Bab 16. Mengencani Andini dan Gita
"Pak Dino boleh gak minta mentahannya? saya mau belajar memasukkan video. Sama animasinya ya sedkit aja. Tadi kayaknya templatenya bagus"
"Wah sebenarnya mahal sih pak"
"Ini aku tambahin lagi 500 gimana?"
"Okelah. Tapi jangan dipublikasikan kemana mana ya. Hanya untuk koleksi pak yusuf aja"
"Siap"
"Ada flash disk nya?"
"Ada"
Dicopykanlah beberapa animasi dan effek ke flash disk pak Yusuf. Juga beserta video telanjang mereka.
Kemudian pak Yusuf pulang demikian juga dengan Gita dan Andini. Tapi ia membiarkan Gita dan Andini pulang duluan.
"Gila ... baru pemotretan pertama disuruh pegang penis ... ckckck"
"Kamu pegang?"
"Iyalah ... emang kamu gak disuruh pegang?"
"Ya awalnyanya geli .. tapi aneh juga ya hahaha"
"Kenyal kenyal gimana gitu ya"
"Iya"
"Terus kamu ngapain aja. Pasti vulgar ya"
"Gila tau gak, mereka suruh aku masukin penis mereka ke mulut aku"
"Terus kamu lakukan"
"Iyalah"
"Hishhh gila ... tuh khan kata aku juga kamu imagenya liar sih ... kalau aku hanya disuruh lihatin ke penisnya sambil muka takut aku"
"Terus kamu lihat"
"Awalnya geli ... mosok itu lubang pipisnya kelihatan hiii seremmm"
"Serem apa pengen"
"Pengen ngapain yeyyy"
"Pasti gak bisa tidur kamu ya itu penis masuk mulut"
"Enggak cuma nempel bibir doang"
"Hiiih seremm aku lihatnya aja udah gila apalagi masuk ke mulut"
"Iya itu gede banget ya kontol mereka"
"Emberrr... ooohh my god ... aku gak bisa tidur nanti malam ... bayangin aku disuruh lihatin penis mereka dengan muka takut aku"
"Apalagi aku aku disuruh masukin ke mulut"
"Iiih gila apa rasanya"
"Rasanya seperti ternoda ... aku gadis murahan hahaha"
"Seneng seneng ... pasti kamu masturbasi"
"Enggak lah takut dobol perawanku"
"Paling gesek gesek doang ya haha"
"Emberr .. emang kamu sering masturbasi gita?"
"Enggak sih cuma elus elus aja"
"Sama aja dodol.... terus basah?"
"Dikit hahaha .... kalau kamu?"
"Pernah sih pengen masukin timun ... tapi gak jadi ... takut gak perawan lagi"
"Jangan lah .. biar untuk suami aja"
"Gak tahu lah git ... siapa tahu kita besok atau lusa malah kepengen pacaran ... karena udah lihat kontol mereka"
"Jangan kontol dong ngomongnya saru banget titid kek ... eh jangan tapi apa ya pensil gede"
"Spidol ..."
"Iya spidol"
"Gede banget ya ... soalnya aku dapetnya ada yang bule juga".
"Iya sama. Paling besok tukeran. Model aku ke kamu. Model kamu ke aku"
"Besok pose apalagi ya penasaran"
"Ketagihan ya ..."
"Dikit haha habis lucu sih"
***
Pak Yusuf setelah kemaren lihat proses editing video dan ia bahkan meminta beberapa cuplikan video mereka disertai animasi. Animasi transisi dan efek lainnya. Dimasukkan kedalam flash disknya. Semaleman ia membukanya di laptopnya. Padahal ada istrinya juga. Tapi ia meninggalkan istrinya sendirian di kamar tidur.
Ia membuka laptopnya. Dan ia membuka video dari pemberian Pak Dino.
Pak Yusuf menggesek gesekkan tangannya di kemaluannya. Ia lihat adegan pemotretan Andini yang terbuka. Bahkan memegang penis laki laki.
Andini berekspresi nakal. Mengecup yang unik. Andini sudah mulai rajin merawat kemaluannya. Karena itu assetnya. Ia kadang mencukur habis kemaluannya. Sehingga mulus tanpa bulu kemaluan. Shaved pussy. Lain dengan Gita. Ia cuek membiarkannya. Toh ia memakai sticker. Tak tanggung tanggung ia memesan sticker berbagai bentuk dan bahkan memesannya sendiri.
Pak Yusuf memperhatikan betul betul bentuk kemaluan Andini.
Sampai sampai ia lupa kalau ia juga punya kemaluan lawan jenis yang ia miliki, yakni istrinya. Ia dengan dalih akan meriksa tugas siswa nya padahal ia tengah asyik memperhatikan video lucah siswinya Andini dan Gita. Kalau Gita ia hanya menebak nebak saja bentuknya. Karena gak terlihat sama sekali hanya kulitnya yang mulus saja.
"Ckckck Andini Andini ... pesona tubuh kamu ..."
Lalu ia mengocok kemaluannya... hingga menegang. Sementara istrinya terlelap tidur.
Pak Yusuf onani lalu ia berdiri. Dan
"Srooot srooot srooot"
Ia mengeluarkan spermanya diatas meja kerjanya.
Cairan spermanya banyak sekali. Ia cari cari tissue dan mengelapnya.
"Argghhh"
***
Keesokannya ia seperti biasa ngajar dikelas. Lumayan lemes dibuatnya. Tapi sekaligus fresh karena telah tercurahkan hasratnya.
Masih terngiang ngiang dalam ingatannya kemolekan Andini menghadap kamera sambil jongkok dan disamping kiri dan kanannya ada lelaki yang dipegang kemaluannya oleh Andini dan ia melihat kemaluan Andini yang super tembem dengan belahannya yang menggoda.
Ia menyapa anak anak. Dan ia melihat ke Andini juga Gita.
"Anak anak ... sekarang kalian silakan olah raga, bebas ya mau basket, volley atau lari ... sementara Andini dan Gita, bapak minta diruangan sebentar. Nanti kalian akan dipanggil dua duaan giliran ya masuk. Yang pertama Andini dan Gita"
Lalu anak anak berhamburan keluar.
Setelah pak Yusuf memastikan siswanya olah raga lantas ia menghampiri Andini dan Gita.
"Gimana kalian pemotretan nya"
"Gimana maksudnya pak?"
"Ya apa saja?"
"Ya biasa aja ..."
"Gak .. bapak juga tahu ... nih kalian lihat"
Pak Yusuf memperlihatkan video mereka.
"Deggg"
Mereka kaget. Darimana pak Yusuf tahu video itu.
"Bapak darimana dapet nya?"
"Ya dari internet lah"
"Pak please pak jangan sampe tahu yang lain"
"Kenapa kalian gak cerita kalau pemotretan nya seperti ini"
"Khan kata bapak jangan tolak rezeki ya khan Gita?"
"Yang 4 yang lain khan gak dipanggil lagi. Kenapa kalian gak cerita kalau kalian tanda tangan kontrak lagi"
"Terus harus dibatalin gitu pak?"
"Ya jangan ... kalian yang rugi. Tapi bapak tidak bertanggung jawab ya kalau diketahui pihak sekolah"
"Maksud bapak?"
"Kalau sampai sekolah tahu, kalian akan dikeluarkan dari sekolah"
"Please pak jangan kasih tahu yang lain"
"Iya khan bapak sendiri yang membawa kami ke studio itu"
"Tapi khan bapak bilang cuma sebulan ... kenapa kalian terusin lagi tanpa konsultasi dengan bapak"
"Iya pak ... kami kira bapak akan setuju"
"Iya kami kira bapak juga malah senang"
"Bapak juga gak mau kalau pose kalian seperti ini"
"Iya pak tapi kami gak bisa menolaknya. Semua ada dalam perjanjian harus mengikuti apa kata mereka"
"Ya udah bapak tidak akan laporkan kalian ke sekolah ... kalau ada apa apa, itu diluar tanggung jawab dari bapak"
"Iya pak please jangan ya"
"Bisa aja ... asal ..."
"Asal apa ... pak"
"Bapak pengen kalian puasin bapak"
"Maksudnya ..."
"Kamu andini dan Gita ... lakukan seperti dalam video ini seperti yang kalian lakukan pada model ini"
"Hemmzz ... ih bapak mah ..."
"Sok aja kalau gak mau ... sekarang bapak kasih video ini ke kepala sekolah"
"Jangan pak ... jangan .."
"Jadii ..."
"Iya saya mau ... gimana kamu Gita"
"Iya deh"
"Ayok ..tutup dulu gordynnya"
Sekolah itu dikelilingi gordyn walau memang pasti gak bisa dilihat dari luar karena setengah kacanya dilapisi cat.
"Sekarang pak?"
"Iya .. tapi kalian lucuti pakaian kalian juga"
"Ah ... bapak nih ... khan malu"
"Jadi gak mau..."
Pak Yusuf mengacungkan hpnya yang memutar video mereka.
"Iya iya ..."
Dan mereka melucuti pakaiannya. Tinggal menyisakan celana dalam dan branya.
"Ayok cepet nanti ada yang ngintip"
Untunglah Gita sudah kasih sticker dari rumah kemaluannya.
Andini sudah melucuti pakaiannya. Pak Yusuf menelan ludah. Bagaimana tidak, kini dihadapannya ada siswinya yang langsung ia saksikan sendiri telanjang bulat. Sama seperti di video itu. Kemaluan yang tembem dan mempesona. Juga susu yang besar dan mengkal.
"Ckckck kamu Andini ... memang sexy sekali ... sini"
Walau agak ragu tapi ia mendekatnya.
"Pak aku aja cuma foto foto dan direkam video. Tapi khan belum pernah disentuh"
"Sini sayang sini nak..."
Pak Yusuf memelorotkan celananya.
"Ayok jangan malu malu. Di studio aja gak malu malu"
Muka mupeng pak Yusuf.
"Ayok buka celana dalam bapak"
Gita dan Andini mendekat. Andini pelan pelan membuka sempak pak Yusuf.
Dilihat kemaluan pak Yusuf yang mencuat tegang.
"iiiih bapak niiih kok udah tegang"
Andini dan Gita juga kaget. Kalau di studio para model gak tegang kemaluannya walau dipegang. Punya pak Yusuf sudah tegang. Dan lumayan juga besar kemaluannya.
"Ayok pegang"
Andini memegang kemaluan pak Yusuf.
"Kamu juga Gita"
"Hiiiihhh"
Gita bergidik. Memang aslinya ia suka bergidik.
"Ayok sini"
Pak Yusuf menjamah susu Gita dan menarik sticker nya. Terlepas sticker Gita. Gita refleks menutup payudaranya dengan tangannya
"Jangan bapak please ..."
"Jadi bapak mau laporkan ... sini sayang ... gak usah takut"
Gita menggeleng geleng.
"Ayok cepet nanti yang lain curiga ... kamu andini kocok kemaluan bapak"
Gita terpaksa mendekat. Dan andini juga mulai mengocok kemaluan pak Yusuf
"Udah jangan ditutupin payudaranya"
Pak Yusuf menarik tangan Gita.
Gita terpaksa memperlihatkan putingnya.
Terlihat sudah puting Gita yang selama ini ditutup sticker. Berwarna merah muda ... lebih ranum dari pada punya Andini. Walau susu Andini lebih besar.