Chapter 18
Sudut pandang Mark...
Aku segera pergi ke kamar mandi. Aku merasa lega, setelah membersihkan diriku aku berjalan keluar dari dalam kamar menuju ruang makan untuk makan malam.
Mark : “Dimana Anna, apa dia tidak makan malam ?!”
Nany : “Dia bilang dia belum datang Tuan.”
Aku duduk di kursi yang menghadap ke arah tangga, dan mulai memakan semangkuk sup. Tak lama aku melihat Anna yang sedang berjalan menuruni anak tangga.
Anna datang dengan rambut yang di ikat tinggi, aku terpesona lagi olehnya dan kembali berfantasi tentang dia dengan rambut yang diikat tinggi dan tersenyum pada diriku sendiri. Dia merasa canggung karena aku menatapnya dan menundukan wajahnya kemudian duduk di kursi yang berhadapan dengan kursiku.
Dia baru memulai makan malamnya sementara aku sudah akan menyelesaikan makan malamku.
Aku berfikir, jika setidaknya aku harus mengetahui nama sekolah bodoh yang telah melecehkannya untuk menemukan penjaga asrama bejat itu.
Aku bertanya padanya tentang nama sekolah nya itu, namun dia menjawabnya bahkan tanpa melihat wajahku.
‘Apa dia merasa malu hanya karena sebuah ciuman di dahi ?! Jika dia mengetahui jika aku berfantasi kotor bersama dengannya, dia pasti akan sangat marah padaku atau bahkan dia akan membunuhku !!’ pikirku sambil tersenyum pada diriku sendiri.
Setelah aku menyelesaikan makan malamku, aku pergi lebih dulu menuju ke kamarku untuk menghubungi seorang private detektif kenalanku yang juga sedang menyelidiki misteri kematian adikku Ria. Aku menghubunginya dengan maksud untuk mengetahui tentang kasus pelecehan yang dialami Anna. aku memberikan kepada detektif itu nama dan alamat sekolah serta tahun Anna masuk ke dalam sekolah asrama itu. aku memintanya untuk memastikan terlebih dahulu nama dari penjaga asrama sekolah di tahun masuk Anna.
Mark : “Aku membutuhkan informasi detailnya besok pagi. Apa kau mengerti ?!”
Detektif : “Baik Mark.”
Aku mematikan panggilan ponselku. Entah kenapa aku merasa sangat mengantuk, aku hanya berniat untuk berbaring sebentar di atas tempat tidurku. Tapi tidak disangka aku tertidur dengan sangat nyenyak.
Pagi datang dengan cepat, aku terbangun pukul enam pagi dan segera menyelesaikan olahraga pagiku selama dua jam.
Ponselku berdering, Genie yang menghubungiku tentang sebuah catatan kontak. Saat ini sudah sekitar jam 10 pagi.
Pintu kamarku diketuk.
Mark : “Ya... Siapa ?”
Dr. Mona : “Ini aku Dr. Mona.”
Mark : “Masuk.”
Dr. Mona : “Selamat pagi. Bagaimana tidurmu semalam ?!”
Ucap Dr. Mona dengan senyum aneh di wajahnya. Aku segera menutup laptop ku dan menoleh padanya.
Mark : “Ya, baik. Apa yang membuatmu terlihat bahagia pagi ini ?!”
Dr. Mona : “Coba tebak ?!”
Mark : “bagaimana aku bisa menebak alasan kebahagiaan dari teman ku yang sadis ini.”
Ucapku sambil menyeringai.
Dr. Mona : “Teman dominan ku menemukan pasangan submissivenya !!!"
Jawab Dr. Mona sambil terkekeh.
Mark : “Kau mulai dengan omong kosongmu lagi huh ?!”
Dr. Mona : “Oh Come on ! Don’t hide under the bush Mark !!”
Mark : “Aku sedang tidak bersembunyi di mana pun. Please speak human… and be straight !”
Dr. Mona : “Well, aku baru saja merawat Anna... dia merasa sangat senang karena aku tidak memberinya antibiotik dalam bentuk suntikan.”
Aku tersenyum tipis mendengar ucapan Dr. Mona.
Dr. Mona : “ada sesuatu yang aneh telah terjadi... Kenapa kau tidak memberitahuku…”
Mark : “apa yang sedang kau bicarakan, aku tidak mengerti.”
Dr. Mona : “Ok, i will be straight… Ummm… aku menemukan dua luka memar di tubuh Anna. Satu ada di pinggangnya dan yang satunya lagi ada di lengannya. Aku sudah memeriksanya memar itu disebabkan oleh benturan benda tumpul yang tidak terlalu kuat dan kemungkinan itu terjadi ketika seseorang memeluknya atau mencengkeramnya dengan erat, ummm sekitar dua sampai tiga menit. Biar aku jelaskan, memar atau lebam terjadi akibat pecahnya pembuluh darah kecil dibawah kulit dan aku juga tahu bahwa Dominan senang sekali memeluk submissive nya dengan erat cenderung kasar ketika sang dominan memiliki ketertarikan seksual khusus terhadap sang submissive.”
Dr. Mona memicingkan matanya ke arah Mark.
‘Memar pada pinggangnya karena aku menggodanya tentang suntikan sedangkan memar pada lengannya didapat ketika aku mencium dahinya ketika di kolam.’ Aku tersenyum pada diriku sendiri dan aku segera kembali bertingkah normal.
Mark : “Ok, kalau begitu apa yang harus aku lakukan ?!”
Dr. Mona kembali memicingkan matanya lagi padaku.
Dr. Mona : “Apakah kau memiliki ketertarikan seksual padanya ?!”
Mark : “No way…”
Ucapku sambil menolehkan wajah ku ke arah laptop.
Dr. Mona : “Apakah itu kau, orang yang telah membuat memar di tubuhnya ?!”
Mark : “What the hell... Kenapa aku harus menyentuhnya.”
Dr. Mona : “lalu siapa yang telah melakukan itu padanya ?! sementara kau adalah satu-satunya pria yang tinggal di dalam villa ini.”
Ucap Dr. Mona dengan wajah bingungnya.
Mark : “Aku rasa kau harus bertanya langsung padanya siapa yang bertanggung jawab atas luka memarnya.”
Ucapku sambil membuka botol air minum dan menenggak nya. Perkataan Dr. Mona membuat ku haus karena aku berusaha bersembunyi dari interogasi bodohnya.
Dr. Mona : “Ya, aku akan pastikan untuk bertanya padanya.”
Dr. Mona terdiam sejenak.
Dr. Mona : “Tapi, dia bilang kau yang menyebabkan luka memarnya.”
Aku yang sedang menenggak air tersedak dan terbatuk dengan ucapan Dr. Mona yang tiba-tiba. Air masuk ke lubang hidungku, wajahku menjadi merah dan aku sedang berusaha untuk mengontrol diri ku. aku mengira Anna adalah gadis pemalu yang tidak akan menceritakan apa yang terjadi dengan mulutnya sendiri.
‘Ini akan menjadi rumit dan sulit dihadapi dengan teman bodohku ini yang suka bergosip !!’
Mark : “Bukan aku, Dr. Mona. Mungkin saja dia bertemu seseorang secara diam-diam dan kita harus tahu siapa orang itu. Apakah dia bercerita pada dirinya sendiri tentang Memar itu ?!”
Aku berusaha mempertahankan ekspresi serius ku dan sepertinya Dr. Mona mempercayai Ucapanku.
Dr. Mona : “Tidak... Sebenarnya Nany yang memberitahuku tentang memar pinggangnya, tapi Anna berpura-pura menyembunyikannya dariku. Dia merasa canggung untuk menunjukkannya padaku, jadi aku pikir itu kau yang menyebabkan memarnya. Kemudian Nany menunjukkan memar di lengan. Anna sangat khawatir karena aku mengetahui tentang memarnya jadi aku berpura-pura santai menanggapinya karena aku pikir itu kau.”
Mark : “menurutmu kenapa itu aku ?! Apa menurutmu aku akan jatuh cinta pada gadis seperti dia ?!”
Aku berpura-pura jika Dr. Mona telah salah mengira, ekspresi wajah Dr. Mona saat ini sangat lucu dan aku sedang mencoba mengendalikan tawaku. aku senang karena Anna mencoba menyembunyikannya.
Mark : “Siapa saja yang tahu, tentang memar itu ?!”
Dr. Mona : “Hanya Nany karena dia yang membantu Anna mandi, mungkin dia melihatnya saat mandi.”
Mark : “Oke mari kita akhiri topik ini dan aku akan mencari tahu dengan siapa dia bertemu secara diam-diam. Aku perlu tahu satu hal, kau memberitahuku tentang orang bejat dalam kasus Ria yang mencakarkan kukunya pada tubuh Ria. Apakah orang mesum seperti mereka juga dapat menggunakan jarum untuk kepuasan penyiksaan mereka ?!”
Dr. Mona : “Jarum adalah istilah kecil mereka menggunakan banyak alat yang membuat pasangannya kesakitan hanya untuk memberi mereka kepuasan.”
Dr. Mona berhenti sejenak dan memicingkan matanya lagi padaku.
Dr. Mona : “Kenapa kau bertanya tentang jarum ?! Apakah ini ada hubungannya dengan Anna ?!”
Mark : “Tidak, ini berhubungan dengan kasus Ria.”
Ponsel Mark berdering, Mark mengangkat panggilan teleponnya yang ternyata dari detektif yang dia sewa.
Detektif : "Hei Mark, aku sudah mengirim detail lengkap penjaga asrama itu."
Mark : “Oke, good job !!”
Aku segera menutup panggilanku.
Mona : “Siapa yang menghubungimu ?!”
Mark : “Detektif yang menangani kasus Ria. oke kalau begitu Aku harus pergi dan lukaku sudah sembuh tidak perlu dibalut lagi. Kau boleh pergi.”
Aku bangkit dari kursiku dan segera pergi.
Dr. Mona : “Menurutmu siapa dokternya disini ?! aku yang menentukan lukamu sudah sembuh atau belum Chhhhh… baiklah aku akan mengunjungimu lagi nanti. Sampai jumpa !!”
Teriak Dr. Mona yang didorong keluar dengan paksa.
*** Hello… Please do support this story with your precious stars and nice comments, my dear readers… Love you and stay safe ***