Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 14

Sudut pandang Mark...

Aku pergi ke dalam kamarku untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan. Namun ponselku bergetar. Aku memeriksa layar ponselku, Genie personal asistenku lah yang telah menghubungiku. Aku mengangkat panggilan ponselku.

Genie : “Hey Tuan Mark, aku sudah berada diluar rumahmu, tolong bisakah Tuan menghubungi security villa mu untuk mengizinkan aku masuk.

Demi keamanan Anna, aku memperingatkan security yang menjaga Villaku untuk tidak sembarang mengizinkan orang lain masuk. Aku memanggil salah satu pelayan untuk memerintahkan security agar mengizinkan Genie masuk.

Aku berjalan menuju ruang makan untuk memeriksa apakah Anna ada disana untuk makan siang namun dia tidak ada di sana. Sementara itu, Genie sudah masuk dan sedang berjalan menuju koridor. Ketika Genie melihat ku, dia segera memeluk tubuhku.

Genie : “Hai Tuan Mark... Tanpamu pekerjaanku di kantor jadi sangat membosankan. aku rindu padamu. Kapan kau akan kembali ke kantor ?!”

Mark : “Segera !! Cepat duduk disini.”

Aku menunjuk ke arah meja makan untuk membahas beberapa urusan penting yang berhubungan dengan perusahaan.

Genie: “Disini ?! kenapa tidak ruang kerjamu atau di kamar tidurmu ?! Kita jadi memiliki privasi.”

Mark: “Aku butuh udara segar. Aku selalu suka berada di ruangan ini. Jadi disini juga tidak masalah untuk bekerja di sini tidak ada banyak orang jadi tempat ini tidak masalah.

Yang Sebenarnya, aku memilih berada di ruang makan karena aku ingin melihat Anna. Jika dia datang untuk makan siang, aku jadi bisa melihatnya dan memastikan keadaannya sudah lebih baik. Aku duduk di kursi tempat Anna duduk di pagi hari saat sarapan.

Genie : “Ini catatan kontraknya. Bacalah dan jika kau merasa ada yang perlu untuk dirubah tandailah dan jika kau setuju dengan isi kontraknya, Kau bisa langsung menandatanganinya.”

Mark : “Ada hampir 7 buah kontrak, Aku akan mulai mempelajarinya.

Aku sudah terlibat dalam beberapa proyek pekerjaan dan aku menyuruhnya untuk mengubah beberapa poin.

Sementara itu, Nany datang untuk memberi kopi kepada kami berdua dan dia segera pergi ke dapur.

Kami melanjutkan pekerjaan kami. Tiba-tiba Genie mulai berbicara sesuatu.

Genie : "Kenapa kau mengatakan untuk membawa Tshirt dengan ukuran ku ?! Dia sangat kurus dan ukuran dadanya tidak sama dengan ukuran dadaku Chhhh... "

Mark : “Apa ?”

Tak lama kemudian aku melihat ke arah Genie, yang sedang memperhatikan seseorang. Aku membalikan tubuhku ke arah tempat mata Genie tertuju. Itu Anna, entah kenapa aku merasa senang saat melihatnya. Matanya terlihat bengkak, Aku merasa sangat bersalah karena aku telah melukai emosinya.

Anna dengan santai berjalan ke dapur, seolah dia tidak memperhatikanku. Terkonfirmasi sudah, bahwa Anna marah kepadaku kemudian aku ingat apa yang Genie katakan, Genie dengan sengaja mengatakan kata-kata itu untuk menyakiti Anna, saat Anna berada di dekat kami.

Aku menoleh ke arah Genie, dia menatapku.

Genie : “Apakah kau jatuh cinta padanya ?!”

Mark : “itu bukan urusanmu Genie !! Dan aku menyuruhmu untuk membawa ukuranmu karena aku suka melihatnya memakai pakaian yang sedikit kebesaran. Dia cantik dan dia juga tidak gemuk sepertimu. Juga... ya, dia tidak memiliki ukuran tubuhmu tapi aku yakin ukurannya sangat pas untuk seorang wanita, ukuran yang pas dan sempurna untuk membuat pria-pria terkesan.”

Aku sebenarnya bercerita tentang Tshirt nya yang kebesaran agar lukanya bisa lekas sembuh. Dr. Mona dengan jelas menganjurkan untuk tidak menggunakan pakaian yang ketat. Namun secara mengejutkan tshirt itu terlihat sangat mempesona ketika dipakai Anna.

Genie : “Apakah kau melihat itu ?!”

Genie bertanya tentang dada Anna.

Mark : “Ya.”

Aku berbohong pada Genie, yang sebenarnya, aku tidak pernah melihat dadanya dengan jelas. Ketika aku melihat tahi lalat itu, dia masih memakai Branya, tapi aku sudah melihat lekuk dua buah gundukan yang ada di dadanya, Aku sudah merasakan dadanya ketika kami berpelukan.

Aku sengaja berbohong kepada Genie agar Genie tidak mengganggu Anna lagi, karena aku yang akan menjaga Anna.

Wajah Genie berubah menjadi hitam dan terlihat sangat cemburu.

Genie : “Great !!!”

‘Aku akan membuatmu tidak melihatnya lagi.’ Pikir Genie dengan ekspresi cemburu dan marah.

kami menyelesaikan pekerjaan kami dalam 15 menit. sebenarnya aku mempercepat [pekerjaanku untuk bertemu Anna, karena tadi dia bahkan tidak menoleh padaku sama sekali dan pergi ke area taman dengan segelas kopi di tangannya.

Setelah pekerjaan selesai aku memerintahkan Genie untuk kembali ke kantor dengan beberapa pekerjaan. Genie meninggalkan Villa.

Aku melirik ke arah taman, sudah tiga puluh menit Anna masih terduduk di dekat kolam. Well… Sebenarnya Tempat itu adalah tempat favoritku di rumah ini, Aku biasa duduk di sana bersama dengan ibuku. Setelah mereka meninggal, Aku duduk di tempat itu dan banyak menangis disana. Belakangan ini jika aku merasa kesepian maka aku akan pergi dan duduk di sana berjam-jam hingga perasaanku membaik. Namun sekarang Anna yang duduk di sana di tempat yang sama dan saat ini dia sedang menyandarkan wajahnya di atas lutut sambil memandangi kolam dengan pikiran yang dalam.

‘Kenapa dia bisa memilih tempat yang sama, tempat yang paling aku suka ?!’ Benakku.

Aku berjalan perlahan menuju kearahnya. Sebenarnya, aku tidak suka menghibur siapapun, khususnya wanita aku tidak pernah merasa jatuh cinta pada mereka. Entahlah, itu mungkin hanya ego ku saja. Tapi gadis ini telah mengubah sikapku terhadapnya.

‘Bagaimana dia bisa melakukan itu ?! apa yang spesial darinya ?!’ Pikirku sambil menautkan alisku.

Aku mendekatinya, dia bahkan tidak menyadari kehadiranku. dengan perlahan aku duduk Persis di sebelahnya dan dia masih menatap kolam sambil tenggelam di dalam pikirannya sendiri.

"Apakah kau terluka ?!" Tanyaku dengan hati-hati.

Aku menanyakan pertanyaan itu dengan maksud menanyakan apakah suntikkan yang diberikan Dr Mona masih terasa sakit atau tidak. Atau apakah dia merasa terluka karena ejekan dan kata-kata yang Genie lontarkan tadi saat di ruang makan, karena aku sangat yakin Anna pasti mendengarnya.

Anna mengangkat kepalanya dan melihat wajahku. Aku berpaling ke sisi lain bukan karena alasan apa-apa tapi karena aku tidak mampu melihat matanya yang bengkak. Aku mencoba mengendalikan diriku, aku katakan pada diriku sendiri.

Dia kembali memalingkan wajahnya ke arah kolam, dia tidak menanggapiku sama sekali. aku juga terdiam.

Kami berdua tidak mengatakan apapun dan terdiam selama lima menit, kami berdua tenggelam di dalam pikiran kami sendiri.

sedikit terasa canggung dan pekat pada awalnya.

Setelah itu, tiba-tiba saja Anna memecah keheningan yang canggung ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel