku. Menilai dari sorot matanya, dia ingin merobeknya. Aku bertanya padanya apakah dia sudah gila, dan berusaha menjauhkan surat itu darinya.
Sementara itu salah satu temannya mendorongku ke arahnya dan teman saudara tirimu yang lain mencoba menyentuh pinggangku.
Aku berbalik untuk memperingatkan orang-orang itu agar tidak menyentuh tubuhku, tetapi kemudian saudara tiri mu memegangi tubuhku dari belakang dan meraba-raba payudara ku.
Aku sangat takut dan mencoba melarikan diri dari mereka tetapi aku tidak bisa, Anna.
( Catatan penulis : Segalanya meningkat dengan cepat, dan aku pikir kalian sudah bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya ya. )
Aku telah mencoba mengatasi depresi ini, tetapi ini semua terlalu berat dan aku tidak bisa lagi.
Aku meninggalkan saudara laki-laki ku satu-satunya (Mark) sendirian seperti yang dilakukan orang tua ku terhadap kami.
Tolong rawat Mark untukku.
Ingat Anna, Kau tidak bertanggung jawab atas kematianku.
Jangan merasa bersalah atas perbuatan ku.
Aku minta maaf karena harus meninggalkanmu sendirian.
Tolong jangan berhenti belajar, lanjutkan pendidikanmu.
Selamat tinggal, sahabat terbaiku.
Love Ria.
Sudut pandang Anna.
Setelah membaca surat itu, seketika aku ambruk ke dinding di belakangku. Pikiranku kosong, dan aku bisa mendengar jantungku berdegup dengan sangat kencang di telingaku. Aku menatap Mark dan dia berdiri di depanku dengan mata penuh amarah dan kebencian.
Aku mengerahkan seluruh kekuatanku untuk berbicara dengannya dan aku sedikit tergagap ketika bertanya padanya karena aku masih shock.
"Apakah... Apakah saudara tiriku John melakukan sesuatu yang buruk kepada Ria ?”
Dia tidak menanggapi. Sebaliknya, dia mencengkram leherku dan memaksaku untuk berdiri dengan tegak. Aku hampir tidak bisa bernapas karena dia mencengkeram leherku dengan sangat kuat. Dan dia memperingatkanku.
"Aku akan menghancurkanmu dan keluargamu ! Kalian akan mendapatkan hukuman atas apa yang telah dilakukan kakakmu terhadap adikku.”
Mark mendorongku kembali ke dinding dan melepaskan cengkraman tangannya di leherku. Aku segera terbatuk untuk berdehem dan menarik napas dengan cepat, mencoba mengatur nafas ku.
Pada titik ini, aku tidak bisa mengendalikan air mata ku dan punggung ku menyentuh pintu yang tanpa sadar. Membutuhkan semua kekuatan ku tetapi aku meminta izin kepada Mark untuk mencari saudara tiri ku dan meminta kebenaran.
Anna : "Bolehkah aku menemui saudara laki-laki tiri ku dan menanyakan kebenaran kepadanya ?"
Mark mulai berteriak padaku...
Mark : "Apa yang akan kau tanyakan padanya ?? Bagaimana mereka menggoda adik perempuanku ??"
Mark mencemooh.
"Laporan otopsi dengan jelas menyatakan bahwa Ria mengalami serangan pemerkosaan secara bergilir.”
Anna : "Tolong beri aku satu hari untuk menemukan kebenaran… aku berjanji akan kembali kepadamu, dengan sebuah kebenaran... tolong."
Mark : "Jangan mencoba melarikan diri. Get out !!!"
Mark melempar tubuhku keluar kamar Ria dengan sangat kasar dan aku segera kembali ke rumah ku.
Saat aku masuk ke dalam rumah, aku melihat John duduk di sofa di ruang tamu. Aku berlari ke arahnya dan meraih kerah bajunya lalu segera menamparnya dengan keras.
Anna: "Berani-beraninya kau menyentuh temanku, bajingan !"
Aku meninju hidungnya dan hidungnya mulai berdarah. Dia membela diri dengan meraih tanganku agar tidak menyerangnya lebih jauh. Dia mengikat tanganku di belakang punggung dengan handuk dan mendorong tubuhku ke sofa dan dia mulai menertawakanku.
John : “Apakah kau sedang berbicara tentang teman kecilmu yang malang ?”
Anna : “Namanya Ria !”
John : “Dia sangat cantik.”
John menyeringai.
Anna : "Apakah kau menyentuhnya ?!"
John : "Heh... ya tentu saja.”
Anna : "Beraninya kau !"
John : "Adikku tersayang. Apakah kau pikir kami hanya menyentuhnya ?”
Aku sangat kaget dengan kata-katanya. Aku tidak bisa bergerak satu inci pun dan tetap seperti patung membeku hanya dengan melihatnya.
Anna : "Apa yang kau dan teman-temanmu lakukan pada Ria ??"
Aku tergagap sedikit dan John tertawa keras padaku.
John : "Kau tahu betul tentang aku, adik perempuanku ! Ketika seseorang meminta aku untuk tidak melakukan sesuatu, aku biasanya dengan natural melakukan yang sebaliknya. Dia meminta ku untuk tidak menyakitinya tetapi aku suka menyakitinya. Aku menyentuhnya, dan aku mengganggunya dan aku menikmati sambil menyaksikan saat aku melakukannya. Dia sangat lembut, cerah, dan bersih. Aku tidak bisa berhenti memimpikan adegan - adegan kami yang kami mainkan malam itu.”
Aku tidak bisa menahan amarahku, dan aku berteriak padanya.
Anna : "Kau pria mesum !"
John : "Apakah kau ingin tahu lebih banyak ?"
Anna : "Kenapa kau melakukan itu padanya ??"
Aku menjerit.
John : "itu karena kau ! Aku iri padamu, Anna. Ayahku merawatmu dengan sangat baik daripada dia merawat aku, dan ibumu hanya melihatku sebagai makhluk aneh."
Anna : "Itu tidak benar ! Ibu dan ayah mencintai kita berdua dengan sama dan adil. Apakah kau mengatakan itu karena aku menerima surat masuk ke universitas terbaik, kau memperkosa teman ku ??"
John : "Tidak juga. Pertama aku mencoba merobek surat penerimaan itu menjadi beberapa bagian, tetapi teman kecilmu yang malang itu memarahi ku, jadi aku menamparnya. Sayangnya, dia jatuh di tubuhku, dengan natural aku melakukannya.”
"Tindakan ini menyebabkan dia tersandung ke arahku, dan sisanya adalah sebuah sejarah yang indah.”
John tertawa.
Anna : "Kau akan membayar untuk ini !! Aku akan memberitahu polisi dan mereka akan membuatmu menghabiskan sisa hidupmu di penjara !"
John : "Kamu harus hidup untuk memberitahuku, Anna... “
John mengambil pisau yang tergeletak di meja dan memegangnya ke leherku sambil menyeringai padaku.
Dari belakang kami, ibuku masuk dan dia melihat pemandangan yang terjadi di hadapannya, dia berteriak dan mencoba mengambil pisau dari tangan John.
Saat melindungi dirinya dari ibuku, pisaunya tergelincir sedikit di tangan John dan bilahnya secara tidak sengaja meluncur ke kulit lembut di leherku dan dada kiriku. Aku berdarah sedikit, dan itu sangat perih.
John melepaskan aku untuk menghindar dari ibuku. Ibuku kehilangan pijakannya lalu jatuh melewatiku dan John. John memanfaatkan posisi ibuku yang tak berdaya dan menusuknya dari belakang.
Aku tidak dapat membantu ibuku karena tanganku terikat. Pada saat itu, ayah tiri ku masuk ke dalam rumah dan memukul John dari belakang, menggunakan vas bunga, dan itu membuat John pingsan dan jatuh ke lantai.
Aku memastikan dengan melihat John bahwa dia sudah tidak sadarkan diri dan ayah tiri ku segera melepaskan ikatan tanganku dan menyuruhku untuk segera menyelamatkan dan pergi untuk melarikan diri dari rumah.
Aku melirik ibuku yang sepertinya tidak bernafas lagi dan jantungku berdegup sangat kencang. Ayah tiri ku menarik ku ke pintu depan dan memohon agar aku pergi sejauh mungkin dari rumah.
Aku lari dari rumah secepat yang aku bisa dan berlari di jalanan. Saat aku berlari, aku teringat mimpi buruk yang aku alami tadi malam. Aku berlari di jalanan yang gelap.
Kebetulan ini sungguh menakutkan.