Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ipar part 2

Alex kembali mengambil posisi di perantara paha Pingka, saat dia ingin menyapukan ujung kepala miliknya, Pingka malah mengambil alih, jadi spontan Alex berpindah memegang pinggang Pingka.

Rudal Alex di tuntun untuk menemukan lubang yang tepat, padahal Alex sudah sangat tau menemukan lubang itu, tapi Pingka hanya sekedar ingin membuat Alex kebingungan.

"Tekan !" ucap Pingka.

Alex langsung menekan pinggulnya, dan langsung masuk seperdua.

"Uhhh!" lenguhan Pingka, dia gigit bibirnya, keningnya sampai berkerut.

"Tekkkaan, jangan kelamaan, sakit!" teriak Pingka.

Blesssss! 

Alex menurutinya dengan melesakkan rudalnya sampai mentok, lalu dia langsung menindih tubuh Pingka.

Sluuuurrrppp sluuuurrrppp sluuuurrrppp sluuuurrrppp! 

Pingka dan Alex kembali berciuman, Alex melumat sangat bernafsu akibat kenikmatan yang dia rasakan, Pingka membalasnya seolah melampiaskan rasa perih yang dia rasakan.

Di sela pangutan mereka, Alex mulai menggerakkan pinggulnya naik turun.

"Mmmnhhhh, aaahhhh !" gumam mereka di sela lumatan mereka.

Alex kembali menegakkan tubuhnya, sementara kedua tangan Pingka kembali mencengkram sprei.

"Ohhhh, Lex, enakkkkkk !" lenguhan nikmat dari mulut Pingka, dia mencoba merenggangkan liangnya.

Alex mulai bergerak maju mundur, dan dia mencoba juga untuk meresapi jepitan liang Pingka yang begitu terasa sempit.

Plok plok plok plok!

Terdengar suara benturan pangkal paha mereka. Alex memompanya dengan ritme sedang terlebih dahulu, sampai merasa kalau liang Pingka semakin di genangi cairan kenikmatannya.

"Aaaaaahhhh, aaaahhhh, aaaaahhh, ohhhhh, enakkk banget Lexx, hmmmmmm, ohhhhsss !" desah Pingka keenakan.

Alex semakin bergerak teratur maju mundur, dia merasa rudalnya, kalau dinding kewanitaan Pingka begitu menjepit dan terasa hangat di dalam sana.

"Aaaahhhh, kak udah berapa lama ngga main ?" tanya Alex.

"Aaahhh, semenjak berhenti kerja, !" jawab Pingka.

"Apaa, jadi sekitar empat tahun?" tanya Alex sedikit kaget.

"Ssshhht, iyyaaaa, !" jawab Pingka.

"Tapi kok punya kamu ngga sampai berjamur, malah tambah enak dan bagus ?" tanya Alex.

"Hmmmm, aaahhh, mulai lagi gombalnya, udah cepetan, mumpung udah enak banget nih !" jawab Pingka.

Plokkkkkkk plookkk plokkk plokkk!

Rudal Alex yang besar itu semakin cepat keluar masuk di liang Pingka, lalu tangan Alex berpindah untuk merasakan kekenyalan gumpalan dada milik Pingka.

"Aaahhhh, mem*k kamu sempit banget kak, susumu juga makin padat aja, uhhh, ssshhtt, aaahhh !" desah Alex saat dia meremas keras dada Pingka.

"Ssshhht, pelan - pelan aja remasnya Lex, ini punya suamiku nantinya !" protes Pingka sambil memegang tangan Alex.

"Calon aja belum punya, udah nyebut suami, hihihi, !" timpal Alex.

Plokk plokk plokk plokk plokk! 

Alex masih menuruti keinginannya untuk memaju mundurkan pinggulnya semakin cepat dan dia lampiaskan rasa nikmat itu dengan menjamah kedua gumpalan dada Pingka.

Tangannya masih meremas keras dada Pingka, dan sesekali dia tekan putingnya, hingga Pingka memilih untuk pasrah menikmati hujaman dan jamahan Alex yang membuatnya melayang nikmat.

Selang beberapa menit, Alex menarik tubuh Pingka untuk duduk di pangkuannya.

Mereka berpelukan, dan Pingka Langsung bergerak naik turun. Wajah Alex terbenam di gumpalan dada Pingka, dia mengendus, dan sesekali menjilati keringat yang keluar dari pori- pori kulit Pingka.

Plokk plokk plokk plokk plokk! 

Pingka bergerak naik turun semakin lama semakin cepat, jadi wajah Alex saling beradu dengan kedua gumpalan dada Pingka yang kenyal dan lembut itu.

"Aaahhh, aaahhh, aaahhhh, aaahhh !" desah Pingka memburu.

"Mmmhh, mmmhhh, aaahh, mmmhh !" gumam Alex merasakan jepitan liang Pingka yang mengocok rudalnya.

Lama kelamaan Pingka mulai lelah, gerakanhya tidak terlalu teratur, jadi Alex berinsiatif untuk mengganti posisi. Alex mengangkat tubuh Pingka turun dari kasur, lalu di tuntun untuk menungging di meja. Mereka sejenak saling melihat tubuh mereka di pantulan cermin itu.

Alex kembali mengambil posisi, Alex mengarahkan rudalnya tepat di liang Pingka yang sudah menganga dan merah itu. Lalu kedua tangan Alex memegang pinggul Pingka ketika rudalnya sudah membelah bibir liang Pingka.

Blessss! 

Alex mendorong pinggulnya perlahan tapi pasti, dan kini sudah masuk dan mentok sampai pangkal.

"Aaawwhhhh, aaaahhh!" pekikan dan desahan mereka bersamaan.

Plok plok plok plok plok plok plok! 

Alex langsung bergerak teratur dengan ritme cepat, rudalnya menusuk - nusuk liang Pingka begitu beringas, dan kuat. Bahkan saat ini kedua tangan Alex mencengkram pinggul Pingka.

"Aaahhh, aaahhh, aaahhh !" desahan Pingka di sela pompaannya.

Plakkkk plakkk plakkk plakkk!

Cengkraman yang tadinya berada di pinggul, dia ganti menjadi tamparan di bokong sintal Pingka.

"Aaarrgggg, aaahhh, aaahhh, ffuuuckkkk !" erangan Pingka, dia seolah mendapatkan rangsangan yang begitu membuat gairahnya memuncak.

Plok plok plok plok plok plok! 

Pingka mulai ikut memaju mundurkan tubuhnya juga.

"Aaahhh, aahhh, aahhh, enakkk bangett mem*k kamu sayang, ohhhh !" desah Alex di sela pompaannya yang brutal.

"Aaaahhhh, aaarrgg, lebih cepat Lexx, aaahhh, aaahhh !" desah balasan dari Pingka.

Alex mulai merasakan denyutan di liang Pingka, dan dia juga merasakan desakkan dari dalam tubuhnya.

Plokkkkkkk plookkk plokkk plokkk plokkk plokkk plokkk plokkk! 

"Aaaahhh, aaahhhh, ffuuuckkkk, eerrrrhgg !" erangan Pingka, dia kesetanan, kedua tangannya mengepal, wajahnya yang putih berubah memerah padam, dan pinggulnya semakin menggeliat.

Serrrrr serrrrr serrr serrrr serrrr! 

Cairan kenikmatan Pingka membludak keluar, dan Alex masih terus memompa dengan ganasnya.

Plokk plokk plokk plokk! 

Alex langsung mencabut rudalnya, dan Pingka langsung berlutut di bawah Alex. Dia membuka mulutnya seolah bersiap untuk menerima cairan yang akan keluar.

Crooot croooottt croooottt croooottt croooottt! 

"Aaahhh, aaahhh, aaahhh, ssshhht!" desah kenikmatan Alex, di setiap kali cairannya membludak keluar.

Kringg kringgg kringgg kringgg! 

Tiba - tiba ponselnya Alex berdering, jadi dia langsung mengambil celananya, lalu mengambil ponselnya yang ada di sakunya.

"Abi, lagi di mana ?" tanya Azizah di balik telpon.

"Huufft, udah mau pulang, kebetulan baru selesai urusannya!" jawab Alex gugup, di sisi lain dia masih perlu mengatur nafasnya yang masih ngos- ngosan.

"Ya udah Bi, mau tanya kepastian aja ,assalamualaikum!" ucap Azizah, dan Azizah langsung mengakhiri panggilannya.

Alex yang ingin langsung memakai pakaiannya, seketika di hentikan oleh Pingka.

"Lex, mandi dulu, pasti istrimu sedang menunggu, jangan buat dia curiga, kalau kamu memang tidak mau membuatnya kecewa !" ucap Pingka.

Alex yang mendengar itu seketika mengerti, dan akhirnya mereka memilih untuk mandi bersama.

*****

Di tempat berbeda, di dalam kamar, Azizah baru saja menyelesaikan mandi wajibnya. Padahal saat ini jam sudah  menunjukkan pukul 23.00. Dia saat ini sedang gelisah menunggu suaminya, di sisi lain juga ingin melaksanakan kewajibannya sebagai istri, dan dia juga ingin menepati janjinya untuk memberikan kepuasan untuk suaminya.

Tidak lama kemudian pintu kamarnya di ketuk, dan seketika wajahnya kembali berseri, dia beranjak untuk membuka pintu, dan langsung memeluk tubuh Alex.

Alex sejenak maju, lalu menutup pintunya.

"Umi kok mandi malam ?" tanya Alex.

"Kebetulan tadi sore udah bersih, jadi langsung mandi wajib, dan umi sekarang udah siap !" jawab Azizah.

Azizah kemudian langsung melepas lilitan handuknya, memamerkan tubuhnya di depan matanya Alex, bertujuan ingin membuat Alex bernafsu.

Setelah melepas lilitannya, Azizah langsung bersimpuh, lalu mengeluarkan rudal Alex yang masih loyo.

"Bi, tumben, biasanya langsung berdiri ?" tanya Azizah dengan polosnya.

Alex sempat merasa bersalah saat ini,

"Di luar dingin banget umi, makanya mengkerut gitu !" jawab Alex.

Azizah tanpa menaruh rasa curiga, dia mulai mengocok pelan rudal Alex, dan dia melakukannya sambil mendongak melihat ekspresi Alex.

Alex ikut menunduk, ekspresinya memang tersenyum bahagia, tapi hatinya seketika merasa pilu, sakit, karena merasa bersalah. Andaikan saja dia pulang setelah urusannya selesai, mungkin dia tidak perlu melampiaskan nafsunya dengan wanita lain, namun nasi sudah jadi bubur, jadi meninggalkan rasa bersalah saja.

Ketika rudal Alex mulai mengembang Azizah mulai mengulumnya, dan pandangannya mulai fokus melihat benda perkasa milik suaminya.

Tesss!

Seketika ada air mata yang menetes tepat di bulu mata Azizah, dan tentu saja dia menyadarinya. Azizah melepaskan kulumannya, lalu melihat wajah Alex.

Alex yang menyadari kalau istrinya sedang melihatnya, dia langsung mengajak Azizah  untuk berdiri, lalu Alex memeluk tubuh Azizah dengan eratnya.

Tidak ada kata - kata yang keluar saat mereka berpelukan, namun Azizah sedikit kebingungan. Dia baru pertama kali melihat suaminya meneteskan air mata di depannya.

"Umi, jika aku pernah membuat hatimu bersedih dan tertoreh, aku minta maaf. Aku memang egois !" ucap Alex, tangannya semakin mendekat tubuh polos Azizah.

"Abi, tidak perlu meminta maaf tentang nafsu yang Abi miliki. Umi ridho dan ikhlas untuk melayani Abi setiap Abi menginginkannya!" timpal Azizah.

Alex semakin di belenggu rasa bersalah, hatinya bergemuruh mendengar hal itu,

Alex kemudian melepaskan pelukannya, lalu dia memegang kedua bahu Azizah.

"Umi, doakan Abi semoga bisa jalankan bisnis showroomnya yah?"  ucap Alex.

"Hmm, pasti Biii !" jawab Azizah.

Alex kemudian mengangkat tubuh Azizah, mereka sejenak saling menatap, dan perlahan Alex melangkah menuju tempat tidurnya. Setelah itu Alex melepas pakaiannya, lalu ikut rebahan di samping Azizah. Sepertinya malam ini mereka akan melewati malam yang indah, romantis, dan penuh kepuasan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel