Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5: Jangan merayunya 18+

___Happy Reading Guys ___

Darren adalah seorang pria yang lembut dan sabar, tidak hanya karena Darren memberikan sapu tangan untuk menyeka air matanya tetapi juga secara pribadi pria itu mengantarkan Alyssa kembali ke asrama.

"Aku benar-benar minta maaf...." melihat seorang Darren Wilson seperti ini, Alyssa tiba-tiba merasa malu dan sungkan.

Dia benar-benar bingung dan terlalu banyak berpikir tentang mimpinya dan juga pesan mesum dari pria asing itu, sementara Darren adalah orang yang baik, bagaimana dia bisa menjadi orang mesum dalam mimpinya.

"Tidak apa-apa" Darren tersenyum lembut, "Ini sudah larut, kembalilah ke dalam" ucapnya menyuruh Alyssa untuk bergegas masuk ke asrama.

“Terima Kasih kak Darren” Alyssa menoleh ke gedung asrama, lalu tiba-tiba sebuah sepeda motor lewat.

"Hati-hati!" Darren menarik Alyssa ke dalam pelukannya untuk menghindari sepeda motor tersebut.

Saat berada di pelukan Darren Alyssa bahkan tidak berani bergerak, jantungnya berdetak kencang lalu tiba-tiba bertambah berdetak semakin kencang.

"Apakah kamu baik-baik saja??" Darren bertanya pada Alyssa.

Dan Alyssa hanya berdiri diam, ia hanya membeku dengan kejadian barusan, rasanya seperti mimpi.

“Alyssa??” Darren memanggilnya lagi sembari mengibaskan tangannya di hadapan wajah Alyssa.

Alyssa tiba-tiba bereaksi, tersipu dan mundur perlahan, ia tak bisa bernafas jika harus terlalu dekat dengan Darren.

Setelah diperhatikan ternyata Darren memiliki tahi lalat kecil berwarna terang di sisi lehernya. Jelas saat itu Alyssa tercengang melihat tahi lalat itu, dia teringat siapa orang yang memiliki tahi lalat tersebut.

"Kembalilah, dan berhati-hatilah" Darren tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal pada Alyssa.

Alyssa merasa malu, dan dengan malu-malu juga mengucapkan selamat tinggal dengan tergesa-gesa,

"Selamat tinggal kak Darren" ucapnya.

Apa yang baru saja dia lakukan??

Pertama dia lari keluar asrama, lalu bergegas ke lapangan basket mengganggu permainan Darren dan teman-temannya, menangis dan menyedihkan di depan Darren lalu terjadilah sebuah pelukan...

Dia begitu malu dan malu, sambil merasa bingung pintu kamar tiba-tiba terbuka.

Teman sekamarnya yang ketiga, Ruth berdiri di belakang pintu dan memandangnya dengan dingin. Meskipun mereka teman sekamar, dia tidak banyak berinteraksi dengannya dibandingkan dengan Irene dan Ashley.

"Apakah ada yang salah??" Alyssa bertanya langsung karena tatapan dingin yang diberikan Ruth.

Ruth berkata dengan dingin,

"Hormatilah sedikit, jangan merayu Kak Darren" ucapnya seolah ia adalah pacarnya, namun nyatanya bukan.

Jelas Alyssa mengerutkan kening, tetapi sebelum dia bisa menjawab, Ashley dengan tidak senang dan terpaksa harus ikut campur. Ashley berdiri dan menarik Alyssa ke belakangnya.

"Apa maksudmu dengan itu, Ruth? Bagaimana kamu bisa berbicara dengan Alyssa seperti itu? Seolah kamu adalah pacarnya kak Darren" ucapnya kesal pada Ruth.

"Dia tahu apa yang dia lakukan." Setelah Ruth mengatakan ini, dia membanting pintu dan pergi begitu saja.

Ashley memandang Alyssa dan bertanya yang sebenarnya, Ashley yakin temannya tidak seperti itu.

"Apa yang kamu lakukan??" Tanya Ashley.

Namun tiba-tiba Irene yang sedang membaca forum kampus, ia membacakan sesuatu yang berhubungan dengan Alyssa dengan lantang.

"Yo temen-temen, disini dikatakan bahwa Alyssa mengakui cinta nya kepada Darren Wilson, tapi setelah ditolak Alyssa menangis. Ada gambar kejadiannya dan beritanya menyebar dengan cepat..." Ucapnya setelah membacakan berita di forum tersebut.

Irene memasukkan ponselnya dan bertanya pada Alyssa,

"Jadi kamu menangis di depan Kak Darren gara-gara ditolak??"

"Tidak, aku....." Alyssa tidak tahu bagaimana menjelaskannya.

“Apakah kamu benar-benar menyukai kak Darren? Apa yang kamu sukai dari pria neurotik itu?” Irene sedikit cemas,

"Tidakkah kamu lebih menyukai pria lain saja daripada dia."

Ashley mencubit Irene dari belakang,

"Kak Darren adalah dewanya para pria di kampus ini, siapa yang kamu sebut neurotik??" Ucap Ashley Protes.

Irene berkata dengan ragu-ragu, "Aku iri padanya dan aku menyukainya, tidak bisakah aku bercanda saja??"

Ashley mengertakkan gigi dan menatap Irene beberapa kali, Alyssa samar-samar menyadari ada sesuatu yang salah tetapi karena dia terlalu terganggu dia mengabaikannya.

Akhirnya Irene bertanya pada Alyssa, "Apakah kamu benar-benar menyukai kak Darren??" Tanya dia kembali.

Alyssa mengatakan yang sebenarnya dan rasanya tidak perlu ia tutup-tutupi.

"Aku menyukainya tapi aku tidak mengaku padanya, pembicaraanku dengannya dan tiba-tiba menangis berbeda dari rumor yang beredar, rumor itu salah dan tidak berdasar sama sekali" ucap Alyssa jujur.

“Biar kubilang saja, bagaimana mungkin gadis manis dan lugu sepertimu bisa merayu siapa pun? Jangan khawatir Ruth hanya berbicara omong kosong, aku akan membantumu memarahinya saat dia kembali.” Ashley mencubit pipinya, dia adalah teman yang sangat setia.

Alyssa memeluk Ashley dan memberitahunya bahwa dia baik-baik saja dan tidak usah peduli dengan rumor tersebut lalu pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri setelah seharian beraktivitas.

Tapi Irene masih ingin menindak lanjuti rumor tersebut tetapi ketika dia mengklik postingan tersebut, rumor tersebut hilang, ia sangat bingung bagaimana rumor nya itu sudah terhapus begitu cepat.

"Hah...bagaimana bisa terhapus??" Gumamnya Irene.

Sedangkan Alyssa yang sudah selesai mandi, dia melemparkan dirinya ke tempat tidurnya dan berusaha untuk tertidur.

Namun tetap saja dia tidak bisa tidur. Matanya tidak ingin tidur.

Alyssa merasa takut tetapi dia tidak pernah menerima pesan baru dari pria asing itu.

Dia takut dengan rasa sakit dari mimpi pertama, tetapi lebih takut lagi dengan kenikmatan yang dia rasakan dari mimpi sore hari.......

Segalanya tenang, bahkan Ruth tidak kembali malam ini, dan dia bisa mendengar napas pendek Irene dan Ashley.

Tanpa sadar Alyssa gagal menahan rasa kantuknya dan tertidur.

“Alyssa sayang, aku sudah lama menunggumu.” Suara dosen itu membangunkannya.

Masih di dalam kelas, suara dosennya masih terdengar bahkan posisinya masih sama dengan mimpi sebelumnya ketika ia dikelas. Kakinya terbuka lebar, roknya robek dan menghadap ke kelas.

Sepertinya Alyssa melanjutkan mimpi yang sebelumnya.

"biarkan aku pergi...." Alyssa mulai berjuang.

“Lubang vagina kecil yang aku jilat hingga terbuka sekarang sudah tertutup” dosen itu memasukkan jarinya ke dalam vagina Alyssa dan bertanya.

“Alyssa, Bagaimana aku harus menghukummu??”.

Setelah bertemu Darren hari ini dan menghadapi pelecehan seksual yang terus-menerus dalam mimpinya, Alyssa yang selalu bertahan secara pasif, mulai melawan.

"Lepaskan aku, lepaskan aku ....." Alyssa terus menolak.

Alyssa terus meronta dengan keras, sambil menangis pria itu tiba-tiba membalikkan badannya dan memeluknya.

"Apakah Alyssa sayangku suka disetubuhi olehku?? Awalnya dosen mu ini ingin mengambil keperawananmu dengan lembut tapi sekarang aku takut aku harus bersikap kasar padamu." Ucapnya sembari tersenyum membuat Alyssa takut.

"Kamu..." dia terdiam.

Perjuangan Alyssa tiba-tiba terhenti, terkejut bukan karena perkataan pria itu melainkan tahi lalat yang familiar di leher dosen itu.

Tahi lalat yang dengan tahi lalat nya Darren.

To be continue.

Please like and comment.

Follow Author and share the story on your sosial media.

Thank you....

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel