Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Sendiri

Aku masih dipangkuan Alex, Mas Arya menundukkan wajahnya dan melumat bibirku lebih dalam, "Ahh ummp, Nay, kamu cantik dan seksi banget kalo kayak tadi. Mas jadi bergairah lagi, Lex, lo mau main satu ronde lagi ga?" tawar Mas Arya.

"Mas!" Aku berusaha menolak dan mengatur nafasku yang masih nggak karuan.

"Sssttt, ini kan jarang-jarang Nay, atau kamu main dulu sama Alex berdua, Mas tinggal mandi sebentar, gimana Lex?" Tentu saja Alex nggak akan menolak, apalagi itu juga keinginan darinya. Dapat menikmati apem dan susuku lagi.

"Ya gue sih kalo di kasih gratis, enak dan nambah mana mungkin gue nolak. Apem bini lo legit dan bikin nambah, Arya. Lo ga rugi bagi-bagi ke gue? Nanti kalo gue ketagihan gimana? Nyari apem lain yang kayak bini lo nanti susah tau!" Alex mempertegas keinginannya untuk memiliki Nayara. Dia tidak ingin basa basi lagi untuk masalah yang membuatnya enak.

"Ya selama elo main didepan gue, gue nggak masalah. Gue kan juga dapat kenikmatan yang gue inginkan. Ga kayak biasanya hambar, Lex. Itung-itung lo pemicu stamina gue untuk menambah bergairah. Ya udah gue tinggal bentar, nggak akan lama." ucap Mas Arya seolah nggak memperdulikan perasaanku.

Batinku menangis. Perih. Pedih. Kenapa Mas Arya tega ngomong seperti itu. Dan lagi lagi tanpa perduli perasaanku setuju apa nggak, dia nggak perduli. Yang penting Mas Arya dapat kepuasan sendiri.

Tanpa terasa air mataku membasahi dipipi. Aku nggak menyangka ini sifat asli Mas Arya ku. Mas Arya yang terkenal baik dan alim. Selalu menjaga istrinya, ya … meskipun kalo berhadapan dengan ibunya Mas Arya seperti lebih memihak orangtuanya ketimbang diriku.

Mertua dan adik-adiknya yang selalu saja jadi beban. Merongrong kehidupan kami. Selalu meminta uang asalkan mereka datang, belum lagi omongan ibu mertuaku yang pedas kayak cabe ayam geprek level sepuluh. Nyelekit dan nggak ngenakin banget.

"Kamu lihat dan dengar sendiri kan, Nay, itu sifat suami kamu yang sebenarnya. Meskipun hari ini aku nggak ulang tahun, aku yakin, aku dengan bebas menggaulimu." Alex sepertinya nggak tega saat melihatku menangis. Alex mengusap air mataku dengan lembut.

"Nggak. Aku yakin Mas Arya nggak seperti itu Mas. Mas Arya begitu karena kamu yang meracuni dan mengajarinya," Aku tetap keukeuh dengan pendirian ku, kalau Alex lah penyebab kisruh rumah tangga ku.

"Nay, Nay, aku makin gemas aja sama kamu. Polos banget sih kamu, kamu udah ngeliat suami kamu tadi sangat menikmati dijamah orang lain. Dia begitu menikmatinya, Nay. Arya itu nggak kayak aku, aku cukup dengan menyetubuhi wanita-wanita kalo aku sedang pengen sama mereka, tanpa komitmen dan aku juga memberikan kompetensi uang sama mereka. Tapi, kalau dengan sikap Arya yang seperti itu, dia hanya akan melampiaskannya dengan satu wanita karena dia juga nggak akan mau sifat buruknya itu ketauan sama orang lain. Umm, bukan sifat buruk sih, lebih ke fantasi bercinta dia yang berlebihan!" Terang Alex.

"Nggak, nggak mungkin Mas Arya seperti itu, Mas, dia baik dan nggak pernah berbuat hal yang liar seperti kamu saat menyentuhmu, Mas," aku membantah tudingan Alex pada Mas Arya.

Tapi, tangan Alex sudah mulai meremas lagi gunung kembarku, "Kita bahas ini lain kali Nay, aku cuma mau kasih tau kamu itu aja. Kalau kamu ga sependapat, ya sudah aku nggak akan maksa. Aku kasih tau kamu, karena aku ngerasa kamu nggak pantas digituin sama Arya. Jujur, aku nggak pernah ngerasain ini sebelumnya pada wanita manapun Nay, aku ketagihan bercinta dengan kamu, Nay. Aku ingin sekali memilikimu setiap saat, ahhh ummm ahhh ahhh," ucap Alex mendesah kembali di telingaku.

Membuat tubuhku melinjang dan menoleh pada Alex, tanpa ragu Alex menarik wajahku, melapah rakus kembali bibir mungilku, "Ahhh Nay ump, aku ketagihan bibir, susu, dan apem kamu Nay, ingin rasanya kubawa pulang dan kunikmati setiap saat aahhh ummm," ucap Alex berbisik lirih ditelingaku, sambil meremas gunung kembar dan menggesekkan kembali jarinya di mulut apemku.

"Aahhh uummm Masss shhh," Aku sudah tidak bisa berkata apapun disaat dikuasi nikmat. Nikmat yang tiada tara yang jarang sekali Maa Arya memenuhi kebutuhan biologisku. Mas Arya bahkan nggak perduli dengan hasrat liarku yang ingin digempur dengannya setiap saat.

Mungkin saja dengan sedikit usaha, aku dan Mas Arya akan cepat mendapatkan momongan.

Aku makin melebarkan kedua pahaku. Membiarkan Mas Arya bebas menjamah tubuhku sesukanya.

"Katakan padaku, Nay, apa sekarang kamu masih ingin bercinta denganku lagi? Jika kamu menolaknya, aku akan berhenti sekarang!"

Gila. Alex benar-benar gila. Di saat dia sudah membuatku melayang terbang tinggi, dia malah menjatuhkan diriku dari langit ke tujuh turun ke bumi. Benar-benar menyakitkan. Mana mungkin permintaannya tadi aku tolak di saat apem lempitku sudah basah dan siap dimasuki burung perkutut miliknya.

"Umm ahhh kuu mau Mass aku menginginkanmu mass lagi mass cepat tusuk aku lagii ahh." Alex merubah posisiku, merebahkan posisiku di meja makan dan blash setelah mendengarkan aku berkata Alex memasukkan burung perkututnya dengan sempurna.

"Aahh Nayy Umm enakk banget ahhhh apem kamu legit dan sempit ahhh jepit Nay ahh!" Alex menggoyangkan panggulnya lebih cepat. Menghentakkannya lebih dalam.

"Aaaaa Aah Maaass aahhh enak mass ahh lagiii ahhh!" Erangku sudah dalam kondisi tinggi sambil ikutan menggerakkan pantatku bergoyang memutar disaat burung perkututnya Alex mengobrak-abrik apem lempitku.

Alex merapatkan jari jarinya di jemariku. Mengerang bersama. Menghentakkannya lebih cepat dannn, "Aaa gggg hhhh Nayyy aaku mauuu keluar sss ahhh uummm enakak banget aahhhh!" Entah berapa banyak Alex menyemprotkan cairannya ke dalam rahimku, tapi itu benar-benar hangat dan aku merasakannya.

"Ahh ahhh ahhh ummm enakk banget ummm ssshhhh shhhh!" Aku nggak menyadari ternyata Mas Arya ada dihadapan kami. Dia masih mengocok batangnya sendiri dengan kuat. Memejamkan mata seolah mendapat kenikmatan lain saat istrinya digauli oleh orang lain.

Alex tersenyum, dia seolah berhasil menunjukkan padaku. Inilah suamiku yang sebenarnya. Suamiku yang akan menikmati dan mengerang cukup keras saat dirinya dengan fantasinya. Lalu apa gunanya aku ada dalam bagian hidupnya kalau dia tak bisa menjamah tubuhku malah asik dengan permainannya sendiri.

Aku marah dan mendorong tubuh Alex. Kami baru saja selesai melakukan pelepasan bersama, tapi rasa kenikmatan tadi hilang ketika melihat sikap Mas Arya seperti tadi.

"Mau kemana, Nay?" Mas Arya telah selesai dan menyemprotkan cairan miliknya di lantai.

"Aku mau mandi Mas, udah siang. Aku belum melakukan apapun. Aku lupa ada pesenan kue dari bu Lintang. Anaknya ulang tahun. Maaf, aku nggak bisa nemenin kalian lagi."

Aku benar-benar kecewa dan sakit hati. Kenapa Mas Arya nggak pernah jujur tentang kelainanya yang berbeda. Kalau dia terus seperti ini, mau sampai kapan pun aku nggak akan memiliki momongan bersama dengannya.

Harusnya jika dia memiliki fantasi yang berbeda, dia bicara padaku. Bicara pelan pelan dan beritahu aku caranya. Bagaimana aku bisa menyeimbangkan diriku, kalau Mas Arya sama sekali nggak jujur padaku. Mas Arya seolah menganggap diriku orang luar padahal kami pacaran dan menikah sudah empat tahun.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel