*4* Kecupan lembut
#Sebelum membaca mohon kasih bintang lima dan dukung terus karyaku, supaya author lebih semangat berkarya dan menulis, Terimakasih #
"Kamu harus melawan rasa takutmu itu Fit" ucap Evan untuk menenangkan hati Fitri sambil terus mengusap punggung Fitri
"Iya Van, gue akan coba" Fitri mengucapkan sambil mempererat pelukannya
"Tuh baju kamu ikut basah" Evan mengalihkan pembicaraan supaya Fitri tidak terlalu memikirkan petir
"Gak papa Van, nanti ganti baju lagi, hehehe" Fitri menjawab sambil cengengesan karena bajunya ikut basah
Hujan mulai reda, lalu Evan pamit pulang "gue pulang dulu ya Fit, lu gak papa di tinggal?" Evan masih ragu untuk meninggalkan Fitri sendirian di rumah
"Gak papa Van, hujan mulai reda jadi gak ada petir lagi" Fitri membalas sambil tersenyum kearah Evan
Lalu Evan pergi meninggalkan Fitri sendirian di rumah menuju ke rumah Tante Fany. Sesampainya dirumah, Evan berjalan masuk menuju kamarnya dan bergegas untuk mandi supaya badannya tidak masuk angin, setelah mandi lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil main game, suara mobilnya Tante Fany terdengar, lalu Tante Fany masuk ke dalam rumah
"Van apa kamu sudah pulang?" Suara Tante Fany setengah berteriak memanggil Evan
"Sudah Tan" jawab Evan dari kamarnya, lalu Evan berjalan keluar dari kamarnya dan menghampiri Tante Fany
"Kirain belum pulang Van" ucap Tante Fany sambil membelai pipinya Evan
"Tante mandi dulu yah" lalu Tante Fany berjalan menuju ke kamar mandi dan Evan duduk di sofa ruang tengah sambil main game "boyah" suara dari game tersebut "akhirnya gue menang juga" gumam Evan yang senang karena misi tugasnya dalam game tersebut berhasil
Setelah Tante Fany mandi lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya untuk memakai pakaian "Van kesini sebentar, tolong bantu Tante" teriak Tante Fany dari dalam kamarnya, lalu Evan berjalan menuju ke kamarnya Tante Fany
"Ada apa Tan?" Evan bertanya kepada tantenya
"Tolong kamu bantuin menarik resleting gaun ini" Tante Fany menunjukkan punggungnya yang mulus kepada Evan, lalu Evan membantu menarik resleting itu sambil menelan ludahnya karena melihat punggung milik Tante Fany yang putih mulus
"Sudah Van?" Tanya Tante Fany kepada Evan
"Dikit lagi Tan" balas Evan yang masih menelan ludahnya terus menerus
"Kamu suka melihat punggung Tante Van?" Tante Fany menanyakan kepada Evan karena terlalu lama menarik resleting itu
"Masih mulus Tan" ucap Evan sambil menelan ludahnya
"Tante kan masih muda Van" ucap Tante Fany menggoda Evan yang terus menerus memandangi punggung miliknya, lalu membalikkan badannya dan memegang kedua pipinya Evan "cup" Tante Fany mengecup bibir milik Evan
Merasa hangat kecupan lembut dari Tante Fany membuat jantung Evan berdebar kencang, karena dirinya sudah dewasa dan mengerti akan kecupan lembut yang diberikan oleh Tante Fany yang masih muda dan cantik
"Mau lagi?" tanya Tante Fany kepada Evan yang masih terdiam membisu tak karuan, degub jantung semakin kencang, karena Evan masih terdiam, lalu Tante Fany mengecup bibir milik Evan sekali lagi "cup" udah jangan kebanyakan bengong" kecupan dari Tante Fany membuat Evan tersadar dari lamunannya "maaf Tante" ucap Evan merasa malu kepada Tante Fany
"Udah gak usah dipikirin, kamu udah dewasa dan sudah mengerti akan hal seperti itu" Tante Fany mengatakan sambil mengusap kepala Evan
*Bersambung*