Bab 11. Pemotretan Gita dan Andini
Pemotretan Gita dan Andini yang pertama. Ia sudah kepikiran sih akan bermasalah. Namun ia juga penasaran sekaligus gak bisa ngapa ngapain. Walau uang 20 juta bisa aja ia meminta pada orangtuanya namun ia berpikiran kembali. Kalau kalau ia juga membutuhkan uang itu. Ia membutuhkan uang ratusan juta itu.
Terngiang ngiang nasehat dari mamahnya.
"...tapi ingat jaga pergaulan ya. Kamu cantik dan manis. Pasti banyak godaan sama kamu. Kamu harus bisa jaga diri. Jangan sampai terlibat pergaulan bebas atau hal hal kenakalan lainnya...."
Apakah ia sudah dianggap nakal kalau ia foto nude art. Atau jadi fotomodel tanpa sepengetahuan mamahnya.
Ia melihat lihat tubuhnya didepan cermin. Ia tak mau kemolekan tubuhnya jadi komoditas sexual.
"Mommy ... kalau seandainya Gita cari kerjaan boleh gak mih"
"Kerjaan apa sayang, kamu waktunya belajar"
"Tapi ini juga tidak menyita waktu kok mih"
"Misalnya?"
"Ya misal sepulang sekolah jadi fotomodel, atau penari"
"Selama masih positif gak apa apa. Memangnya uang dari papih sama mommy kurang?"
"Enggak sih tapi Gita pengen mandiri mih, dan Gita janji tidak akan mengganggu pelajaran. Gita tetap berprestasi"
"Ya lakukanlah menurut kamu terbaik"
"Mommy kira kira bisa pinjamin Gita 20 juta gak mih"
"Buat apa sayang uang sebanyak itu"
"Ya buat modal atau apa gitu"
Gita sebetulnya ingin mengundurkan diri dari pemotretan itu tapi entah keputusan nya bener apa salah kalau harus menghamburkan uang 20 juta itu.
"Mommy bukan gak mau kasih sayang, mommy khan lagi mau buka perusahaan. Ini lagi banyak keluar uang juga. Uang 20 juta bisa aja. Tapi mungkin enggak sekarang sayang"
"Hemmzzz ya sudah gak apa apa sih. Jadi boleh khan mih .. Gita cari uang jajan tambahan"
"Iya boleh sayang, tapi jangan sampai ganggu pelajaran"
"Iya mih Gita Janji"
Gitapun dianter Om Ahmad ke sekolahnya. Ia sekarang kasih ke om Ahmad 100 ribu.
"Buat apa sayang?"
"Buat om Ahmad"
"Buat Bensin?"
"Buat om Ahmad aja. Buat ngopi atau rokok atau apa"
"Ya sudah, makasih ya"
"Iya om"
Gitapun masuk kelas. Didalam kelas ia seperti bersemangat. Karena semangat ia sudah diperbolehkan mencari uang.
Ia sekarang sebangku dengan Andini, biasanya sama Reno.
Gurupun masuk.
"Beri Salam"
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh"
"Waalaikum Salam Warahmatullahi Wabarokatuh"
Sekarang adalah pelajaran Matematika
"Anak anak .. buka halaman 45"
Anak anakpun membuka LKSnya.
"Baik, kita ulas yang kemaren, coba mulai dari Gita, sampai ke yang pojok sana sampai semua kebagian dari kiri ke kanan lalu ke belakang kerjakan soal satu persatu, yang salah nanti hukumannya nyanyi..."
Maka satu persatu Gita mengerjakan soal di mulai halaman 45.
Karena ini bagi Gita cetek aja. Tentu dapat dikerjakannya dengan mudah.
"Bagus Gita, lanjut"
Giliran Andini.
Pada dasarnya Andini juga pintar, jadi iapun bisa mengerjakannya.
Hanya beberapa orang yang salah dan dihukum nyanyi. Tentu diketawain karena ada yang nyanyi fals.
"Baik anak anak. Kita lanjutkan materinya. Sekarang tentang logaritma"
Pak Nanan dengan telaten mengajar matematika. Sampai usai pelajaran selesai. Merekapun bersama Andini. Dan mereka dijemput oleh mobil perusahaannya pak Surya. Mereka berlima. Dari mulai Maudy, Riska, Wulan, Gita dan Andini.
Merekapun bercengkrama. Ada pemandangan baru.
"Nihh aku belikan buat kamu Iphone"
Maudy memberi kejutan pada Andini.
"Oalah makasih sayang padahal biar aku yang milih modelnya"
"Ini khan yang kamu pengen kemaren"
"Oya ... makasih yaaa"
"Bayar nanti kalau sudah dapet dari pemotretan"
"Iya iya..."
"Kok aku gak dikasih?"
"Kamu gak minta ... lagian kamu khan kaya Gita"
"Iya mommy lagi mau buka perusahaan, aku minta 20 juta juga gak dikasih"
"Hemmzzz apa ... kamu masih ragu"
"Iya ragu kalau harus buka bukaan"
Tampak Riska dan Wulan keheranan. Maudy yang kikuk.
Riska dan Wulan melihat kearah Maudy.
"Iya iya aku yang bilang ke mereka. Karena aku khan gak bisa boong. Lagian mereka udah tanda tangan kontrak. Jadi aku bilang kalau mau mundur sekarang asal punya uang 10 kali lipat dari kemaren. Artinya mereka harus bayar 20 juta khan"
"Hemmzz"
"Iya kalian kenapa sih gak cerita dari awal"
"Kamu bertahan aja gita. Lumayan uangnya. Dan pemotretan khan cuma sebulan aja kontraknya"
"Terus kalau kalian sekarang disuruh telanjang lagi gimana?"
"Ya terpaksalah sayang. Gak apa apa, fotografer nya aja keren"
"Eh itu punya maudy loh, maudy naksir sama dia hahaha"
"Iyakah Maudy .."
"Iya ... iya ... awas kalian jangan kecentilan sama dia hahaha"
Dan merekapun tiba.
Seperti biasa Gita dan Andini berbeda ruang studio.
Sementara yang lain satu studio. Namun tetep fotografer yang sama. Hanya bersebelahan. Bergantian mereka difoto. Ruang rias tersendiri. Karena cuma satu fotografer dan satu make up artist jadinya mereka gantian. Kecuali pas body painting kemaren, ada 3 orang make up. Karena waktunya yang lama.
Temanya sekarang yang 3 orang adalah The Jungle.
Mereka seperti biasa seperti kemaren yang 3 orang telanjang dan hanya memakai topeng karakter hewan hutan.
Sementara Gita dan Andini themanya adalah Anak Pedesaan.
Mereka didandani layaknya anak remaja pedesaan. Tentu saja dengan green screen. Andini dan Gita masih berpakaian kostum. Berbagai pose anak pedesaan dengan berbagai properti. Andini dan Gita tidak memakai topeng. Sama seperti diawal awal Maudy, Riska dan Wulan. Ada foto foto yang tidak pakai topeng.
Andini dan Gita diganjar 10 juta. Sementara 3 yang lain karena sudah masuk ke telanjang mereka dibayar masing masing 50 juta. Jadi sudah mendapatkan 171 juta. Apalagi sekarang posisi mereka mengharuskan mereka sedikit berani seperti mengangkangkan pahanya. Walau agak malu malu, namun ketiganya sudah mulai berani dan terbiasa. Mereka pun diberi waktu istirahat untuk sesi foto berikutnya.
"Kalian tadi foto apa?"
Tanya Gita.
"The Jungle"
"Terus ngapain aja..."
"Iiih kamu mah keepo. Tapi janji jangan bawel dan cerita ke yang lain"
"Iya iya"
"Ya biasa telanjang bagian bawah tapi khan muka pake topeng"
Gita mengurut dadanya.
"Astaghfirullah ... hemzzz apa aku sanggup ya nanti"
"Hemmzzz udah jangan mundur ya sayang...."
"Tuh kalian sudah dipanggil. Artinya kalian pulang duluan"
Gita dan Andini pulang duluan. Dan masing masing dibayar 10 juta.
Sebuah angka yang fantastis bagi mereka. Andini juga kegirangan.
"Astaga duit sebanyak ini buat apa Git?"
Gita antara senang dan ragu. Yang artinya bila dia mundur, harus mengembalikan 120 juta.
"Iya kalau pas hari kelima disuruh pakai pakain plastik gimana"
"Ah cuek ajalah"
Andini yang cantik dan tomboy malah cuek aja.
"Hemmzz dasar, tapi iya ya ganteng tukang fotonya"
"Jadi kamu naksir juga sama fotografer nya"
"Hahaha dikit. Tapi udah keduluan Maudy hahaha"
"Kamu bisa kok bersaing sama dia ... khan dia juga belum milih siapa"