Club malam
Malam itu, Alex terduduk lesu di sebuah kafe mewah di tengah kota, hatinya berdebar saat menunggu kedatangan seseorang. Beberapa menit berlalu, dan akhirnya sosok yang ditunggu Alex muncul dari balik pintu kaca, melangkah pasti ke arah meja tempat Alex duduk.
"Kamu udah punya istri, malah ngajak wanita lain untuk makan malam! Dasar laki-laki tak tahu diri!" sindir Pingka sambil duduk berhadapan dengan Alex.
"Kakak, ini sih masih mending deh, daripada aku mengajaknya ke hotel, hihihi!" sahut Alex, mencoba meredam suasana tegang. Pingka tertawa sinis,
"Ha! Sepertinya aku harus berteman baik dengan istrimu, biar nanti kalau kamu genit bisa segera kusebar luaskan! Hahaha!" ujarnya sambil tersenyum miring.
Sebagai informasi, Pingka merupakan kakak ipar Alex karena dia pernah menikah dengan adik perempuan Pingka. Ya, sebenarnya Alex sudah tiga kali menikah secara sah di mata hukum dan agama, dan satu kali menikah sah menurut agama saja.
Selain menjadi kerabat dekat, Pingka juga memegang peran penting dalam membantu kekayaan Alex. Sebagai rekan bisnis, Alex menginvestasikan sejumlah dana pada perusahaan milik Pingka, menjadikan hubungan mereka semakin erat – atau begitulah yang terlihat di mata publik. Namun di balik layar, keduanya terlibat dalam suatu permainan yang membutuhkan saling menutupi dan menyembunyikan rahasia gelap yang melibatkan keduanya.
"Kak, aku berencana untuk membuka showroom mobil, tapi aku mau belajar sama kakak dulu soal pengelolaannya!" ujar Alex bersemangat.
Pingka tertawa kecil, "Hmm, kenapa nggak sekalian showroom pesawat, Lex!"
Alex bergumam, "Hahah, kak ayo dong serius, mumpung otakku mulai fresh nih. Kalau ngeres lagi, nanti malah pindah ke hotel!" Pingka menghela napas, lalu menjelaskan,
"Sebenarnya harus ada dasar awal tentang jual beli mobil, tapi berhubung kamu sudah beberapa kali membeli mobil, pastinya kamu udah tau beberapa spesifikasi mobil."
"Lumayanlah," tanggapi Alex,
"Terus apa lagi?" Pingka melanjutkan,
"Modal pastinya udah siap, berarti sekarang kamu harus mencari lokasi showroom yang strategis. Untuk menarik perhatian banyak orang, kamu harus mencari lokasi showroom di tempat yang ramai. Dengan begitu, akan ada banyak orang yang tertarik membeli mobil di showroom milikmu!" Alex menggaruk kepalanya,
"Hmmm, soal strategis, itu agak susah, Kak. Kalau bisa, temenin dong cari tempat yang bagus!" ia memohon dengan wajah memelas.
Tentunya Pingka langsung setuju, tidak mungkin dia menolak permintaan investor terbesarnya itu, namun di sisi lain memang Pingka tulus membantunya juga. Mereka kemudian merundingkan kapan mereka mencari lokasi tersebut.
"Kalau besok kita sudah dapat tempat, besok sekalian kita cari info untuk pembelian unitnya di tangan pertama. Mungkin kita bisa berunding kembali dengannya, karena dia memang di bidangnya, sementara aku hanya bisa memberi tahu basic bisnis aja, Lex !" ujar Pingka.
Tentu Alex bisa mengerti akan hal itu, jadi dia membulatkan tekad akan bertindak besok harinya.
Tepat pukul 21.00, obrolan mereka berakhir, dan memutuskan untuk pulang ke kediaman masing - masing.
Namun Alex tidak langsung pulang, melainkan dia singgah di salah satu club malam.
"Huffff!" meskipun Alex sangat ragu untuk masuk, namun dia tetap melangkah pasti menuju bartender.
"Pesan cocktail, mas !" ucap Alex meminta kepada pramutama bartender.
Alex sengaja memesan minuman itu saja, karena dia bisa menikmati sensasi minuman beralkohol tanpa khawatir meninggalkan bau yang kuat nantinya. Tentu saja dia tidak ingin Azizah mengetahui rahasia kecil ini.
Setelah pramusaji membuatkan pesanan Alex, tiba-tiba seorang wanita cantik dan seksi mendekatinya. Wanita itu dikenal sebagai wanita penghibur di klub malam itu. Namun dia yakin bahwa Alex bukanlah pria biasa, dalam artian dompetnya pasti tebal. Sebenarnya wanita penghibur tidaklah matre, tapi mereka tidak mau kecewa nantinya, karena untuk mendekati para tamu bukanlah hal yang mudah. Bahkan, mereka harus merelakan harga diri mereka untuk merayu.
"Mas, boleh aku duduk?" tanya Aulia, lalu dengan percaya diri, dia menatap mata Alex. Seketika itu, Alex terpana dan terpesona melihat keindahan tubuh wanita di depannya. Pesonanya begitu memukau sehingga ia hampir melupakan segala kehati-hatian yang seharusnya ia pegang erat dalam hati.
"Bo - boleh, kamu mau minum apa, pesan aja !" ucap Alex gugup, dan tidak lupa dia menawarkan Aulia untuk memesan juga.
"Boleh minum berdua minuman ini ngga, kebetulan aku udah kebanyakan minum ?" timpal Aulia.
Namun Alex memungkiri hal itu, di sisi lain Alex bisa saja membeli semua minuman yang ada di club malam itu, kalau dia mau.
"Pesan aja, ini aja aku tambah !" ucap Alex, dia segera menghabiskan minuman di gelas tinggi itu, dan dia kembali memesan dua gelas minuman.
Aulia pun tersenyum sembari mengulurkan tangannya,
"Salam kenal, namaku Aulia !" ucap Aulia
"Gila, lembut banget sih !" batin Alex ketika dia merasakan kelembutan tangan Aulia.
"Alex !" jawab Alex, mereka tidak langsung melepas pegangan tangan masing - masing, dan mereka saling menatap, dan di situlah Alex mulai masuk dalam perangkap Aulia.
Mungkin hampir setiap wanita penghibur memakai susuk, namun Aulia bukan hanya memakai susuk, tapi dia juga memiliki ajian untuk membuat lawan jenisnya menjadi sangat bernafsu untuk menggauli dirinya.
"Kamu seksi banget sih !" ucap Alex, dia seolah terhipnotis melihat kecantikan Aulia.
"Makasih mas, kamu juga tampan, dan sangat berwibawa!" ucap Aulia, dan dia mulai menarik pelan uluran tangannya.
Mereka berdua semakin larut dalam obrolan yang begitu hangat dan menggetarkan jiwa mereka, dan selama obrolan mereka, Alex sudah menghabiskan empat gelas.
Tapi bukan Alex kalau minum segitu langsung tumbang, namun gairahnya mulai bangkit.
Tanpa rasa sungkan lagi, Alex mengelus paha Aulia, dan Aulia mengelus lengan Alex.
Mereka semakin larut saling meraba, dan akhirnya Alex meminta Aulia untuk main di hotel.
Tentu saja Aulia tidak menolak, karena memang itulah tujuan utamanya.
Mereka kemudian menuju ke hotel, dan di perjalanan Aulia terus menerus merangsang rudal Alex dengan rabaan di balik celananya.
"Wahhh, kok gede banget yah ?" batin Aulia.
Saking penasarannya, Aulia meminta izin untuk mengeluarkan rudalnya Alex.
"Udah ngga tahan banget mas, aku mau liat juga, kayaknya gede banget deh !" ucap Aulia.
Alex yang nafsunya sudah di ujung tanduk, langsung setuju. Aulia mulai melepas ikat pinggangnya Alex, lalu menurunkan resletingnya, dan dia menarik keluar rudal itu.
Tentu saja Aulia terpukau melihat barang milik Alex yang begitu indah dan begitu menggiurkan.
Sebenarnya Aulia ingin mengulumnya, tapi berhubung Alex sedang kebut kebutan, jadi dia takut membuat Alex tidak konsen menyetir. Jadi Aulia hanya sekedar mengocoknya, dan pandangannya fokus ke depan juga.
Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di hotel, lalu mereka langsung booking kamar VIP, dan ketika mereka sudah sampai di kamar, Aulia melanjutkan keinginannya untuk mengulum rudalnya Alex.
Alex merasakan kenikmatan yang amat sangat ketika dia merasakan rudalnya langsung di kulum sampai masuk sepertiganya.
Golok glokk glokk glokk glokk glokk glokk!
"Aaahhhh, enak banget mulut kamu sayang, ohhh !" ungkapan kenikmatan dari mulut Alex.
Aulia tentunya semakin bersemangat malam ini, dia bukan hanya akan mendapatkan bayaran, namun dia juga akan terpuaskan.
Selang beberapa menit Aulia memberikan kuluman yang begitu professional, dia kemudian di angkat oleh Alex untuk naik ke atas tempat tidur.
Alex tidak mau terlalu banyak membuang waktu, dia hanya butuh kepuasan bukan kenyamanan dan cinta. Dia segera melepaskan pakaiannya, lalu dia membantu Aulia melepaskan mini dress merahnya itu.
Sesuatu ekspektasi Alex liang milik Aulia tidaklah seindah wajahnya, namun tetap saja Alex bisa membuat Aulia kelonjotan menerima benda tumpul bak rudal itu.
Alex sejenak mengambil pelumas di mulutnya, lalu dia sapukan di bibir liang Aulia, lanjut dia mengambil pelumasnya untuk di sapukan di ujung kepala rudalnya itu.
Sebelum Alex lanjut lagi, dia menanyakan kesiapan Aulia, dengan tujuan jangan sampai Aulia kesakitan.
"Udah mas, dari tadi aku udah becek kok !" ucap Aulia.
Jleb!
"Ugghh, gede banget mas !" lenguhan Aulia ketika liangnya sudah di masuki kepala rudalnya Alex.
Blesss!
Karena merasa sudah beradaptasi, Alex melesakkan masuk sampai mentok, yang membuat Aulia spontan mengangkat kepalanya dan matanya mendelik ke atas, hingga bola mata hitamnya itu tidak terlihat ketutup kelopak matanya.
"Errrgggg, fuccckkk, baby, ohhh, gede bangettt baby, ohhhhh, ssshhht, yessss!" racau Aulia.
"Aku mulai yah ?" tanya Alex.
Setelah mendapatkan persetujuan, Alex mulai memaju mundurkan pinggulnya memompa liang Aulia dengan ritme sedang.
"Aaawwww, aaahh, huuuuuuhh, besar banget, massss, enakk, fuckkk, errrgggg, ooohhhhh!" racau Aulia.
Tubuhnya tidak karuan, kedua tangannya mencengkram sprei, kepalanya menoleh kekiri dan kekanan. Inilah pertama kalinya Aulia tidak mampu berkutip atas kenikmatan yang dia dapatkan. Ini pertama kalinya juga dia merasakan rudal di sebesar milik Alex. Meskipun Aulia jam terbangnya tinggi, namun tetap saja, inilah kenikmatan duniawi yang ternikmat yang dia dapatkan seumur -umur.
Plokk plokk plokk plokk plokk plokk plokk!
Alex yang mendapatkan jepitan nikmat milik Aulia, semakin bersemangat untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya.
Plokk plokk plokk plokk plokk!
"Aaarrrgggg, masssss, lebih cepat massss, akuuuu, aaarrgg, ooohhh, ohhhhh, massss, akuuuu keluar!" teriakan Aulia.
Tubuhnya seketika menggeliat bagai cacing kepanasan, pinggulnya bergetar, dan terangkat sampai rudalnya Alex tercabut keluar, lalu
Serrrrr serrrrr serrr serrrr serrrr serrrr serrrr!
Cairan bening keluar sebegitu banyaknya. Untungnya Alex langsung berdiri, jadi tubuhnya tidak menjadi sasaran puncak Aulia.
Alex yang tidak mau merasakan jeda permainan, dia mengambil posisi menindih tubuh Aulia dan langsung melesakkan rudalnya sampai mentok.
Plok plok plok plok plok plok plok plok!
Alex langsung mengambil ritme sangat cepat, membuat Aulia histeris, kelonjotan, meronta - ronta, dia tidak mengira, bahwa Alex ini bukan hanya memiliki rudal yang besar, tapi dia memiliki durasi, dan kecepatan juga.
Plok plok plok plok plok plok!
"Aaahhhh, masssss, massss, oooorrggggg, fuckkkkkk, akuu dapat masss!" teriak Aulia.
Namun kali ini Aulia memeluk tubuh Alex, dan Alex tidak peduli hal itu, dia terus menerus memompa sampai ketika dia mendapatkan puncak kenikmatannya.
Serrrrr serrrrr serrr serrrr serrrr!
Aulia mendapatkan puncak kenikmatan untuk ketiga kalinya.
Plokk plokk plokk plokk!
Alex masih memompa sangat liar dan dia tekan lebih dalam.
Crooot croooottt croooottt croooottt croooottt croooottt!
Alex mendekap tubuh Aulia, dan cairan kenikmatannya dia keluarkan di liang Aulia.
"Aah, aah.., ahh, ohhh, banyak bangett mas!" desah Aulia, dia merasakan beberapa kali tembakan cairan di di dalam liangnya.
Setelah permainan berakhir, Alex segera memberikan bayaran untuk Aulia dan langsung meninggalkan hotel menuju kediamannya.