Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8. Foto Model Telanjang

Di hari ke 5 akhirnya mereka harus berfoto telanjang. Hanya memakai pakaian transparan. Jaket plastik dan berbagai pakaian plastik lainnya. Muka memang ditutup karakter. Ada box ada elips ada bola ada topeng. Tapi bagian bawah dan dada jelas kelihatan.

Awalnya malu malu akhirnya mereka terbiasa.

Maudy terlihat sexy dengan bulu kemaluannya yang tipis. Sementara Wulan belum ada bulu nya. Dan yang paling lebat bulunya vagina Riska.

Mereka awalnya malu malu. Namun akhirnya cuek aja.

Riska memiliki payudara paling besar. Mungkin ukuran 38 D. Untuk ukuran anak SMU termasuk besar. Wulan paling kecil ukuran payudaranya 34 C. hanya saja ia paling tinggi dan paling putih. Sementara Maudy sedang aja. 36 B.

Maudy agak kehitaman. Rambut Curly. Wulan tinggi pakai kacamata. Sementara Riska Rambut sebahu. Mirip polwan.

Kali itu mereka diganjar 30 juta. Angka yang fantastis.

"Astaga kita dikasih uang banyak"

"Iya tapi kita harus telanjang"

"Gak apa apalah, Fotografernya aja sudah terbiasa"

"Terbiasa sih terbiasa tapi khan malu juga"

"Ya terus gimana, kalau mengundurkan diri kita harus mengembalikan 10 kali lipat sedangkan kita sekarang masing masing sudah mengantongi 71 juta. Artinya kalau kita mengundurkan diri harus bayar 710 juta"

"Iya ya"

"Ya sudah yang jelas semua punya rahasia masing masing gak boleh dibocorkan ke orang lain, setuju"

"Setuju"

"Dan sekarang kita tabung aja. Uang ini. Mana tahu akan berguna nantinya"

"Iya kita tabung aja. Jangan sampai kita beli ini itu, nantinya mereka curiga"

Sementara itu Lydia dan Joyce gak kepikiran mau ikut. Terlebih Riska, Wulan dan Maudy diem diem aja. Gak menunjukkan hal hal lain.

Joyce mulai nanya nanya ke Maudy.

"Gimana pemotretannya lancar"

"Lancar alhamdulillah, apa mau ikutan?"

"Udah dapet berapa kalian dan kalian ngapain aja ?"

"Ya lumayan lah..."

"Berapa? Kalian baik baik aja khan ? Kok seperti gak happy"

"Kami happy kok say. Namun memang uangnya kami tabung. Awal awal aja kami sembrono beli iphone tapi sekarang kami lagi nabung"

"Oh gitu.. emang kalian udah dapet berapa?"

"Rahasia dong.. ada kode etik yang gak boleh diceritakan pada orang lain perihal penghasilan kita"

"Hemmzzz ya udah deh, jadi kalian mulai rahasia rahasiaan nih"

"Enggak sayang ... gak akan rahasia kalau kamu ikut foto foto"

"Gimana ya habis kalian tertutup sih"

"Gimana untuk konsep hijab ala Lydia bisa diterima?"

"Waduh aku gak ngerti. Nanti aku tanyain deh"

"Oke janji ya. Kalau pakaian hijab, Lydia mau ikut dia"

"Iya iya, aku juga mau kalau bisa pakai pakaian hijab ya aku pilih yang pakai pakaian hijab"

"Ho oh"

"Emang kalian foto fotonya kayak gimana?"

Pertanyaan menjebak dari Joyce. Membuat Maudy dan Riska berpandangan.

"Enggak foto foto gimana, cuma khan kalau tertutup kita seneng juga"

"Emang kalian buka bukaan?"

"Ya enggak juga sih, cuma kalau pakai hijab khan kelihatan anggun gitu. Ih kamu mah keepo banget"

"Iya"

"Ya udah sekarang aku traktir kalian ya"

"Hemmmzzz iya ya okey"

"Tapi nanti kalau kalian gabung, gantian kalian yang traktir"

"Iya iya ... perhitungan banget sih"

Mereka beli es krim baskin robbins.

Sementara itu Gita sedang dekat dengan Andini. Andini mendadak menjadi teman dekatnya. Bahkan ia seperti bodyguard Gita. Setiap Gita mendapat perlakuan tak baik, ia langsung tampil bahkan tak segan menghajar yang mengganggu Gita.

"Andini gak perlu gitu juga kali, Alex barusan kamu hajar hahaha"

"Biarin tuman ... ganggu ganggu kamu say"

"Hahaa"

Tampak Pak Yusuf memanggil manggil Andini dan Gita.

"Gita ... andini sini"

"Andini, tuh pak yusuf panggil"

"Ah ogah, dia genit banget, suka colak colek"

"Hei kalian denger gak cepat sini"

"Iya iya pak"

Andini dan Gita terpaksa mengiyakan. Sebetulnya mereka malas kalau dipanggil Pak Yusuf. Dia selalu kegenitan. Dan selalu godain dan colak colek.

"Ada apa pak"

"Gimana Gita, jadi mau jadi foto model? Kamu juga Andini ... mau gak?"

"Foto model apa pak?"

"Pokoknya kalian nanti dapet duit banyak"

"Iiiihh ogah pak, nanti diapa apain ...."

"Iiih beneran, coba tanya Riska, Maudy sama Wulan. Mereka juga sudah banyak duitnya. Kamu gak lihat mereka udah pake iphone? itu mereka beli sendiri bukan dibeliin orang tuanya"

"Ah enggak pak, aku mau jadi siswa aja. Gak mau jadi foto model"

"Hemmzz gini. Kalau kalian ikut jadi fotomodel, saya jamin nilai olah raga dan kesenian kalian akan besar"

"Loh apa hubungannya pak?"

"Khan itu bagian dari seni..."

"Iiiih bapak nih curang"

"Iya saya jamin Riska, Maudy dan Wulan minimal dapet 90, dan mereka bisa dapet 100 kalau nilai ujiannya juga bagus"

"Ih jangan gitu dong pak, itu gak fair namanya"

"Itu fair, foto model bagian dari seni. Ya kalau kalian jadi penyanyi juga kalian akan mendapat nilai tambahan. Dan sekarang bapak kasih kesempatan. Selain kalian bisa dapet uang banyak, nilai kalian juga gede"

"Hemmmzzz iya deh pak nanti kita pikir pikir lagi"

"Ya kalian jangan kelamaan mikir, coba kalian tanya Maudy, Wulan dan Riska"

"Iya pak iya iya"

Siang selesai sekolah. Maudy, Wulan dan Riska seperti biasa siap siap guna pemotretan. Bingung juga antara mau pergi atau tidak. Sayangnya kalau ia bisa keluar sekarang, maka uang yang mereka dapatkan sudah cukup. Hanya saja kontrak mereka satu bulan dan dalam satu bulan mereka terus pemotretan tidak boleh tidak datang. Kalau tidak datang maka akan kena surat peringatan dan wajib membayar denda. Denda perhari senilai 30 juta. Angka yang fantastis. Kecuali sakit maka boleh tidak hadir. Dan bila 3 kali tidak hadir dianggap mengundurkan diri dan wajib membayar 10 kali lipat dari uang yang sudah diterima.

Mau tidak mau mereka bertiga harus menyelesaikan kontraknya.

"Maudy, Riska ... Wulan ... kalian mau kemana?"

Andini dan Gita menghampiri.

"Euuuu mau jalan"

"Mau pemotretan?"

"Kok kalian tahu?"

"Ya tahulah, kami disuruh pak Yusuf untuk ikut gabung kalian dan tanya tanya tentang pemotretan. Emang jadi foto model jadi majalah apa sih?"

"Rahasia dong, kalau kalian mau kalian aku kenalkan dengan manajer aku"

Sebetulnya ketiganya agak ragu. Tapi ya mau tidak mau mereka menceritakan nya.

"Gimana Gita?"

"Ya udah kita ikut kalian"

"Beneran kalian mau jadi fotomodel?"

"Aku disuruh begitu sama pak Yusuf"

"Tring"

Muncul WhatsApp dari pak Yusuf ke ketiga siswanya itu.

"Kalian ajak Gita dan Andini, kalau kalian berhasil maka kalian akan mendapatkan masing masing 1 juta biar aku hubungi pak Surya"

Mulai jiwa itung itungan bisnis pak Yusuf. Karena kalau 2 orang itu masuk, ia mendapatkan 10 juta, dipotong 3 juta untuk 3 orang tak mengapa. Ia masih mendapatkan 7 juta.

"Gimana?"

"Iya pak kami akan ajak ke pak Surya"

"Oke"

Lalu Pak Yusuf menghubungi pak Surya.

"Pak Surya ini ada 2 orang lagi, namanya Gita dan Andini mereka mungkin akan tanya tanya ke bapak untuk jadi Fotomodel. Kalau berhasil mereka pengen gabung juga. Oh iya Joyce dan Lydia juga mungkin pengen gabung, hanya saja Lydia ia minta jadi model hijab saja. Bisa dibikinkan pak"

"Waduh gak bisa pak. Soalnya majalah kita terbitkan di Jepang, untuk model hijab belum ada konsepnya"

"Oh ya sudah yang 2 orang ini aja dulu, Andini dan Gita. Gimana?"

"Ya udah bawa aja kesini pak Yusuf. Kalau mereka jadi, baru nanti saya transfer saja komisinya"

"Iya pak gitu aja. Saya juga nanti pastikan agar mereka bisa gabung"

"Oke pak siap, atur saja"

"Gimana Riska, Maudy dan Wulan. Andini sama Gita sudah sama kalian?"

"Udah pak. Kita lagi OTW"

"Oke siap"

Sesampainya di tempat pemotretan, Maudy memberitahukan kedatangannya.

"Nih pak kami udah disini di kantin yang kemaren"

"Oke kalian tunggu disitu"

Lalu pak Yusuf menghubungi pak Surya.

"Pak Surya, itu anak anak sudah menunggu di kantin"

"Oh siap pak, saya lagi ambil surat kontraknya"

Selang beberapa menit, Pak Surya datang menghampiri mereka.

"Hallo siang"

"Siang pak"

"Oke langsung aja ya ... mungkin Maudy, Wulan dan Riska silakan ke studio, biar saya sama .... siapa namanya?"

"Gita ..."

"Oh Gita ... kalau yang satunya?"

"Saya Andini"

"Oke biar saya sama Gita dan Andini. Kalian bertiga boleh masuk studio.

Riska, Maudy dan Wulan masuk ke studio. Sementara Pak Surya berbincang bincang dengan Gita dan Andini.

"Jadi gini ya ... kami perusahaan jepang ingin mencari fotomodel berbakat. Dan kalian akan dibayar mahal untuk setiap pemotretan. Yang sudah sudah teman kalian sampai dengan saat ini sudah mendapatkan 71 juta. Boleh kalian tanya sendiri. Jadi intinya kalian baca baca dulu ini kontrak. Kontrak hanya sebulan dan kalian bisa mendapatkan jutaan hingga ratusan juta dari pemotretan ini"

"Maaf pak ya ... untuk majalah apa ya?"

"Maaf kami tidak bisa membicarakannya, kalau kalian sudah tanda tangan baru kami memberitahukannya. Jadi setiap pemotretan setiap harinya kalian bisa mendapatkan belasan hingga puluhan juta rupiah"

"Euuu gimana ya ..."

"Kalian baca baca dulu, ini kesempatan bagi kalian untuk mendapatkan uang banyak. Tadi lihat khan mereka bertiga memakai iphone, yang mereka beli sendiri dari uang mereka. Dari pemotretan ini"

"Bukan itunya, tapi buat majalah apa ya?"

"Majalahnya terbit di Jepang itu saja. Kalian silakan baca item perjanjian kontrak ini saya beri waktu 15 menit. Dan bila kalian tanda tangani. Maka sekarang juga kalian akan bawa pulang 2 juta rupiah. Tanpa ngapa ngapain. Pemotretan masih besok. Dan besok kalian bisa mendapat 10 juta"

"Woww lumayan ya pak"

"Iya lumayan andini"

"Oke pak kami baca baca dulu"

Pak Surya meninggalkan mereka. Mereka hanya diberi waktu 15 menit untuk berpikir.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel