BAB. 4 Modus dari Alex
Wilona sudah membayangkan jika dia akan ditabrak oleh pemotor tersebut.
Namun tanpa dirinya duga ada seseorang dari arah belakangnya. Di mana orang tersebut, langsung menarik Wilona ke arah pinggir jalan. Sehingga dia terhindar dari kecelakaan.
Kejadiannya begitu cepat. Sang pemotor terus melajukan kendaraannya tanpa berhenti sedikit pun.
Sedangkan Wilona masih berada di dalam pelukan orang itu.
Wilona masih sangat syok sehingga dia tidak juga melepas rangkulan orang itu. Dirinya malah semakin mengeratkan tubuhnya di dada pria itu.
Namun tiba-tiba orang itu berkata,
"Hai Nona, cantik. Apakah pelukan gue sangat nyaman buat, Lo. Sehingga Lo tidak ada niat untuk melepasnya?"
Suara bariton orang itu, menyadarkan Wilona. Dia pun langsung melepaskan tubuhnya dari dada pria itu.
Wilona seketika berkata
"Ma ... maaf, Pak," ujarnya takut.
"What? gue dipanggil, bapak? emang wajah gue ini udah kayak bapak-bapak kah? Apakah karena brewok dan jenggot gue ini?" Gumamnya dalam hati.
Pemuda itu masih melihat Wilona yang syok.
Lalu tanpa persetujuan dari gadis itu. Alex memegang tangannya dan mengajaknya menuju ke sebuah super market mini, di pinggir jalan itu.
Setelah keduanya masuk ke dalam super market itu. Si pemuda menuntun Wilona untuk duduk di sebuah kursi yang ada di situ. Lalu pemuda tadi melangkah di rak yang berisi air mineral, membayarnya ke kasir lalu kembali menghampiri Wilona.
Sesampainya di tempat gadis itu, Alex meletakkan dua botol air mineral di atas meja. Dia menyodorkan satu kepadanya sambil berkata,
"Minum lah."
Wilona lalu meraih air mineral tersebut dari atas meja dan mencoba membuka tutup botolnya. Namun dia tidak bisa, tangannya masih terlihat gemetar. Pemuda itu seketika gemas dengan tingkah Wilona. Dia segera meraih botol minuman itu dari tangan sang gadis, lalu membuka tutupnya dan kembali menyodorkannya kepada gadis itu.
Wilona yang syok dan juga haus langsung meminum air mineral itu sampai habis.
Disaat Wilona sedang meminum air itu, ada sensasi tersendiri yang dirasakan oleh pemuda itu.
"Cantik dan seksi!" Gumamnya dalam hati. Seketika, dia menelan ludahnya melihat paras Wilona, yang cantik itu.
"Apakah Lo baik-baik saja?" Ujar pemuda itu kepadanya.
"A-ku Ba ... baik," jawab, Wilona.
Lalu dia kaget, jika yang menolongnya bukanlah bapak-bapak. Akan tetapi seorang pemuda yang penampilannya sedikit urakan dengan rambut gondrong serta brewok dan janggut yang banyak.
"Te ... terima kasih, Mas. Maaf tadi saya memanggil Anda, bapak, saya pikir Anda sudah tua," ujarnya, polos.
Seketika pemuda itu tertawa lebar.
"Ha-ha-ha-ha lucu juga, Lo!" Tawanya.
"Perkenalkan, nama gue, Alex Clark. Biasa dipanggil Alex," ujarnya.
"A ... aku, Wilona. Wilona Graci. Terima kasih, Mas Alex. Anda telah menyelamatkanku, jika tidak ada Mas, tadi. Mungkin sekarang aku sudah tidak ada," tutur Wilona, sambil meneteskan air mata.
Setelah mereka saling memperkenalkan diri, keduanya pun larut dalam percakapan hangat. Mereka langsung merasa nyambung saat mengobrol.
Alex juga menanyakan tentang Wilona. Lalu gadis itu pun menceritakan tentang dirinya yang berasal dari kampung, dan saat ini sedang mencari pekerjaan.
Alex sangat menyimak saat Wilona menceritakan perihal dirinya.
"Kalau Lo mau, gue ada pekerjaan buat Lo, itu pun jika Lo mau. Karena pekerjaan ini dimulai pada malam hari dan berakhir pada jam subuh tiba," ujar Alex, menjelaskan.
Wilona sepertinya lupa dengan nasihat neneknya dulu, dia semakin menceritakan semua tentang dirinya kepada pria, yang baru saja dia kenal.
Ternyata, Alex semakin membuat Wilona merasa nyaman berada di dekatnya.
Setelah tempo hari insiden gagal tabrak terjadi. Sejak saat itu Wilona intens bertemu dengan Alex. Hal itu Wilona lakukan saat Bude Rani dan juga Gretcheel berangkat ke warung.
Seperti hari ini,
Setelah semua pekerjaan rumah beres, Wilona segera berangkat dari rumah menuju ke pasar dan di sana dia telah di tunggu oleh Alex.
Keduanya saat ini, menyusuri jalanan kota Jakarta dengan mengendarai motor gede, milik pria itu. Alex beralasan, jika dia ingin membantu Wilona mencari pekerjaan. Namun buktinya semua itu bohong. Dia malah membawa gadis itu ke tempat tongkrongan anak muda Jakarta.
Alex bahkan berdalih. Jika mencari pekerjaan di Jakarta itu sungguh sangat susah.
Siang hari pun tiba, Alex membawa Wilona untuk nongkrong di tepian sebuah danau buatan, di salah satu sudut Kota Jakarta.
Alex memulai percakapannya dengan gadis itu.
"Bagaimana, Wilona. Pekerjaan yang pernah gue katakan, apa Lo tertarik?" Ujarnya.
"Kalau boleh tahu, itu pekerjaan apa, Lex?" Tanya, Wilona.
"Oh ya, Lo tahu tentang dunia malam, anak muda zaman sekarang?" Tutur, Alex.
Wilona segera menggeleng-gelengkan kepala. Tidak mengerti sama sekali maksud dari perkataan Alex.
"Baiklah, gue akan kasi tahu kepada, Lo. Gue menawarkan pekerjaan untuk bekerja sebagai waiters di sebuah diskotik milik teman gue, bagaimana? apa Lo tertarik?" Ujarnya, lagi.
Namun karena Wilona masih bingung, Alex pun membuka internet dan mencari video, tentang suasana di sebuah diskotik. Lalu menunjukkan video tersebut kepada Wilona.
Wilona tiba-tiba kaget dan ragu-ragu saat melihat suasana dalam video itu.
"Lo tenang saja, selama Lo bekerja, gue akan jaga Lo." Ujarnya.
"Apakah kamu, bekerja juga di situ?" Tanya, Wilona.
"Yap!" Sahut, Alex meyakinkan gadis itu.
Padahal yang sebenarnya terjadi, Alex berbohong kepada Wilona. Diskotik itu bukan milik temannya, akan tetapi milik Alex, sendiri.
Angin semilir menyapa mereka yang lagi berteduh di bawah pohon rindang. Alex menyodorkan minuman ringan kepada Wilona. Dia langsung menerimanya dan menegak minuman itu.
Disaat Wilona sedang meminum minuman ringan tersebut, Alex memperhatikannya dalam-dalam. Seketika ada desiran-desiran aneh yang berasal dari dalam dadanya. Alex ingin memiliki Wilona dan menaklukkannya.
Tiba-tiba dia tersenyum simpul dan mendekatkan diri kepada Wilona sambil memegang tangannya.
Wilona yang berasal dari desa, masih sangat lugu. Dia merasa risih dengan perlakuan Alex. Wilona segera mencoba menepis tangan pria itu.
"Tolong, Anda bersikap sopan!" Ujarnya.
Seketika Alex terperanjat. Namun karena terburu nafsu, Alex malah kembali melancarkan aksinya. Dia ingin mencium Wilona.
Namun tanpa disangka Wilona mengambil ancang-ancang memasang kuda-kudanya dan mulai menyerang Alex.
Pria itu, langsung terkapar di tanah sambil mengaduh. Perutnya sangat sakit kena tendangan dari Wilona.
"Sialan! Ternyata dia jago bela diri!" geramnya dalam hati.
"Kamu jangan coba-coba punya niat jahat kepadaku, kamu pikir jika aku dari desa, kamu bisa semena mena denganku?" Ujar Wilona, tegas.
"Aku menyesal sudah percaya sama kamu! Aku pikir kamu tulus mau berteman denganku, ternyata kamu tak lebih dari seorang pecundang!"
Mendengar semua penuturan Wilona, Alex segera minta maaf dan memasang muka penyesalan yang terdalam. Dia bahkan kembali merayu-rayu gadis itu.
"Wilona, tolong maafin aku. Aku khilaf. Maafin aku, aku janji tidak berbuat begitu lagi."
Alex terus mengemis maaf dari Wilona, dan memasang wajah yang paling imut yang dia punya agar dapat maaf darinya.
Wilona mulai gerah dengan tingkah Alex yang merengek-rengek meminta maaf kepadanya. Akhirnya dia luluh juga,
"Baiklah, kali ini aku memaafkanmu. Tapi cepat antar aku pulang!" Ujarnya, masih marah.
Sepanjang perjalanan mengantar Wilona. Alex memutar otaknya. Dia sedang berpikir bagaimana cara menjinakkan Wilona yang terkesan galak.
"Gue nggak akan melepas Lo, Wilona! Lo harus jadi milik gue!" Ujarnya, dalam hati.