Bab 14 Aju dan Adel
Diantara semua soulmate yang menjadi sorotan di Pulau, tidak ada yang lebih menarik perhatian daripada pasangan Aju dan Adel. Bahkan Koga, Koma, Tian dan Gama, empat orang yang mendominasi ujian pertama kali di Pulau dan setelah itu berkali-kali masuk ke tiga besar, sama sekali tidak bisa mengalahkan pesona pasangan ini.
Siapakah mereka?
Aju mempunyai nama lengkap Satu Tujuh dan Adel mempunyai nomor urut Satu Delapan.
Aju mempunyai turunan darah dari Asia Selatan. Memiliki postur tubuh dan raut wajah ala India, Pakistan dan sebangsanya, dengan ciri khasnya hitam keling dan bagaikan disiram minyak saat sedang berkeringat di bawah sinar matahari.
Sedangkan Adel, mempunyai darah native American, mempunyai warna kulit kemerahan dan bentuk tubuh yang mulai terlihat menonjol disana sini. Seksi, ciri khas gadis Amerika Latin. Meskipun baru berumur sepuluh tahun, tapi pesona khas gitar Spanyol itu jelas bersinar dari tubuhnya.
Tapi bukan karena ciri fisik mereka itu yang membuat semua kandidat tertarik kepada mereka.
Tiga Delapan aka Tian, dikenal sebagai gadis paling cerdas dengan kemampuan Intelligence yang tidak diragukan lagi. Tapi soulmatenya adalah si Aneh Tiga Tujuh yang selalu menyendiri dan tidak punya kawan.
Kosong Tiga aka Koga, dikenal sebagai kandidat dengan strength terkuat diantara para Kandidat. Tapi soulmatenya adalah Kosong Empat aka Em, gadis supel dengan kemampuan hanya rata-rata saja.
Kosong Lima aka Koma, dikenal sebagai kandidat dengan kemampuan fisik yang menandingi Koga. Tapi soulmatenya adalah Kosong Enam aka Songnam yang dikenal oleh para Kandidat bukan karena kemampuannya tapi karena dia adalah teman dekat Koga.
Dari keenam monster yang mendominasi para kandidat sejak ujian pertama, kini hanya tinggal peraih ranking kedua Intelligence Capability yaitu Satu Delapan aka Adel dan ranking ketiga Tiga Lima aka Gama.
Sedangkan untuk kategori Physical Attribute, tinggal peraih rangking ketiga saja yaitu Satu Tujuh aka Aju.
Tentunya semua orang bisa menebak manakah pasangan yang paling mengerikan?
Tentu saja, pasangan Aju dan Adel. Kedua-duanya adalah peraih ranking tiga besar dan sudah mendominasi para kandidat bahkan sebelum Tahap Kedua dan program soulmatenya dimulai.
Dan kini, aturan main untuk soulmate yang membuat kedua orang ini menjadi pasangan, sama saja dengan memberikan sepasang sayap kepada seekor harimau. Memberi mereka kemampuan lebih untuk merusak dan mengalahkan musuh-musuhnya.
Karena itulah Aju dan Adel dicalonkan menjadi kandidat terkuat untuk menjadi pasangan yang bahkan akan mengalahkan para peraih ranking tertinggi seperti Koga dan Tian.
=====
Tapi seperti peribahasa jauh panggang daripada api, seperti itulah kenyataannya, terkadang kenyataan tak sesuai dengan harapan.
Seorang gadis kecil manis sedang berteriak-teriak kepada seorang bocah laki-laki yang berdiri di depannya. Si Bocah hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal melihat tingkah gadis di depannya.
"Aku nggak mau jadi soulmatemu!!" teriak Adel ke arah Aju.
"Tapi Del, ini kan dah aturannya? Kita harus jadi pasangan," balas Aju.
Adel mendengus ke arah Aju, "itu sih maumu. Humph. Aku tahu dari dulu kamu naksir aku ya kan?" kata Adel.
Aju tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
Adel makin marah melihat tingkah Aju, "itu gelengan kepala artinya iya atau nggak? dasar Keling!!!" teriak Adel.
"Maaf Del, udah bawaan genetis mungkin, mau iya atau nggak, aku tetep aja geleng-geleng kepala," jawab Aju sambil nunduk karena malu, lha kalau emang udah dari sononya disetting gitu, mau gimana coba?
"Tapi apa yang kubilang tadi memang benar Del. Mau nggak mau, suka nggak suka, kita ini tetep soulmate. Sehidup semati. Hanya terpisahkan saat ajal menjemput," kata Aju berapi-api setelah rasa malunya hilang.
"Shut up!!! Itu yang nggak kusuka darimu Keling!! Kamu tu terlalu lebay. Sedih dikit, nari. Senang dikit, nari. Habis berantem, nari. Apaan sih? Lebay banget," cerocos Adel sambil mencerca si Aju.
"Maaf Del, udah bawaan genetis mungkin, kami bawaannya nari mulu kalau baper," jawab Aju sambil nunduk karena malu, lha kalau emang udah dari sononya disetting gitu, mau gimana coba?
*Kalau paragraf diatas berasa De Javu, kalian normal, emang copas atasnya.
"Tapi apa yang.." belum sempat Aju mengulangi kalimatnya tentang sehidup semati dan ajal menjemput, sebuah benda melayang dan mengenai muka Aju.
"Apaan ni?" gumam Aju sambil memegang barang yang barusan dipakai Adel untuk melemparnya.
Celana dalam.
Muka Aju langsung cerah seketika, apalagi saat dia mencium barang itu dan sedikit aroma tercium dari sana. Itu artinya barang yang dipegangnya adalah 'premium grade unwashed underwear'.
"Makasih ya Del, kan kusimpan selalu pemberianmu yang sangat berharga ini. Aku akan menjadikannya hartaku untuk menemani malam-malam gelapku dan menghilangkan penat yang kurasakan setelah beraktifitas seharian," kata Aju sambil memegang benda itu dengan sangat hati-hati.
"Dasar Keling Cabul!!! Balikin!!!" teriak Adel yang langsung mengejar Aju yang sudah berlari kencang dan menggunakan kemampuan fisiknya.
Adel cuma bisa terengah-engah sambil berusaha mengembalikan napasnya yang terasa habis saat mengejar Aju tadi. Adel gadis kecil yang cantik dan pintar. Tapi si Aju Keling itu selalu membuatnya hilang kesabaran.
Bukan, kalian salah bila berpikir ini adalah cerita 'benci lalu suka' ala roman picisan yang banyak bertebaran di wattpad. Ini cerita anti-mainstream. Adel beneran nggak suka sama si Aju.
Dengan satu alasan yang nggak akan bisa diperbaiki oleh Aju bagaimanapun caranya. Adel nggak suka cowok berkulit hitam. Karena dia ingin memperbaiki keturunan. Dia tidak ingin anaknya nanti berkulit merah sepertinya atau lebih parah lagi berkulit keling macam Aju.
Adel ingin anaknya berkulit putih dan imut seperti orang-orang Korea atau Jepang itu. Yang matanya sipit dan kalau tertawa akan menutup dengan sendirinya. Ditinggal sembunyi pun nggak nyadar mereka.
Anak yang rambutnya lurus dan berwarna hitam karena Adel ingin mempunyai rambut lurus juga. Bukan seperti rambutnya yang bergelombang dan berwarna coklat seperti sekarang.
Betapa Adel sangat membenci penampilannya sendiri.
Kenapa dia tidak terlahir secantik Tian, Songnam atau gadis-gadis oriental itu. Mereka cantik sekali sampai Adel bahkan rela menjadi pacar mereka. Upss sorry. Tak betul ni arahnya, LGBT pula nanti.
Dan dari sekian banyak cowok oriental yang ada di Pulau, Adel sudah menentukan pilihannya dari dulu. Dia cowok berdarah Korea yang selalu pendiam dan tidak pernah bergaul dengan kawan-kawan lainnya.
Dia seperti seekor serigala tanpa kawanan yang harus bertahan hidup seorang diri di tengah terpaan salju tanpa perlindungan kawanannya.
Sosok yang berdiri sendirian dan melolong di tengah malam ke arah rembulan. Memanggil kekasihnya yang tak kunjung datang.
Dan sosok itu bernama Tiga Tujuh.
Lelaki impian Adel yang sejak hari pertama di Pulau sudah menarik hatinya.
Tapi, sama seperti semua yang telah dia lalui. Si Tian keparat itu tetap saja menjadi batu pengganjal langkah Adel.
Dari dulu.
Sejak dua tahun lalu, Adel yang mendapatkan peringkat kedua dan Tian peringkat pertama selalu bersaing. Mereka berdua selalu memperebutkan posisi pertama, meskipun semua peraih tiga besar mendapatkan hadiah yang sama tanpa memperdulikan ranking.
Dan takdir seolah-olah seperti mentertawakan mereka. Mereka berdua harus memperebutkan Tiga Tujuh.
Dan Adel bertekad untuk tidak kalah dalam hal ini, demi calon bayinya yang bermata sipit dan berambut hitam lurus kelak.