Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 17

( Bab ini berisi konten 18 kebijakan dalam membaca sangat diperlukan !! )

Sudut pandang Mark...

Setelah aku mencium keningnya dan mengucapkan janjiku padanya, dia menatapku tepat di mataku dan mengucapkan kata ‘terima kasih’. Aku merasa sangat lega ketika dia menerima ciumanku di keningnya, dia terlihat seperti anak anjing di tanganku.

Tetesan air mataku mengalir dari mataku dan jatuh di bibirnya. Bibir yang berwarna merah muda terlihat seperti buah stroberi.

‘Rasanya aku ingin menggigit bibir itu dan mengulumnya dengan keras.’

Tubuhnya menyentuh tubuhku.

‘aku ingin sekali merobek pakaiannya dan membuatnya telanjang, aku ingin menyatukan milikku di dalam tubuhnya secara langsung dan melepaskan hasratku di dalamnya. Berhenti... Berhenti... MARK.’

Betapa kotornya pikiranku. kemudian aku mengendurkan tanganku dan meninggalkannya. Aku mengintip saat dia sedang mengusap lengan kanannya yang menjadi kemerahan saat aku menggenggamnya.

Aku tidak sadar bahwa aku telah mencengkeramnya dengan keras dengan tanganku, Mungkin karena pikiranku, tubuhku bereaksi seperti itu. Aku harus menjaga jarak dengannya atau aku akan menyakitinya dan mengambil kesuciannya.

Mendengar suara Nany aku langsung berdiri dan pergi ke kamar Ria dan segera mencuci wajahku.

P***sku masih mengeras, aku ingin mengeluarkan hasratku. Gadis itu selalu bisa membuatku dalam kesulitan seperti ini, aku harus segera mengeluarkannya.

Aku hanya akan berfantasi tentang dia untuk melepaskan hasratku yang memuncah.

Aku mulai membayangkan jika dia adalah budakku sambil mulai mengeluarkan P***ku dan mulai menggerakan tanganku perlahan.

Fantasiku tentang Anna…

Mark : “Tanggalkan semua pakaianmu, aku tidak ingin melihat sehelai benangpun di tubuhmu !!”

Anna : “Kenapa aku harus melakukannya ?!”

Mark : “Kenapa ?! Karena kau adalah budakku.”

Anna : “Hanya karena aku tinggal di rumahmu, Tidak berarti aku akan menjadi budakmu Mark… mmmmpppp...”

Aku segera memotong kata-katanya dengan mulut ku yang mulai melumat bibirnya dengan penuh gairah sambil menggigit bibirnya dengan gigi ku, lidahku menuntut mulutnya untuk membuka.

Dia mencoba untuk mendorongku, dia tidak bisa bernafas.

Aku mengangkat tubuhnya sambil memegang pinggangnya dengan satu tangan dan mendorongnya ke dinding dan dengan tangan yang lain, aku mengunci wajahnya agar tidak bergerak sambil aku tidak berhenti melumat bibirnya.

Dia masih berjuang untuk bernapas, aku menciumnya lebih dalam lagi dan memakan bibirnya dengan penuh hasrat, lalu tiba-tiba aku melepaskannya.

Dia terjatuh, terbatuk dan mencoba untuk mengatur nafasnya. Ada sedikit darah di bibirnya, melihat itu, aku membungkuk dan menjilat bibirnya.

“Jika kau bekerja sama ini akan mudah bagimu dan kau pasti juga akan menikmati setiap permainanku. jika tidak hal ini hanya akan menjadi mimpi terburukmu. Sekarang lepas semua pakaianmu satu persatu !!!” bisikku tepat di telinganya.

Dia melepas atasan perlahan, kemudian membuka kaitan bagian belakang pada bra-nya, bra-nya terlepas dan payudaranya mulai menyembul seperti sebuah balon setelah itu dia mulai melepas celana pendeknya dan melepas perlahan bagian terakhir yang menutupi tubuhnya, celana dalam berwarna merah mulai dilepaskan.

Dia mengangkat kepalanya dan menatapku, aku berjalan mendekatinya.

Mark : “Berlutut... buka celanaku.”

Anna mengulurkan tangannya dan perlahan membuka zipper celanaku, P***sku semakin keras sesaat dia membuka zipper celanaku P***sku yang sudah membesar keluar tepat di depan wajahnya, dia menatap P***sku yang berukuran 6 inci dan untuk seorang gadis yang masih perawan, pasti akan sulit untuk dimasukkan ke dalamnya.

Mark : "Mulailah gunakan mulutmu…” Perintahku.

Dia segera membuka mulutnya dan mulai menjilatinya dari ujung batang milikku. Beberapa hisapan dan jilatan lidahnya dia merasa malu namun setelah itu dia mulai menikmati nya.

Aku membiarkannya berhenti setelah dua menit, dia melihatku. Aku mundur lalu aku duduk di kursi.

Mark : “Jika kau ingin permen lolipop, Kau harus datang kepadaku, kau menginginkannya kan ?!”

Dia segera mendatangiku dan meraih P***sku dengan tangan kecilnya, bergerak masuk dan keluar dari dalam mulut merah mudanya. dengan satu tangan aku menjambak rambutnya yang tergerai indah dan dengan tangan yang lain, aku menekan payudaranya.

Dia mengerang di antara isapan.

“Ahhhhhhh… Mark… Uhhhhhhhhh…” Desahnya.

“Urghhhh… Anna… ahhhhhhh…” Desahku.

Dia meningkatkan kecepatan, P***sku sudah sekeras tongkat. Aku menghentikan Anna dengan menahan kepalanya dan melemparkan tubuhnya ke atas tempat tidurku.

Aku membuka kakinya… V***a kecil berwarna pink di antara kedua kakinya sangat menggoda. Dia menutup miliknya dengan kedua tangannya.

“Jangan ditutupi, aku ingin melihatnya.”

Aku sudah tidak tahan dan langsung memasukkan P***sku ke dalam nya yang terasa sangat sempit.

Dia berteriak kesakitan, aku mulai menggerakan pinggulku bergerak masuk dan keluar. Setelah beberapa gerakan dia mulai mengerang lagi dengan erangan nikmat yang keluar dari mulutnya.

Dengan cepat dia menutup mulutnya.

“Jangan menutup mulutmu, aku ingin mendengar desahanmu.”

“Ahhhhhhh… ahhhhh…” Desahnya.

“Kau memberikan kepadaku sebuah surga…. Ahhhh… ahhhh…” Ucapku sambil mendesah.

Aku meningkatkan kecepatan gerakanku, dan mulai meremas payudaranya yang ikut menggelinjang naik dan turun, aku tidak tahan dan menggigit putingnya dengan bibirku.

Dia mulai menggerakkan pinggulnya seirama dengan gerakanku. Dan P***sku terus menjelajah di dalam V****anya yang sudah terasa basah dengan kenikmatan.

“Ahhhh… Mmmm… ahhhh...

“Terus… terus… ahhhh… keluarkan didalamku… Mark… ahhh…”

Dengan kedua tanganku, aku memegang pinggangnya sambil memompanya maju dan mundur. Keringat mengalir, aku memperlambat gerakanku.

“Jangan berhenti…” Desahnya.

Dia menatapku dan mulai menggerakkan tubuhnya maju dan mundur ke arahku.

Aku segera memberikan pukulan besar, dia sangat menikmatinya.

"Apakah kau mengerti bagaimana rasanya saat kau memelukku dengan erat ?" Bisikku.

Dan aku mulai lagi memberikan pukulan besar padanya untuk meningkatkan kecepatan gerakanku… Masuk dan keluar.

Ruangan kamar dipenuhi dengan suara desahan kenikmatan kami berdua.

Dia mendesah. “Ahhhh… jangan berhenti… ahhhh…”

“Aku akan keluar Mark…. Ahhhhh… aku akan keluar…. Ahhhhhhh...” Teriak Anna sambil melepaskan miliknya.

Dia meremas punggungku dengan tangannya, hingga tubuhnya menggelinjang dengan lemas, keringat mengalir di tubuhnya dan cairan mulai semakin membasahi V****anya.

Aku terus memompa masuk dan keluar tidak berhenti, gerakan ku semakin cepat… dan… tanganku meremas payudaranya.

“Ahhhhh...ahhhhhhh….” Erangku.

Aku melepaskan cairan spermku hingga tubuhku terasa lemas namun P***sku masih mengeras dia kaget melihat P***sku masih terangsang.

Aku segera membalikkan tubuhnya menjadi gaya doggy, aku memasukkannya dengan kedua tanganku yang mencengkram bagian bokongnya dan mulai memompanya dengan perlahan.

Dia menggerakkan pinggulnya seiring dengan gerakan pinggulku. Aku bergerak perlahan tapi dia bergerak dengan cepat sambil mendesah kenikmatan.

“Ini baru gadisku. Getting wet here !!!” Bisikku.

Setelah V****anya semakin basah, aku menjambak rambutnya lebih erat sambil menciumi punggungnya aku meninggalkan jejak hampir diseluruh tubuhnya. Aku semakin mempercepat gerakanku memompanya keluar dan kedalam dan…

“Ahhhhhh….ahhhhhh…” Aku keluar sambil mengerang.

aku masih mendambakannya, aku belum puas dengan tubuhnya. Mendambakannya membuatku semakin sulit.

Aku menjambak rambutnya dan membuatnya berdiri di dekat dinding sambil mengangkat salah satu kakinya dan aku kembali menusukan P***sku ke dalam V****anya yang masih terasa lembab.

Dia memelukku, tangannya melingkari leherku, aku mulai melumat bibirnya dan lidah kami bertemu di dalam mulut kami menjelajah mulut kami satu sama lain.

Aku meremas payudaranya dan mencubit putingnya, dia masih menikmati dan tidak berhenti mendesah.

Dalam beberapa pompaan masuk dan keluar kami berdua sama-sama keluar.

Dia lemas dan aku menggendongnya dengan gaya bridal dan membiarkannya tertidur.

Selama masturbasi, aku melepaskan hasratku tiga kali dan aku tersenyum puas untuk diriku sendiri..

“Betapa kotornya pikiranku, Dr. Mona benar, aku memang dominan. Jika submission ku tidak menuruti perintahku, aku akan menunjukkan neraka padanya. tapi aku tidak bisa menahan amarah ku saat memikirkan penjaga asrama itu aku akan membayar kematian penjaga asrama itu sebagai pembayaran atas air mata Anna. aku berjanji akan membalaskan air matamu.”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel