Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3: Mimpi aneh lagi 21+

___Happy Reading Guys___

Darren Wilson adalah pria sejati!!

Rasa coklat yang diberikan nya lembut dan manis menyebar di mulutnya. Alyssa melihat kepergian Darren dan tiba-tiba rasanya jadi pahit.

Alangkah baiknya jika Darren tidak punya pacar. Dengan begitu dia masih punya kesempatan.

Alyssa menggelengkan kepalanya, sekarang bukan waktunya untuk memikirkannya. Dia masih perlu memeriksa dari mana foto itu berasal dan apa yang sebenarnya terjadi.

Alyssa pergi ke rumah sakit, dan menanyakan lebih detail kepada dokter wanita yang merawatnya waktu ia pingsan dulu, tetapi dia tidak memiliki petunjuk apa pun disana.

Dokter wanita bertanya padanya apakah ada sesuatu yang salah.

Alyssa jelas tidak ingin memberi tahu siapa pun tentang foto yang diambil secara diam-diam.

Akhirnya, Alyssa meninggalkan rumah sakit dengan sedih.

Dia belum menerima pesan apa pun hari ini dan dia merasa frustrasi.

Apa yang harus dia lakukan??

Merasa frustrasi, Alyssa memutuskan untuk membolos. Untuk pertama-tama Alyssa pergi makan siang dan kembali ke asrama, sambil berpikir dia akhirnya tertidur di meja.

Alyssa mendapati dirinya sedang duduk di ruang kelas ketika dia bangun.

Ada yang aneh pikir Alyssa.

Tata letak kelasnya tidak seperti ruang kelas nya semua nya terasa berbeda, tetapi seperti kelas universitas-nya sendiri tapi bukan, yang aneh adalah wajah semua mahasiswa terhalang oleh kabut putih bayangan dan dia tidak dapat melihat satupun dari wajah mereka.

Apa yang telah terjadi??

Alyssa menggigit ujung jarinya dan terasa sakit, itu artinya ini bukan mimpi.

Akankah dia mengalami mimpi seperti hidup kembali di dunia lain??

Alyssa tiba-tiba menjadi ketakutan. Dia ingin melarikan diri tetapi tubuhnya seperti terpaku di kursi dan tidak bisa bergerak sama sekali, ada yang aneh, seolah tubuhnya bukan dirinya yang mengendalikannya.

Apa sebenarnya yang terjadi??

Alyssa merasa ketakutan, tapi pintu kelas tiba-tiba terbuka. Melihat sosok yang dikenalnya, Alyssa merasa lega.

Apakah itu kak Darren? Pikirnya Alyssa.

Itu tidak benar... Orang ini juga tertutup kabut bayangan dan tidak mungkin untuk melihat menembus kabut itu.

Ini buruk sekali.

Adegan ini benar-benar seperti kelas sungguhan.

"Hari ini kita di sini untuk kelas fisiologi" dosen yang datang tiba-tiba itu mengumumkan dan seolah ia mengenal suara itu tapi ia tidak bisa melihatnya karena wajahnya seolah tertutup kabut.

Namun lagi-lagi, suara nya mirip Darren, namun bukan.

Suara pria yang rendah dan mendominasi terdengar lagi, dan Alyssa sungguh dibuat ketakutan.

Tidak....dia tidak.....apakah dia akan diperkosa di sini lagi?? Ia tiba-tiba teringat pada suara pria di mimpi sebelumnya.

"Oke kelas, guru membutuhkan seseorang untuk naik ke podium dan bekerja sama dengan ku, apakah ada sukarelawan??" pria itu bertanya.

Rekomendasi diteriakkan satu demi satu.

"Bagaimana dengan Alyssa??" salah satu dari mereka itu menyebutkan namanya secara sukarela.

"Ya, biarkan Alyssa yang melakukannya," teriak yang lain.

"Sepertinya Alyssa tidak keberatan, jadi biarkan dia yang melakukannya", lalu suara lain setuju.

Alyssa sangat ketakutan hingga dia mulai menangis, dia ingin menolak tetapi dosen tetap memanggil namanya bahkan seolah tubuhnya tidak bisa menolak.

"Kalau begitu biarkan Alyssa yang melakukannya, silakan naik" ucap guru itu yang membuat Alyssa takut.

Alyssa hanya merasa tubuhnya di luar kendali, dia berjalan ke podium dengan bingung dan tiba-tiba guru menahannya.

"Siapa kamu??" Alyssa bertanya karena ia begitu familiar dengan suara dosennya, ya pria yang sama yang di mimpi sebelumnya.

"Tentu saja aku dosenmu, siapa lagi yang bisa melakukannya??" jawab pria itu.

Kemudian dosen itu mengangkat Alyssa duduk di podium dan membuka kedua kakinya lebar, anehnya Alyssa ia tak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.

Kemudian dosen itu membuka rok dan celana dalam Alyssa dan membuka kedua kakinya lebar-lebar sambil menghadap teman-teman sekelasnya di bawah podium.

Satu tangan dosen itu menutupi Vagina lembutnya Alyssa.

Kemudian dosen itu mulai berbicara dan menjelaskan seolah-olah itu adalah kelas seperti biasa. Suara guru berbicara dari belakangnya Alyssa.

“Bagian ini disebut vagina” Saat dia mengatakan ini, dia mulai menyentuh vagina Alyssa.

Sang dosen terkekeh seraya melihat ke arah Alyssa.

"Rupanya Alyssa sangat sensitif sehingga vaginanya menjadi basah" katanya.

Salah satu mahasiswa laki-laki yang duduk di meja nya itu menghela nafas.

"Vaginanya sangat indah, pak, bolehkah aku ke depan dan menyentuhnya??".

"Tentu saja" Saat dia mengatakan itu, pria itu mengangkat Alyssa dari podium, lalu dia dalam posisi jongkok dan menggendong Alyssa disisi samping kanannya, diapit oleh lengan kekarnya dan berjalan ke depan, membiarkan semua teman sekelasnya melihatnya.

"Tidak....." Alyssa merintih.

Meski dia tidak bisa melihat wajah teman-teman sekelasnya, dia tetap merasa terekspos. Rasa malu yang sangat besar membuatnya ingin berjuang tetapi dia sangat lemah sehingga dia tidak bisa melakukannya.

"Tidak......" Dia terus memohon.

Alyssa menangis lebih keras dan terus meronta namun sia-sia, jari mahasiswa laki-laki itu masih menyentuh vaginanya.

"Sangat lembut, sangat lembut" mahasiswa laki-laki itu tidak dapat menahan diri untuk berkata.

“Tempat yang kamu sentuh itu disebut labia. Ada dua labia pada lubang wanita, yang satu labia mayora dan satu lagi labia minora” guru memulai penjelasannya seolah ia sedang mengajar seperti biasa.

"Jadi begitulah namanya..." Mahasiswa laki-laki itu mengangguk.

"Kamu juga bisa menggunakan dua jari untuk memperhalus pembukaan vagina teman mu ini" kemudian dosen itu semakin meregangkan kaki Alyssa.

"Tidak....Jangan, ah~" Alyssa tiba-tiba mengerang.

Kemudian mahasiswa laki-laki yang lain mendekat dan bertanya kepada dosen.

“Apakah labia minora ada di dalam??”

"Ya, kamu juga bisa menyentuhnya dengan jarimu. Jika kamu menggaruk vagina Alyssa dia akan merasa lebih baik dan nyaman"

"Jangan...." teriak Alyssa.

Alyssa terus menggelengkan kepalanya dan meronta tapi tetap tidak bisa berhenti menggaruk labia minoranya.

"Luar biasa! Pak, apa yang ada di bawah mulut merah muda dan lembut ini??" siswa laki-laki itu bertanya.

“Namanya klitoris, kalau dijilat akan terasa seperti jus” dosen itu menjelaskan.

"Benarkah??" Mahasiswa laki-laki itu dengan bersemangat bertanya.

"Ya tentu saja, Alyssa akan saya letakkan di meja, kamu bisa menjilat dan mencicipinya sendiri" dosen menyemangati.

"Bagus, jadi bisakah bapak menurunkan Alyssa" Permintaan mahasiswa laki-laki.

Sang dosen dengan cepat meletakkan Alyssa di atas meja. Alyssa meraih lengannya dan memohon padanya.

"Jangan...jangan lakukan ini padaku..."

Namun dosen itu tersenyum dan mencium pipinya sambil membujuk Alyssa

"Jangan takut, ini akan sangat nyaman dan tidak akan sakit seperti terakhir kali, kita melakukan nya" ucapnya membuat Alyssa mengingat sesuatu.

Apa yang ia pikirkan adalah pria tersebut adalah pria yang sama di mimpinya yang sebelumnya.

Semua teman sekelas laki-laki di kelas datang untuk menjilat vaginanya satu per satu, ada yang lembut, ada yang kasar tetapi tidak diragukan lagi mereka membuat Alyssa sangat nyaman.

Alyssa ingin melawan tetapi tubuhnya tidak bisa menahan diri untuk tidak merespon, dia bahkan mengeluarkan suara erotis tanpa sadar.

"Hmm.....ah~"

Klitorisnya digosok oleh dosen di belakangnya, kakinya dibuka lebih lebar, dan air di gua kecilnya itu berdeguk keluar dan dijilat oleh mahasiswa yang lapar secara bergantian.

"Bukankah aku sudah mengatakan yang sebenarnya padamu??" Pria itu terkekeh dan mencium pipinya lagi.

Kali ini seorang mahasiswa laki-laki berkata, "pak Alyssa mengeluarkan banyak cairan dari vaginanya".

"Oh", pria itu berkata dengan suara mantap,

"Ini menunjukkan dia siap untuk disetubuhi"

"Benarkah?" Mahasiswa laki-laki itu bertanya dengan polos.

“Ya, memasukkan penis pria ke dalam vagina wanita, dan sepertinya Alyssa ingin vaginanya dipenuhi" Jawab sang guru.

Suara mahasiswa laki-laki itu bersemangat,

"Pak, bolehkah saya menggunakan penisku untuk menyumbat vaginanya??".

To be continue.

Please like and comment.

Follow Author and share the story on your sosial media.

Thank you....

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel