Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3. Sensasi Pertama Bercinta

Ciuman itu semakin intens hingga tubuh keduanya terbakar gelora panas yang bergejolak, Sebuah sensasi baru yang tak pernah Ryan alami, bahkan membayangkannya pun mungkin ia tak pernah, debaran jantung Ryan semakin kencang, badan terasa panas dingin, ada sesuatu hasrat yang menyeruak dari tubuhnya.

Bu Dola tiba-tiba hentikan ciumannya, ia melangkah ke arah pintu gudang lalu menguncinya dari dalam. Kemudian ia kembali menghampiri Ryan, dan kembali melakukan gerakan-gerakan yang tentu saja memberikan sensasi yang tak pernah Ryan alami dalam hidupnya, murid yang lugu itu hanya diam pasrah menerima apa yang hendak dilakukan lagi oleh Gurunya itu terhadap dirinya.

Ryan benar-benar diajarkan berbagai cara untuk membuat lawan jenisnya bergairah dan terpuaskan, Bu Dola membaringkan tubuhnya di meja panjang di dalam gudang bekas perpustakaan sekolah, Ryan tampak ragu dan tak tahu harus bagaimana, di suatu sisi tentu ia ingin segera menuntaskan hasrat yang benar-benar telah bergelora merasuki seluruh tubuhnya, namun di sisi lain ia takut akan melakukan kesalahan jika yang akan ia lakukan nanti, tak seperti yang diingini Guru cantik berbodi aduhai itu.

Guru bidang studi bisnis dan hukum perdata dagang itu mengajarkan berbagai macam gerakan dan sentuhan pada Ryan, hingga hubungan badan antara keduanya pun terjadi di meja panjang di gudang bekas perpustakaan sekolah itu. Ryan tak mempedulikan saat Bu Dola memintanya untuk berhenti sejenak, bahkan seperti orang yang kerasukan saja Ryan terus melanjutkan gerakan dan sentuhannya, lama-kelamaan Bu Dola pun kembali merespon dengan mengimbangi setiap gerakan dan sentuhan yang dilakukan muridnya itu, keringat mereka pun tampak mengucur deras hingga akhirnya tubuh mereka pun sama-sama mengejang lalu terkulai lemas.

“Ryan sayang! Kamu benar-benar luar biasa!” bisik Bu Dola, ia mengecup penuh kasih kening Ryan, kemudian memeluknya dengan erat.

Meskipun gudang tua bekas perputakaan sekolah yang telah lama tidak pernah di pakai atau di kunjungi, namun toilet yang terletak di bagian belakang ruangan itu masih berfungsi dengan baik, hingga baik Ryan maupun Bu Dola bisa membersihkan diri mereka dari noda keringat hingga noda lainnya yang sebagian merembes mengenai tubuh keduanya.

Bagi Ryan ini adalah pengalaman pertama bercinta dengan lawan jenisnya, boleh dikatakan saat itu keperjakaannya telah direnggut oleh Bu Dola Gurunya sendiri. Tak pernah terbayangkan akan terjadi hal itu di dirinya, Bu Dola bukan saja telah mengajarkanya akan mata pelajaran bisnis dan hukum perdata dagang, melainkan juga mengajarinya cara bercinta dengan sensasi kenikmatan yang tiada tara.

Setelah membersihkan diri di toilet, mereka pun ke luar dari gudang bekas perputakaan sekolah itu. Bu Dola kemudian mengajak Ryan menuju mobilnya Mitsubishi Lancer Gti yang sangat trend di tahun 1995 itu, mobil jenis sedan itu pun meluncur meninggalkan tempat parkiran yang terletak di samping gedung sekolah. Tak ada seorang pun yang curiga akan hal yang telah mereka lakukan, hingga mereka di dalam satu mobil pun merupakan hal yang wajar saja antara murid dan Guru pada masa itu.

“Kita mau ke mana lagi, Bu?” tanya Ryan duduk di samping Bu Dola yang tengah mengendalikan kemudi.

“Ya, mengantar kamu pulang ke kos lah.” jawab Bu Dola diiringi senyum manisnya.

“Oh, kirain mau diajak ke mana lagi.” ujar Ryan balas tersenyum.

“Terima kasih ya sayang, kamu udah memberikan kepuasan yang takan pernah aku lupakan.” Ucap Bu Dola.

“Ya, sama-sama, Bu.”

“Benarkah ini yang pertama kali kamu melakukannya, Ryan?”

“Benar Bu, dan aku pun nggak pernah menyangka ini akan terjadi.”

“Apa kamu menyesal, Ryan?”

“Ya nggak lah, Bu. Kan aku juga sangat menikmatinya, tapi yang aku cemaskan apakah nanti Bu Dola nggak akan hamil? Secara kan tadi aku hampir memasukan seluruh cairan yang ke luar dari tubuh ku ke dalam tubuh Ibu?” tanya Ryan yang baru menyadari dan terlihat cukup cemas.

“Hemmmm... Tenang saja! Aku nggak dalam masa subur, makanya tadi aku biarkan saja cairan cintamu memenuhi organ kewanitaanku.” jawab Bu Dola diiringi senyumnya.

“Maaf jika sikapku tadi agak sedikit kasar nggak memperdulikan seruan Bu Dola yang memintaku untuk berhenti.” Ucap Roy.

“Nggak apa-apa, malahan aku makin suka dan kamu benar-benar luar biasa! Padahal kamu baru pertama kalinya melakukan hal itu. Oh ya, jika kita tidak sedang berada di kelas atau ketemu di lokasi sekolah, kamu nggak usah memanggilku dengan sebutan Ibu, panggil aja Tante ya?” pinta Bu Dola, Ryan hanya anggukan kepalanya.

Mobil sedan yang di kemudikan Bu Dola pun kembali melaju dengan kecepatan yang sedikit meningkat dibandingkan saat mereka ngobrol di dalamnya, mobil itu melaju ke arah kos yang di tunjukan Ryan, tepat di depan sebuah gang yang hanya bisa dilalui sepeda motor dan pejalan kaki, mobil sedan itu pun berhenti.

“Jadi di sini tempat kamu ngekosnya, Ryan?”

“Ya Bu, Eh Tante. Kos ku ada di dalam sana melalui gang ini.” tunjuk Ryan.

“Cukup jauh juga ya dari lokasi sekolah?” ujar Bu Dola.

“Ya lumayan, Tante. Tapi hanya sekali naik angkot kok, dan aku pun nggak pernah telat tiba di sekolah. Baiklah Tante, aku mohon pamit dulu. Terima kasih, Tante Dola udah berkenan mengantarku pulang.” ucap Ryan sembari membuka pintu mobil lalu turun.

“Ya Ryan, kapan-kapan kamu mau kan aku ajak untuk mampir ke rumah?” tanya Bu Dola.

“Tentu saja, Tante.” jawab Ryan diiringi senyumnya, Bu Dola membalas senyuman muridnya itu, lalu sambil melambaikan tangan mobil sedannya kembali melaju meninggalkan gang jalan menuju tempat kos Ryan.

Setelah mobil sedan yang dikemudikan Bu Dola tak tampak lagi di pandangan matanya, barulah Ryan melangkah menyelusuri gang menuju tempat kos nya. Sambil berjalan Ryan merenungi dengan semua yang baru saja terjadi dan ia alami, ada rasa tak percaya karena hal itu ia lakukan dengan Gurunya sendiri...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel