Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Permainan Gila

"Nay!" Aku kaget saat tangan Mas Arya mencubit pipiku.

"Aww!"

"Kok kamu ngelamun, ini kenapa?" Tunjuk Mas Arya dipipiku yang satunya.

"Ini kan bekas semalam Mas Arya nampar aku, Mas Arya emangnya nggak ingat?" wajahku berubah sedih saat diingatkan dengan kejadian semalam.

Aku nggak sangka kalau pertanyaannya Mas Arya langusng kesana. Aku pikir Mas Arya melihat sesuatu yang lain.

"Ya ampun, Nay. Maafin Mas ya, Mas semalam kayaknya Mas kebanyakan minum. Ini gara-gara Alex bawa minuman, Mas udah lama nggak minum jadi begitu," ucap Mas Arya kemudian.

Aku nggak sangka kalau penjelasan darinya membuatku terkejut. Aku nggak sangka ternyata dulunya Mas Arya kuat minum. Aku nggak tahu ada hal apa lagi yang di sembunyikan oleh Mas Arya padaku.

"Minum? Maksud Mas?" saking penasarannya tetap aku meminta penjelasan dari Mas Arya.

"Emm," Aku lihat Mas Arya menggaruk garuk kepala yang nggak sama sekali gatal.

"Maafin Mas ya Nay, sebenarnya Mas dulu sama Alex emang punya hobi minum, tapi semenjak Mas kenal kamu dan pacaran sama kamu, lalu kamu mutusin buat nerima Mas, Mas janji udah nggak akan minum lagi. Tapi, semalam Alex minta izin Mas buat bawa minuman ke rumah, jadi deh Mas kelepasan, Nay. Sekali lagi maafin Mas ya, Nay." Pinta Mas Arya terdengar serius dan memohon.

Huh, sudah aku duga. Racunnya memang si Alex ini. Dia baru datang semalam saja sudah bikin kacau rumah tangga ku juga dia seenaknya menggauliku. Aku harus buat perhitungan sama dia.

"Rupanya dia buang keroknya Mas, aku akan buat perhitungannya sama dia. Pokoknya aku nggak terima dia mulai meracuni suamiku lagi!" Aku turun dari ranjang dan segera keluar dari kamar.

"Nayyy, tunggu!" Mas Arya teriak dan ikutan turun dari ranjang.

Pokoknya aku nggak perduli lagi dia semalam sudah memberikanku kenikmatan. Aku tetap akan mendampratnya.

"Mas Alex, denger ya. Kamu nggak usah jadi kompor deh di rumah tanggaku. Aku minta Mas Alex nggak usah ajak ajak Mas Arya kalau mau minum lagi!" Ucapku berkacak pinggang.

Alex meletakan piring dalam tangannya di meja makan.

"Kompor? Maksudnya kamu apa, Nay?" Tapi ekor mata Alex seolah tertuju pada tempat berbeda. Dia terlihat menekan air liurnya.

"Ops, sorry bro. Ini kayaknya salah faham!" Mas Arya tiba-tiba merengkuh tubuhku dari belakang.

"Diam Mas Arya, kamu nggak usah membela teman bejat kamu itu. Aku lagi ngomong sama dia. Mentang-mentang kamu temannya, trus kamu bisa gituin Mas Arya-ku, Mas? Aku nggak terima Mas, pokoknya kamu nggak boleh lagi bawa minuman seperti semalam kalo kesini lagi, Mas." Aku meledak ledak menghempaskan tangan Mas Arya dari leherku.

"Nay, Nay." Namun, siulan dari Alex membuatku sadar.

Alex menatap pada dua gunung kembarku dengan lirikan mata nakalnya memberitahuku.

"Ya ampun Mas!" Teriakku berbalik badan dan memeluk tubuh Mas Arya.

"Nay, Nay, udah aku panggilin juga kamu ya nakal!" Mas Arya sudah melepas kemejanya dan memakaikan di punggungku saja untuk menutupi.

"Sorry, Lex. Bini gue kayak begini kalo udah marah!" ucap Arya.

"Nggak apa-apa, Ar, lagian gue jadi dapat sarapan pagi. Susu sama apem bini lo yang umm … keliatannya enak banget kalo buat sarapan pagi kita," tambah Alex ngawur.

"Mass," Aku mau pergi.

"Udah Nay, ga usah pergi. Lagian Alex juga udah liat kok, ya paling paling dia minta jatah sarapan susu dan apem lempit kamu aja. Aku juga belum kasih kado sama dia. Dia mintanya kamu, bagaimana nih?" Mas Arya berkata itu ada seperti hal yang biasa.

Aku melotot sama Mas Arya, bisa bisa dia berkata frontal padaku. Seakan akan aku ini sebuah barang apa mainan yang bisa dijajal atau dipinjamkan sama sahabatnya.

"Mas apaan sih ngomong begitu?" Aku malas menanggapi omongan bercanda Mas Arya yang terdengar serius dan menyebalkan itu.

"Sebentar aja Nay, paling satu atau dua jam. Tuh liat Alex sampai udah nyiapin sarapan pagi begini. Biasanya kalo udah begini si Alex ada maunya. Sesekali kita cobalah, kita mau bertiga disini gimana?"

Gila. Ini hal gila yang aku dengar dan keluar dari mulut Mas Arya. Bertiga. Dia berpikir apa sih.

"Sini Nay," Mas Arya menaikan aku ke pangkuannya dan melepaskan kembali kemejanya yang menutupi tubuhku.

Aku memakai lingerie berenda berwarna hitam tanpa menggunakan kain penutup di gunung kembar dan apemku. Sehingga mata mereka langsung bisa melihatnya. Gunung kembarku yang menantang, besar dan sangat menggiurkan mata Alex.

"Mas, Mas Arya gila. Mau melakukan permainan gila ini. Aku ini istrinya Mas, kok Mas tega sih." Aku menolak.

Meskipun aku tak dapat memungkiri saat melihat tubuh Alex yang hanya mengenakan boxer saja. Otot dadanya terlihat sempurna dan yang terpenting aku melihat dibagian boxer sepertinya sesak dan meminta di keluarkan. Sudah membuatku ketar ketir ingin merasakan disodoknya lagi.

Tentu saja Alex tersenyum penuh kemenangan. Setelah semalam dua kali berhasil menyetubuhi Nayara, pagi ini Arya akan memberikan hadiah yang memang sejak bangun tadi, Alex sangat menginginkan Nayara bercinta lagi dengannya.

Alex sangat jarang bercinta dengan satu wanita secara berturut-turut. Tapi, entah kenapa tubuh Alex malah menginginkan kembali untuk bercinta dengan Nayara lagi dan lagi.

"Ini ya Lex, hadiah dari gue, bini gue. Cuma hadiahnya, lo cuma bisa sekali aja ngerasain dan seperti biasa, kalo gue nanti sange, gue ikutan juga!".

Jleb. Gila. Mas Arya benar-benar gila. Apa ini sebenarnya sifat aslinya dia? Sifat aslinya yang dia tutupi selama empat tahun ini. Segalanya berubah semenjak kedatangan Alex semalam. Alex seperti membuka kotak pandora yang Mas Arya sembunyikan. Sepertinya dengan Alex semua hal terbuka dan bebas.

" Hohoho, thank you banyak banget bro. Gue nggak sangka akhirnya dapat juga icip susu dan apem bini lo pagi ini."

Ya ampun apalagi lagi itu? Omongan Mas Arya dan Alex makin ngawur.

"Lo mau pangku sendiri, Lex?" Tawar Mas Arya seperti aku benar-benar mainan untuknya.

"Iya, gue udah ga sabar. Nih juga batang gue udah ga sabar lagi. Udah tegang dari liat bini lo turun, apalagi gunung kembarnya gede dan apemnya sempit banget," Alex menjulurkan lidahnya seolah nggak sabar untuk mencicipi tubuhku.

Mas Arya dengan cepat memindahkan tubuhku ke pangkuan Alex dan blam aku merasakan tepat sasaran. Alex menurunkan bokernya dan posisi kakiku Alex renggangkan hingga barang Alex yang menegang tepat berada di tengah apemku.

"Mass… ahhh ahhh ouuhhh ahhh ssshhh ahhh," Desahku, aku tak bisa lagi mengontrol diriku sendiri saat Alex mulai memutar kedua gunungku, Alex memainkannya hingga gunungku runcing lalu Alex meremasnya perlahan.

"Iyaa gitu sayang, keluarkan aja semua desahanmu, Mas ingin mendengarnya." Pinta Mas Arya bersemangat.

Mataku terkejut saat Mas Arya menurunkan celana panjangnya dan dia telanjangi dirinya lalu duduk kembali di kursi makan. Mas Arya memegang batangnya sendiri, sambil terus menatapku dengan tatapan penuh gairah. Mas Arya mengocok batangnya sendiri.

Alex nggak membuang kesempatannya. Lampu hijau sudah diberikan oleh Arya seperti biasanya dulu saat mereka berpacaran. Mereka sering berganti wanita lalu membawanya ke hotel. Entah itu pacar Alex atau Arya, mereka bisa mencicipi secara bergantian ataupun bersama sama.

"Ahh ahhh Maaasss ahhh ahhhhhhhh," Aku mengejang saat panjang merasakan Alex meremas gunungku makin kencang dan tangannya satunya sedang menggorek orek ampeku hingga basah.

"Ahh ouhhh ahhh Nay ahhh ahhh yees

Nay, ahhh!" Erang Mas Arya dia terlihat begitu menikmati saat tubuh istrinya dijamah orang.

"Ayoo Lex sodokk, gue udah ga tahan, gue pengen liat muka bini gue mengerang lagi." Arya memberikan semangat pada sahabatnya.

"Ahhh ummpp susu bini lo enak banget Ar ahhh ini gilaa gede padet kencang banget!" Alex sedang menjilati dan mengisap susuku.

"Aahhhh mass ini enakkk banget mAss ahhh Mass ayo jilat dan hisap lebih dalam lagii ahhh ahhh ahhh!" Aku yang awalnya malu karena melihat Mas Arya begitu menikmati, aku pun sudah nggak perduli sebab aku juga ingin merasakan kembali batang Alex mengobrak-abrik apemku.

Alex menaikan tubuhku hingga apemku tadi terjerembab dalam batang besar dan panjang milik Alex.

"AAaaaggghhh maaaassss sshhh enak benget shhh ahhh!" Aku mengejang kembali saat merasakan tubuhku dihantam dari bawah.

"Ahh Oouuhh Nay suara teriakan kamu sexy banget aku belum pernah mendengarnya!" Mas Arya menyambar bibirku melumat dengan kasar. Dia masih Mengocok batangnya sendiri sedang Alex terus menghantam apemku dengan nikmat.

Aku mengerang. Mengejang. Tubuhku bahkan mengeluarkan keringat yang banyak. Alex kembali menumpahkan cairan miliknya di rahimku. Sementara Mas Arya menumpahkan cairan kenikmatannya ke gunung kembar dan mulutku.

Ini beneran kenikmatan yang nggak pernah aku bayangkan. Saat apemku dibajak oleh sahabat suamiku dan suamiku bergairah padaku saat melihat itu. Ahh benar-benar kenikmatan tiada tara. Kami melakukan pelepasan secara bersamaan…

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel