Godaan Ipar
Alex dan Pingka yang sudah tidak bisa menahan hasrat mereka, akhirnya memilih untuk mulai melangkah melewati beberapa pasangan yang sedang berdansa. Berhubung Alex dan Pingka jalannya sempoyongan dan pandangan mulai tidak konsisten, tanpa sengaja Alex menginjak kaki seseorang, dan Pingka menyenggol salah satu wanita juga.
Plakkkk!
Wanita yang tersenggol oleh Pingka langsung saja menampar pipi Pingka. Alex yang mendengar tamparan keras itu, sejenak tersadar, lalu menarik Pingka agar ke belakang tubuh Alex.
Di saat Alex menatap lekat wanita yang menampar Pingka, pria yang sedang bersama wanita itu langsung menghadang Alex juga.
Terjadilah saling tatap -tatapan dari pelindung setiap wanitanya.
"Sayang, wanita itu yang menyenggolku, makanya aku menamparnya!" ucap wanita itu mengadu.
"Kamu dengar sendirikan, ?" tanya pria itu dengan nada yang menekan.
"Tapi aku tidak sengaja !" ucap Pingka membela.
"Kamu dengar sendirikan, dia tidak sengaja !" ucap Alex juga, dan matanya semakin melotot.
Tap!
Alex langsung mencekik leher pria di depannya menggunakan satu tangannya.
"Eeekkk, !" pekik pria itu, dia tidak menyangka ada yang berani mencekiknya.
Pria yang di cekik itu namanya Wisnu, dia bukan pria sembarangan juga, dia salah satu bos mafia, namun kebetulan saja dia tidak arogan, karena malam ini dia tidak ingin merusak momen first datenya dengan kekasih barunya.
"Lex, udah - udah !" ucap Pingka sambil berusaha menarik tangan Alex yang sedang mencekik Wisnu.
Alex terpaksa melepas cekikannya itu, sementara Wisnu memperbaiki sejenak kerah jasnya.
Dia mendekati Alex lalu berbisik, Alex sempat menjauh, mengira Wisnu akan menciumnya, tapi tujuan Wisnu sekedar ingin berbisik. Jadi Wisnu mendekat lagi, dan Alex menurut.
"Untung malam ini gw sedang bersama dengan kekasihku, kalau tidak, gw yakin, malam ini juga, gw akan mengeksekusimu !" bisik Wisnu.
Alex yang mendengar itu tidak takut sama sekali, jadi dia berbisik ulang.
"Mungkin di lain waktu !" ucap Alex lalu hendak melangkah. Wisnu hanya tersenyum mendengar hal itu, lalu dia melanjutkan aktivitas dansanya tadi.
Ketika Alex hendak untuk melangkah, dia di hentikan oleh pria yang terinjak oleh Alex.
"Bung, sepatu mahalku terinjak !" ucapnya sopan. Awalnya dia sempat geram ketika ada yang menginjak sepatunya, tapi pria itu seketika mati kutu melihat kebrutalan Alex.
"Berapa harganya ?" tanya Alex dengan remeh.
"Harganya 40 juta, tapi kebetulan udah lama, jadi sebagai ganti rugi lima juta saja !" jawab sang pria.
Tidak mau membuang waktu, Alex meminta nomor rekening pria itu, dan langsung mengirimkan total yang di minta.
"Sudah, jadi saya harap tidak ada dusta lagi di antara kita !" ucap Alex, lalu dia menarik tangan Pingka untuk masuk ke dalam.
Setelah memasuki kamar, Alex dan Pingka sejenak merebahkan tubuhnya di atas kasur yang tidak kalah saing dengan keempukan kasur hotel.
"Lex, pria tadi ngomong apasih ?" tanya Pingka.
"Dia minta maaf aja kok, tapi dia malu meminta maaf secara terbuka, karena dia lagi bawa pacarnya !" jawab Alex tidak jujur, dia tidak mau membuat Pingka merasa khawatir.
Alex kemudian memiringkan tubuhnya menghadap ke Pingka, dan Pingka juga spontan menoleh.
Alex membelai beberapa helai rambut yang menghalangi kecantikan Pingka. Lanjut Alex mengucap - usap pipi Pingka yang sedikit merah itu, dan itu akibat tamparan wanita tadi.
Saat ini Alex seolah kembali mengingat wajah Pingki, dan dia melihat Pingka seolah Pingki yang saat ini sedang berada di sampingnya. Maka dari itu lah Alex memperlakukan Pingka dengan lembutnya.
Tangan Pingka seketika hinggap di bagian celana Alex, dia mengusap - usap, dan memberikan remasan.
"Lex, nanti istrimu menunggu, lebih baik kita selesaikan secepatnya!" ucap Pingka.
"Tapi aku mau berduaan lebih lama denganmu !" ucap Alex.
"Jangan Lex, pasti dia akan khawatir jika kamu sampai bermalam di sini !" timpal Pingka.
Namun sepertinya Pingka tau apa yang membuat Alex menjadi lupa diri, jadi Pingka beranjak ke arah meja, dia mengambil sebotol air minum yang memang di sediakan untuk tamu, dan Pingka menuangkan air di telapak tangannya, lalu mengusapkan di wajah Alex sampai Alex menggelengkan kepalanya.
Alex seketika mengambil posisi duduk, dia memegang keningnya sambil meremasnya, lalu dia melihat Pingka berdiri di hadapannya.
"Lex, masih mau lanjut?" tanya Pingka, sedikit ragu.
Alex berdiri, lalu menghampiri Pingka, dia memang sudah sadar, tapi kali ini nafsunya membuat Alex lupa diri.
Setelah mereka semakin dekat, Alex langsung memegang tengkuk Pingka, lalu mereka saling melumat dengan lembutnya.
Sluuuurrrppp!
Mereka saling melumat bibir, memainkan lidah silih berganti di dalam rongga mulutnya.
Smooooccchhh!
Alex menghisap bibir Pingka sampai masuk kedalam mulutnya, lalu dia emut lembut.
Cup cup!
Ciuman mereka terlepas, lalu di lanjutkan dengan beberapa kali kecupan.
Seketika tangan mereka langsung bergerilya, Pingka melepaskan Alex, dan Alex juga melepaskan pakaian Pingka.
Setelah pakaian mereka sudah tertanggalkan, Alex langsung membopong tubuh Pingka untuk naik di kasur. Tubuh Pingka di telentangkan pasrah. Alex menindih tubuh Pingka, sampai wajah mereka sejajar.
"Kita melakukanya karena ada yang ingin di tuntaskan!" ucap Pingka.
"Baik, kak !" ucap Alex, dia mengerti apa yang di maksud oleh Pingka.
Setelah itu Alex langsung menyosor kembali bibir seksi Pingka.
"Mmmhhhh!" gumam mereka ketika mereka memulai bercumbu bibir.
Bibir mereka melekat, lidah mereka juga saling keluar untuk saling menjilat, terlihat Pingka sangat bernafsu untuk membalas cumbuan Alex.
Mereka berdua sama - sama imbang dalam permainan mulut, di saat Alex mengapit bibir bawah Pingka, maka Pingka juga mengapit bibir atas Alex. Bibir mereka saling dorong, lalu di lanjutkan saling menghisap. Terasa cengkraman tangan mereka di perkuat, di saat ciuman mereka semakin terasa nikmat.
"Mmmhhh, mmmhhhh, !" gumam mereka di dalam pangutan.
Smooooccchhh!
Alex melepas pangutan bibirnya, lalu perlahan turun ke bagian dada Pingka. Mulutnya langsung saja menyeruput puting dada Pingka yang sudah mencuat itu.
"Mmmhhh, sluuuurrrppp, sluuuurrrppp, mmmhhh, aaahhh, mmmhhh !" gumam Alex sambil menyeruput puting dada Pingka.
"Aaaaaahhhh, ssshhht, uhhhh, sshhhttt !" desisan Pingka yang tampak sangat menikmati.
Alex yang mendengar desisan Pingka semakin bernafsu, Alex mencengkram gumpalan dada Pingka, lalu mulutnya silih bergantian menghisap puting Pingka, sesekali Alex menjilatinya, kadang juga menjilati sekitaran putingnya.
"Tubuhmu makin enak aja kak !" ucap Alex, dia sejenak menghentikan permainannya.
"Itu karena lagi nafsu, makanya kamu muji !" timpal Pingka, tapi sebenarnya hatinya meronta - ronta ketika dia mendapatkan pujian dari Alex. Memang Pingka semenjak sudah berhenti jadi wanita penghibur, dia sangat merawat tubuhnya, mulai dari olahraga, perawatan kulit, bahkan Pingka juga sering melakukan terapi kewanitaan.
Alex membalasnya dengan senyuman bengis, dia perlahan turun ke bagian bawah Pingka, dia masuk di perantara pahanya, lalu dia langsung menyeruput bibir liang Pingka dengan sangat bernafsu.
"Sluuuurrrppp, mmmhhh !" seruput Alex saat mulutnya menghisap bibir liang Pingka.
"Aaaa, sssshhhtt, aaahhhh, Lex, enakkkkkk banget!" desah Pingka hingga menjepit kepala Alex dengan pahanya.
Namun Alex yang sudah terbiasa dengan jepitan seperti itu, dia tidak menghentikan permainannya, lidahnya menjulur bergerak naik turun di lubang itu, bibirnya merapat dengan bibir liang Pingka, mulutnya menghisap kuat - kuat hingga cairan kenikmatan dari dalam tersedot keluar. Bau khas kewanitaan Pingka membuat Alex semakin beringas, dia semakin bersemangat melakukan permainannya.
"Aaaahhhh, Lexxxxxx, oooohhh, aaaaaahhhh !" desah Pingka merasakan kenikmatan yang di berikan oleh Alex. Tangannya berulang kali mencengkram sprei, terkadang Pingka meremas dadanya sendiri, tubuhnya menggeliat bak cacing kepanasan, sampai ketika tubuhnya bergetar hebat.
Serrrrr serrrrr serrr serrrr serrrr!
Cairan puncak kenikmatan Pingka membludak, dan Alex langsung menyambutnya.
"Sluuuurrrppp sluuuurrrppp sluuuurrrppp, mmmhhh, aaahhh, sluuuurrrppp, mmmmhhh, aahhhh, hah, hah, enak banget cairan org@smemu kak, manis, asin, bikin otakku makin jrenggg, dan plongg !" Alex setelah menyambut cairan kenikmatan Pingka, dia tegakkan tubuhnya, lalu dia mengusap usap sisa cairan milik Pingka, lalu dia menjilati jarinya.
"Aaahhh, dasaarrrr, hahh, hahh, aku udah kebal gombalanmu, Lex !" kata Pingka masih berusaha mengatur nafasnya, setelah mencapai puncak kenikmatannya.
"Mulut bisa berbohong, tapi wajah kamu tidak kak !" timpal Alex.
"Mau lanjut atau tidak nih ?" tanya Pingka, meskipun dia sudah mencapai puncaknya, dia sudah kembali bernafsu mendapatkan pujian dan ketika dia melihat rudal Alex yang menegang sempurna itu.
"Ngga istirahat dulu ?" tanya Alex.
"Hmmm, ngga usah sok gentle, ayo lakukan sekarang, time is money !" ucap Pingka.
"Hehehe, memangnya ada pelanggan lain yang antri ?" tanya Alex, dia hanya sekedar bercanda, di mana kata - kata itu sering di lontarkan di saat Pingka masih berprofesi sebagai wanita penghibur.
"Hmmm, istri kamu nungguin kamu, Lex !" jawab Pingka beralasan, padahal dia sudah tidak sabar untuk merasakan sodokan Alex.