*3* Takut petir
#Sebelum membaca mohon kasih bintang lima dan dukung terus karyaku, supaya author lebih semangat berkarya dan menulis, Terimakasih #
Setelah jam kuliah selesai, semua mahasiswa dan mahasiswi keluar dari kelasnya, mereka bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing
"Fit lu belum di jemput" ucap Lala teman sebangku Fitri
"Belum datang La, mungkin sebentar lagi" balas Fitri sambil menengok ke kanan dan kiri mencari orang yang menjemputnya
"Ya udah gue duluan Fit" Lala pergi meninggalkan Fitri yang masih menunggu jemputannya datang "tit, tit" suara klakson motor berbunyi
"Lu belum pulang Fit?" Evan bertanya kepada Fitri yang masih menunggu jemputannya
"Belum Van, nunggu jemputan belum datang" balas Fitri sambil tersenyum melirik ke arah Evan
"Gue anterin mau gak?" Evan menawarkan tumpangan kepada Fitri
"Gimana yah" balas Fitri sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal, karena bingung mau nunggu jemputan atau diantar oleh Evan
"Udah buruan gak usah banyak mikir, keburu hujan" celoteh Evan yang ingin memberikan tumpangan kepada Fitri
"Ya udah gue ikut" lalu Fitri membonceng sepeda motornya Evan
Lalu mereka berdua meninggalkan kampus tersebut menuju ke rumahnya Fitri, tangan Fitri memegang pinggangnya Evan supaya tidak jatuh
"Lurus apa belok Fit?" Evan bertanya arah menuju ke rumahnya Fitri
"Lurus nanti ada pertigaan belok kiri" ucap Fitri yang menunjukkan arah
"Cepat dikit Van, udah mulai gerimis mau hujan" Fitri meminta agar Evan mempercepat laju motornya, karena sudah mulai gerimis
"Iya Fit, lu pegangan yang erat" Evan menyuruh Fitri untuk mengeratkan pegangannya
"Ya Van" lalu Fitri memeluk tubuh Evan dari belakang dan menyandarkan kepalanya di punggung lelaki itu
Beberapa menit kemudian mereka akhirnya sampai di rumah Fitri, Evan disuruh untuk mampir karena hujan mulai turun, Fitri dan Evan lalu masuk kedalam rumah dan duduk di ruang tamu
"Kamu mau minum teh hangat apa kopi Van?" Fitri bertanya kepada Evan, minuman kesukaannya teh apa kopi
"Kopi susu aja Fit" ucap Evan sambil bersedakep menahan dingin karena bajunya hampir basah kuyup
Fitri masuk kedalam kamar dan berganti pakaian, lalu berjalan menuju ke dapur membuat kopi untuk Evan yang sedang kedinginan di ruang tamu, setelah membuat kopi tersebut Fitri menghampiri Evan dan memberikan kopi tersebut
"Di minum dulu Van biar badan lu hangat" Fitri menyodorkan kopi tersebut kepada Evan
"Makasih Fit" lalu Evan mengambil kopi tersebut dan meminumnya "srup, srup, srup, ahh" Evan merasa tubuhnya mulai gak dingin lagi
"Orang tua kamu dimana Fit?" Evan menayakan keberadaan orang tuanya Fitri
"Ayah sudah meninggal lima bulan yang lalu, dan Ibu belum pulang kerja" ucap Fitri menjelaskan keadaan orang tuanya kepada Evan
"Aku turut berdukacita Fit" ucap Evan sambil mengelus punggung milik Fitri
"Gak papa Van" balas Fitri menatap wajah Evan yang ganteng
Tiba-tiba suara petir terdengar kencang "jeder!!!" Fitri refleks memeluk tubuh Evan karena takut kepada petir
"Gue takut Van" ucap Fitri yang masih memeluk tubuh Evan
"Udah gak usah takut, ada aku disini" ucap Evan sambil membelai rambut Fitri yang masih harum, "nanti baju kamu ikut basah" tangan Evan masih membelai rambut milik Fitri
"Jedar!!!!!" Suara petir terdengar kembali dengan keras, Fitri makin mengeratkan pelukannya dan menyandarkan kepalanya di dada milik Evan "tutup telinga kamu, kalau masih takut" ucap Evan sambil mengelus punggung milik Fitri
"Dari kecil gue takut dengan petir Van" suara lirih Fitri yang masih dalam pelukan Evan
"Kamu harus melawan rasa takutmu itu Fit" ucap Evan untuk menenangkan hati Fitri sambil terus mengusap punggung Fitri
*Bersambung*