Bab 15 Gadis Mural dan Gadis Sticker
Image baru Gita dalam dunia Nude Photography adalah Gadis Mural, dan Gadis Sticker. Karena ia kerap memberi mural di backgroundnya. Juga diberikan sticker di puting susu dan kemaluannya.
Bahkan menjadikan Gita terkenal. Ia juga khawatir dengan ketenaran nya bisa diketahui pihak sekolah.
Gita sudah melakukan pemrotretan jilid dua yang dibayar 2.5 kali lipat. Kalau ia berhasil menyelesaikannya dalam waktu sebulan. Maka totalnya dari pertama pemotretan bisa mencapai 1.9 M lebih. Apalagi kalau Andini. Bisa diatas 2 M lebih.
Gadis sticker Gita juga malah digandrungi oleh penikmat foto sexy majalah dewasa. Selain Gita lebih unyu unyu dan menggemaskan. Dan masih tertutup. Kesan Andini yang terlalu vulgar dan boomsex juga banyak tidak disukai.
Mereka pemotretan lain tempat. Jadi baik Gita dan Andini tidak bisa melihat pemotretan satu sama lain. Walau masih satu studio tapi beda ruangan.
Karena bayar double, fotopun langsung foto sexy. Gita dengan image sticker dan expressi ketakutan dan geli kalau lihat kemaluan laki laki berbeda dengan tema yang diterapkan kepada Andini yang cenderung wanita liar.
Ternyata masing masing punya penggemar sendiri sendiri.
Adalah Pak Yusuf yang pengen tahu aksi secara langsung pemotretan mereka. Sengaja datang ke studio. Karena ia mendengar dari Surya kalau Gita dan Andini diperpanjang kontraknya. Ia sudah mupeng duluan. Walau ia sudah melihat majalah dewasa tersebut dimana anak didiknya difoto, tapi ia ingin melihat langsung proses pemotretannya.
"Dimana Pak Surya ruang pemotretan mereka?"
"Wah tertutup pak, mana bisa bapak lihat mereka difoto distudio, kecuali make up artist dan asisten. Paling bapak keruang komputer saja. Karena proses editing langsung merekam di ruang Server Foto"
"Dimana, bisa gak?"
"Bisa tapi bapak bayarlah sama editornya 500 ribuan lah. Gimana?"
"Ya udah tanggung udah disini"
"Bentar kebetulan saya kenal orangnya saya harus masuk dulu"
Akhirnya Surya masuk ke ruang server dimana mereka merekam live pemotretan. Dengan Kamera bergerak.
"Bro, ini kawanku lagi mau belajar editing boleh masuk gak. Nanti ada bayarannya deh"
"Oke siap"
Lalu pak Surya masuk bersama pak Yusuf. Tentunya janjian dulu harus ngaku lagi belajar editing. Surya ngenalin pak Yusuf.
"Pa Dino, ini pak Yusuf. Pak Yusuf ini pak Dino. Dia yang handle semua video streaming dan editing. Jadi silakan pak Yusuf tanya langsung proses editingnya seperti apa. Atau pak Yusuf lihatin aja Pak Dino ngapain aja"
Pak Surya memberi isyarat uang
Pak Yusuf lalu membuka dompetnya dan memberikan uang 500 ribu.
"Ok pak Yusuf terimakasih. Pak Yusuf lihatin aja ya"
"Oke"
Pak Yusuf lihat pemotretan Gita dan Andini. Keduanya sudah pose telanjang. Hanya saja Andini terbuka. Dan Gita masih memakai sticker.
Matanya jelalatan lihat Andini dengan tanpa busana berlenggak lenggok bak model professsional. Sudah paham beberapa gerakan. Karena kemaren juga sudah latihan kareografi dan gerakan ala model. Model sensual. Demikian juga Gita. Sudah lihai dengan image takut. Dan pak Yusuf juga lihat ada 3 pria telanjang bergantian mendekati Gita dan Andini.
Gita seperti biasa dia berekspresi ketakutan bahkan ia tak berani melihat. Namun itu sekarang sudah acting. Sesekali melihatnya. Ia sudah terbiasa.
Ketakutannya sekarang hanya acting belaka.
Lain Andini. Bahkan ia diminta untuk memegang kemaluan sang lelaki. Dan memasukkan kedalam mulutnya. Kalau Gita ekspresi ketakutan saat memegang kemaluan laki laki. Ia seolah olah tak mau melihat. Tapi saat benda panjang kenyal dipegangnya ia juga merasakan hasrat sexnya membara.
"Ckxkckk hebat mereka"
"Apa pak Yusuf"
"Enggak itu modelnya bagus"
"Iya... namanya Andini dan yang ini Gita"
"Cantik ya .. "
"Iya ... tapi ada yang lebih cantik dari mereka"
"Yang mana?"
"Ada dari keturunan china, korea ... bahkan ada yang dari India dan Amerika"
"Disini juga proses rekamannya?"
"Iya Mau lihat?"
"Boleh"
Pak Dino lalu memperlihat proses rekaman Video shootnya. Live.
"Astaga ada adegan sex juga?"
"Iya ... Tapi seperti pak Yusuf lihat mereka ada adegan sex untuk foto dan ada adegan sex untuk video"
"Video dikirimnya kemana?"
"Ke Jepang ke Eropa .."
"Oh nakednews atau apa gitu ya"
"Banyak pak. Ada website juga dll"
"Kalau softwarenya sendiri apa aja?"
Softwarenya berbayar semua. Premium. Ada Filmorago, Adobe Flash, Quick Time, Adobe Premier ... banyak lah pak"
"Ooo. Dikerjain sendiri?"
"Iyalah pak. Emang perusahaannya agak pelit sih hehe. Tapi ya itu tadi biar mahal bayarannya tapi bagian sound ada bagiannya tersendiri"
Pak Yusuf melihat adegan bersenggama diantara bule bule itu. Ada bule kulit hitam. Ada juga bule indian. Yang jelas syaratnya penisnya gede.
"Terus nanti Gita dan Andini gitu juga?"
"Kayaknya enggak ... biasanya yang kontrak yang ketiga baru ditawari maen"
"Hemmzz"
"Kayaknya mereka perawan ..."
"Wah justru kalau perawan bayarannya mahal pak Yusuf. Sekali video shoot pertama saat perawan bisa ratusan juta. Tergantung negosiasi"
"Hemmzz"
Muka pak Yusuf mupeng lihat pemrosesan pembuatan video dewasa itu.
Tapi biar gak kelihatan pura pura, pak Yusuf juga minta proses editing videonya.
Pak Dino langsung mengedit videonya. Ia memotong motong video dengan thema dan storyboard yang sudah ditetapkan. Dari mulai durasi sekian menit dan detik. Dan animasi yang dimasukkan. Dan soundnya bukan bagian dia. Hanya video saja.
Pak Dino menswitch lagi ke Gita dan Andini. Andini sudah mulai berani memegang kemaluan laki laki dan masuk kedalam mulutnya. Walau itu hanya foto saja bukan beneran melakukan blowjob. Untuk blowjob beneran bayarannya tentu beda lagi.
Tampak mereka sepertinya hendak beristirahat. Tampak mereka berpakaian.
Gita masih saja dengan background muralnya. Ia berikan ke Dino untuk proses editing video dengan latar belakang mural seolah olah nyata. Padahal hanya diperbesar saja. Karena mural itu bikinan Gita sendiri. Dan menggunakan greenscreen seolah olah mural itu nempel di dinding kota. Dan seolah olah Gita berada di keramaian dan berfoto telanjang. Padahal itu hanya overlay saja dengan videonya.
Permainan layer demi layer dari Pak Dino memang Jago. Ditambah efek 3 dimensi, pencahayaan, presfective semua terkesan nyata.
Gita juga didepannya ada video di televisi secara live yang sudah jadi seolah olah ia berjalan telanjang di bawah lorong jembatan. Dan ada mural yang ditambahkan. Dengan demikian ia bisa berekspresi langsung ketika ada mobil lewat dan lainnya.
Selesai pemotretan awal, mereka istirahat. Pak Yusuf enggan keluar. Takut mereka lihat dirinya. Namun ia terpesona dengan kemolekan tubuh Andini. Yang sexy.
Ia ingin menggodanya. Muncul dalam benaknya ingin mengencani mereka terlebih. Ia sudah melihat "Barang" Bagusnya.
Kalau "Barang" Gita ia belum melihatnya. Karena tertutup sticker.