Chapter 19
Sudut pandang Anna...
Aku sangat malu ketika Dr. Mona memeriksakan Memar pada tubuhku kemudian aku mencoba untuk menutupinya tapi kenapa kenapa aku harus merasa malu dan bersalah padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun.
‘Kenapa aku harus menyembunyikan fakta bahwa Memar pada tubuhku disebabkan karena Mark.’ Pikirku.
Aku hanya merasa tidak tenang untuk berbagi tentang itu, karena mereka mungkin akan salah paham soal hubungan kami.
“Hubungan kita ?!” Ucapku.
‘Siapa dia bagiku sebenarnya ?! tidak, Dia adalah kakak dari Ria. Dia menjaga dan merawatku hanya karena aku adalah satu-satunya saksi untuk kasus kematian Ria. Tunggu dulu, Bagaimana dia bisa meyakinkan aku tentang suntikan itu kemarin ?! lalu kenapa dia mencium keningku ?! Ah… mungkin dia mencium keningku hanya untuk menghibur dan menenangkanku. Chhhh… karena sebuah ciuman di kening, aku sudah berdebar dan salah sangka. Kenapa aku merasa seperti itu ?! Kenapa aku tidak menolaknya, aku justru malah memandang tepat di matanya, seolah memberikan persetujuan.’ Pikir Anna pada dirinya sendiri.
‘Tapi apakah dia akan benar-benar bersama denganku selamanya ?! ishhhh... Anna sadarlah kau sudah terlalu banyak berpikir !!’
“Apa aku tertarik padanya ?! tidak… tidak… aku harus mengendalikan diriku.” Ucap Anna sambil menggelengkan kepalanya.
Saat itu, pintu diketuk dan Nany masuk ke dalam kamar dan memberitahukan bahwa Mark menghubungi, Nany memberikan kepadaku sebuah telepon.
Anna : “Hallo…”
Mark : “Anna bersiap-siaplah. Dr. Mona akan datang untuk menjemputmu.”
Anna : “Menjemputku ?! untuk pergi ke mana ?!”
Tanyaku, namun Mark memutuskan panggilannya begitu saja tanpa menjawab pertanyaanku.
‘Kenapa dia memutus panggilannya begitu saja tanpa menjawab pertanyaanku ?!’ Benakku.
Anna : "Apakah kau tahu sesuatu Nany ?!"
Nany : “Tidak, Anna. Tuan Mark tidak mengatakan apapun padaku.”
Aku menyerahkan telepon itu ke Nany, kemudian aku melihat diriku di cermin, aku menggunakan T-shirt tanpa lengan, aku melepas ikatan rambut ku dan membiarkannya tergerai begitu saja untuk menutupi tangan dan bahuku.
Aku memilih memakai celana jeans yang diberikan Nany padaku. Aku hanya memakai bedak tipis dan liptint. Tak lama, Nany mendatangiku lagi dan mengatakan bahwa Dr. Mona sudah datang.
Aku menghampiri Dr. Mona yang sudah menungguku di ruang tamu, hari ini Dr. Mona memakai crop top dan jeans, dia terlihat cantik.
Dia melihat kedatanganku.
Dr. Mona : “Apakah kau sudah siap Anna ?!”
Anna : “Ya ?! Ah… Ya Dr. Mona, tapi kemana kita akan pergi ?!”
Dr. Mona : “Apa Mark tidak memberitahumu ?”
Anna : “Tidak.”
Jawabku sambil menggelengkan kepalaku dengan wajah bingung.
Dr. Mona : “Kita akan pergi berbelanja.”
Jawab Dr. Mona sambil menarik pergelangan tanganku dan mengucapkan selamat tinggal pada Nany.
dia menarikku ke dekat mobilnya dan kami masuk. Setelah sepuluh menit kami sampai di sebuah butik desainer gaun pesta yang sangat terkenal. Dr. Mona segera berbicara dengan pelayan di toko itu untuk menjelaskan apa yang dicari.
Sementara Dr. Mona berbicara dengan pelayan toko itu aku melihat-lihat gaun yang tergantung di sekeliling butik itu. Ada gaun dengan kain satin yang indah namun sangat sederhana.
Aku mencoba melihat harga gaun satin indah namun sederhana itu. Betapa terkejutnya aku saat melihat harga pada label gaun tersebut.
‘15.000 dollar ?! Apa...?!’ benakku.
Aku membuka mulutku lebar-lebar karena terkejut sambil mengusap mataku untuk memastikan bahwa mataku melihat harga dengan benar.
“Apakah mereka membuat gaun ini dengan menggunakan bahan baku emas murni ?!” Gumamku sambil gemetar.
Tak lama, Dr. Mona menghampiriku dan meminta agar aku mengikutinya, kami berdua pergi ke sebuah ruangan di sisi butik yang lain. Dr. Mona mengambil sebuah gaun dan mengepaskannya pada tubuhku.
Dr. Mona : “Hmmmmm….” Ucap Dr. Mona sambil memicingkan matanya.
Anna : “Kenapa kau mengepaskannya padaku ?!” Tanyaku dengan wajah bingung.
Dr. Mona : “karena kita ada disini untuk membeli gaunmu.”
Jawab Dr. Mona dengan santai, sambil terus memeriksa gaun-gaun yang lain. Aku memegang tangan Dr. Mona dan menariknya ke sisiku.
Anna : “Apa ?! Tidak, Tunggu dulu Dr. Mona, Dengar aku tidak membutuhkan gaun-gaun ini dan lihat, ini sangat mahal harganya aku tidak punya uang untuk membelinya !!”
Jawabku dengan berbisik. Dr. Mona menarik napas dalam-dalam dan tersenyum padaku
Anna : “Dr. Mona ada apa dengan senyummu ?! Kau mendengarku kan ?!”
Dr. Mona : "Jangan khawatir, Mark yang akan membayar semuanya."
Anna : “Huh… Mark ?! kenapa dia harus membelikan aku gaun ?! Kenapa ?! Aku tidak menyetujui ini Dr. Mona. aku sudah bersyukur dan berterima kasih karena dia sudah menjagaku dengan baik dan mengizinkan aku tinggal di rumahnya. Sebenarnya aku merasa tidak enak karena telah sangat membebaninya. Tolong... aku tidak membutuhkan gaun apapun sekarang.”
Dr. Mona : “Hey... Anna, tenanglah. Ada sebuah pesta besok di malam hari yang harus kita hadiri. Jadi Mark memintaku untuk membantumu memilihkan gaun yang indah untuk pesta besok malam. Jadi ini dia…”
Dr. Mona mendorong tubuhku ke ruang ganti dengan beberapa gaun yang disodorkan padaku.
Setelah aku berganti beberapa gaun dan menunjukkannya pada Dr. Mona, dia tidak menyukainya. Aku menarik nafas lelahku.
Anna : “No ?!”
Dr. Mona menggelengkan kepalanya sebagai tanda dia tidak menyukainya. Akhirnya, Dr. Mona memberikan aku satu gaun lagi dan meminta ku untuk memakainya dan aku memakainya.
‘Ini terlihat cantik sekali.’ Pikirku sambil memandang cermin besar di hadapanku.
Gaun berwarna nude dengan seqin ini menutupi bagian dada sampai tepat di atas lukaku, namun ketika aku berbalik, betapa kagetnya aku saat melihat tak ada sehelai benangpun pada bagian punggung sampai persis di atas bokongku. Ada lace tipis di lekukan bagian samping dan juga sedikit di bagian belakang. Dengan tali yang menempel di kedua sisi gaun tepat di atas dada yang melingkar di leherku. Tali itu menahan gaunku agar bagian dadaku tidak terlihat.
Aku keluar dari ruang ganti, dengan sedikit malu. Dr. Mona melihatku dengan ekspresi puas di wajahnya. Dr. Mona mendekat dan memeriksa sambil mengelilingi tubuhku.
Anna : “Gaun ini bagian belakangnya terbuka.”
Ucapku sambil berbalik dan menunjukkan padanya dengan mengangkat rambutku yang tergerai.
Dr. Mona : “Kau sungguh seksi dan cantik. Semua pria di pesta itu besok malam pasti akan jatuh cinta padamu !!”
Ucap Dr. Mona sambil mengedipkan sebelah matanya.
Anna : “Dr. Mona, ummm… aku tidak suka gaun ini, ini terlalu… dan aku juga tidak suka jika pria jatuh cinta pada gaun ku, daripada karakterku.”
Kataku dengan ekspresi cemberut di wajahku.
Dr. Mona : “Kau pasti akan menemukan pria yang akan memberikan nilai pada karaktermu... Tapi untuk saat ini, gaun yang kau pakai sangat sempurna untukmu. Ini final…”
Dengan mengatakan itu Dr. Mona menyuruh pelayan di butik itu untuk mengemas gaun yang aku pakai dan kami pergi ke kasir untuk membayarnya.
Pelayan kasir : “20.000 dollar.”
Aku membuka mata dan mulutku lebar-lebar terkejut mendengar harganya sambil melihat ke arah Dr.Mona.
Dr. Mona : “Hey… jangan khawatir. Mark yang akan membayarnya.”.
Dr. Mona tersenyum dan membayar tagihannya. setelah itu kami membeli beberapa make up dan perfume, sebagian besar dipilih oleh Dr. Mona untuk ku dan tak lupa heels yang sesuai dengan gaun seksi berwarna nude yang kami beli tadi.
Dr. Mona mengatakan tinggi ku harus sesuai dengan tinggi Mark 187 cm sementara tinggiku hanya 165 cm. Jadi Dr. Mona lebih suka memilihkan aku sepatu dengan hak tinggi.
Setelah berbelanja, kami merasa lapar kemudian kami pergi ke sebuah restoran yang ada di dalam mall untuk makan.
Anna : “Aku pikir kita akan makan dirumah…”
Dr. Mona segera memotong kata-kataku.
Dr. Mona : “Kita makan disini, tidak masalah jika kita makan sesekali.”
Kami berada di restoran dan memesan pizza, Kentang goreng, chicken nugget dan cola. Memang saat lelah seperti ini lebih enak memakan makanan junk food seperti ini.
Kami sedang memakan pizza kami... Dr. Mona dan aku duduk berseberangan, Namun tiba-tiba saja sesosok tubuh tinggi dan atletis duduk tepat di sampingku. Aku terkejut ketakutan dan melihat ke arah wajah pria yang duduk disampingku.
‘Mark… dia Mark… tapi kenapa dia ada disini ?!’ pekikku dalam hati.
Aku membuang nafas terkejutku saat melihat ternyata itu adalah Mark, yang duduk di sampingku. Dia duduk di sebelah kananku, aku masih melihat wajahnya dengan kaget, tapi dia malah melihat wajah Dr. Mona dan mengucapkan selamat siang. kemudian dia memesan makanan juga.
Lalu aku sadar dan menoleh. Aku kembali makan pizza dengan tenang, Dr. Mona dan Mark berbicara satu sama lain.
Pada saat itu, tangan kirinya tiba-tiba saja menyentuh tangan kananku selama satu detik dan aku menoleh sejenak dan mengabaikannya.
Aku merasakan keju pada irisan pizza menempel di atas bibir dan hidungku, aku berusaha untuk membersihkannya disisi lain Dr. Mona tertawa melihat wajahku, aku menoleh ke Mark dengan ekspresi serius.
Mark memberikan aku tisu untuk membersihkan keju di bibir dan hidungku.
Mark : "Apakah kau menyukai french kiss ?!”
Aku mengambil tisu dari tangannya dan menatap tepat di matanya.
‘Tunggu apa yang baru saja dia katakan ?!’ benakku dengan ekspresi bodoh.
Aku menoleh ke arah Dr. Mona yang sedang sibuk mengambil chicken nugget. Aku melihat Mark lagi sambil membersihkan hidungku dengan tisu.
Anna : "Apa ?!"
Mark : “Apakah kau suka french fries !!”
Katanya dengan keras kali ini. Sementara itu, Dr. Mona menyela.
Dr. Mona : "Kami memesannya karena kami menyukainya !"
Jawab Dr. Mona sambil menoleh ke arah ku, aku menganggukkan kepalaku sebagai tanda ya masih dengan kaget dan melihat wajah Mark lagi.
Mark : "Kalau begitu aku juga mau French Kiss, beri aku satu."
Aku melebarkan mataku dan meliriknya.
Mark : “Berikan padaku... aku ingin mencicipinya.”
Katanya dengan keras dan dia mengedipkan salah satu matanya padaku. Dr. Mona memberikan sepiring kentang goreng kepadaku, untuk memberikannya kepada Mark yang berada persis di sebelahku.
Saat itu tiba-tiba aku merasa haus dan panas, aku mengambil cola dan menyesapnya.
Mark : "Tolong jangan gigit lidahku."
Anna : “Uhuk...uhuk… uhuk…”
Tiba-tiba aku batuk dan cola tumpah di depanku, baik Dr. Mona ataupun Mark segera menatapku.
Dr. Mona : “Anna apakah kau baik-baik saja ?!”
Aku menganggukkan wajahku kemudian Mark menoleh ke arah Dr. Mona.
Mark : "Tolong jangan menggigit french fries ku."
Dr. Mona : “Tidak ada yang akan mengambil kentang goreng itu darimu. Itu milikmu, kau bisa mendapatkan semuanya. Jika masih kurang kita bisa memesannya lagi !!”
Mark : “Aku sudah puas.”
Jawan dengan seringai di wajahnya.
Mark : “I Love it... Do you ?!”
Ucap Mark sambil menoleh ke arahku. aku dengan bingung menatapnya dan mengangguk secara reflek.
‘Tunggu dulu… Apa yang telah terjadi padaku ?! apa aku tulis ?! atau apa aku bodoh... kenapa aku tidak bisa mendengar dengan baik ?! atau aku sedang berhalusinasi dengannya, jika dia meminta berciuman denganku.’
*** Sorry for the delay in updating my chapters, In the last two days, I have been very stressed taking care of my daughter going to seventh grade and my other daughter, to ninth grade in their school. Apart from being Author, I’m just an ordinary normal mother in general. but it's all settle now, woohoo !!! please keep an eye on me and do support this story with your powerful stars and your valuable comments... thank you so much ***