Bab.7. Menguntit Vanya
Mungkin pikiran Richie sudah sedikit miring karena dia mulai bertingkah gila seperti psikopat yang gemar menguntit wanita. Seusai berpamitan dengan Adrian di Dark City, dia mengemudikan mobil BMW hitamnya untuk mengikuti mobil Honda Jazz putih yang dia tahu dikendarai oleh Vanya. Dia bahkan mulai menghapalkan plat nomor mobil Vanya, BI 3369 AJH.
"Vanya sepertinya gue udah mulai gila karena lo!" seru Richie bermonolog sendiri di dalam mobil sembari menguntit mobil Honda Jazz putih itu dari jarak yang agak jauh.
Kali ini dia benar-benar kurang kerjaan seharusnya dia pulang dan beristirahat di penthousenya bukannya malah berkeliaran dini hari. Dalam hatinya Richi ingin melihat lagi sosok Vanya sekali lagi agar dia dapat memimpikan gadis itu.
Usai mengantar pulang Cindy dan Rachel yang sama-sama tinggal di Jakarta Selatan, Vanya pun memacu mobilnya ke arah perumahan Pondok Indah. Dia tidak menyadari bahwa di belakang mobilnya ada seseorang yang sedang menguntitnya.
Akhirnya, Vanya pun sampai di depan pintu gerbang rumahnya yang tinggi. Dia memencet bel di samping pintu gerbang. Dari dalam rumah Bik Onah membukakan pintu gerbang untuknya.
Vanya pun masuk lagi ke dalam mobilnya lalu mengemudikan mobil itu masuk ke halaman rumah keluarganya yang luas. Dia sudah mengantuk dan segera masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamarnya sendiri.
Sementara Richie menatap sosok Vanya yang berpenampilan seksi dan bohay itu dengan penuh rasa mendamba. Dia bertekad harus mendapatkan Vanya.
Besok pagi dia harus menghubungi nomor ponsel Vanya untuk mengajaknya bertemu dan menawarinya pekerjaan sebagai sexy dancer. Berapa gaji yang harus ditawarkan agar gadis itu menerima tawaran pekerjaan darinya? 10 juta per malam? Atau lebih banyak?
Setelah Vanya masuk ke dalam pintu gerbang rumahnya, Richie pun mengendarai mobil BMW hitamnya ke penthousenya di Senopati Apartment. Pikiran Richie begitu penuh dengan Vanya selama di perjalanan pulang itu.
Pulang dini hari untuk pertama kalinya bagi Richie setelah 5 tahun dia selalu membatasi kunjungan ke nightclub miliknya yang berjumlah 8 itu di Jakarta sampai sebelum tengah malam karena dia lebih banyak bekerja di pagi hingga sore hari di kantor managemen utamanya, PT. Night Star Entertainment.
Selepas memarkir mobilnya di basement apartment, Richie naik lift pribadi ke unit penthouse miliknya. Pintu unitnya menggunakan kode nomor untuk membukanya.
Dia membersihkan dirinya di kamar mandi lalu mengenakan celana boxer saja untuk pergi tidur. Dia menghubungi Bram, manager Dark City untuk meminta rekaman video Vanya saat menari di panggung tadi. Nightclub miliknya selalu merekam DJ performance dan pertunjukan di panggung.
Richie menunggu kiriman video itu dengan tidak sabar. Setelah 15 menit, akhirnya Bram mengirimkan video yang dia inginkan. Di dalam video itu, gadis yang dia dambakan meliuk-liukkan tubuhnya di tiang pole dance. Seperti kata Vanya tadi seperti siluman ular.
Mata pria itu seolah tersihir oleh gerakan indah tubuh Vanya yang membangkitkan naluri laki-lakinya. Richie mulai memainkan sebuah permainan solo dirinya sembari memutar video tarian erotis Vanya itu berulang-ulang hingga dia mengalami klimaks.
"Oohh Vanya, aku mau kamu, Babygirl! Kenapa kamu malu-malu tapi mau?" ujar Richie bermonolog seperti orang gila berbicara dengan layar ponselnya sendirian.
Setelah membersihkan dirinya sekali lagi di kamar mandi, Richie pun benar-benar pergi tidur kali ini.
Sementara itu di kamarnya, Vanya teringat momen romantisnya bersama Richie di kamar lantai 2 Dark City. Dia bangkit dari ranjangnya lalu bercermin di depan meja riasnya. Bekas pagutan mesra berwarna merah tua di leher dan dada kanannya begitu jelas. Vanya bergidik ngeri teringat betapa ganasnya Richie mencumbunya tadi.
"Nggak boleh panggil 'Om', tapi dia 'kan jauh lebih tuwir dibanding gue. Kayaknya dia lulus SMA, gue baru brojol dari perut mama deh. Yang bikin pusing lagi tuh gimana jelasin identitas gue yang amphibi begini? Duh pusing!" ujar Vanya menepuk jidatnya sambil bicara sendiri di depan cermin riasnya dalam kamarnya.
Vanya memejamkan matanya meresapi ingatannya tentang sentuhan bibir Richie di bibirnya dan di tubuhnya, rasa itu begitu menggetarkan jiwanya. Diapun meraih ponselnya untuk mencari tahu di internet, bagaimana cara bercinta sesama pria. Mungkin kesannya menggelikan, tapi memang dia belum pernah melakukannya satu kalipun.
Ketika Vanya melihat video-video yang memperagakan adegan 'itu' dia merasa benar-benar cemas. "Mampus dah! Gue takut, njirrrr!" cicitnya. Seram amat! pikirnya.
"Udahlah bobo aja, udah malem juga ehh ... pagi," ucap Vanya pada dirinya sendiri.
Vanya pun memeluk gulingnya dengan erat berharap itu adalah Richie, si bule ganteng nggak ada obat, kece badai.
Ketika pagi merekah, alarm ponsel yang membangunkan Richie dan Vanya di kamar mereka masing-masing.
Vanya mematikan alarm itu dan tidur lagi, sedangkan Richie bangun lalu mengetik pesan ucapan selamat pagi yang mesra untuk Vanya.
"Selamat pagi, Bidadari Cantik. Kuharap tidurmu semalam nyenyak. Apa kita bisa bertemu lagi hari ini? Kamu boleh pilih tempat dan waktunya, aku ikut aja. Richie," ketik Richie dalam pesan W A yang dia kirim untuk Vanya.
Ketika mengetahui ponselnya berbunyi lagi dengan notifikasi pesan W A. Vanya meraih ponselnya lalu melihat sekilas siapa pengirim pesan itu, masih pagi sekali pun.
"HAHH?!" seru Vanya yang terbiasa begitu setiap kali terkejut. Ternyata pesan dari Richie.
Dia membaca dengan teliti isi pesan Richie itu. Kencan? pikir Vanya dengan ragu-ragu. Dia segera mengirimkan pesan balasan.
"Hai ... selamat pagi juga, Richie. Kalau kita ketemu di PS aja jam makan siang nanti, apa mau? Btw, dalam rangka apa kok ngajak ketemuan? Kalau boleh tahu sih ...," balas Vanya dalam pesan W A lalu menekan tombol send.
Richie sedang menikmati kopi paginya di teras balkon penthousenya. Dia membaca pesan balasn dari Vanya dan tersenyum senang. Gadis itu memang ramah dan memyenangkan.
"Mau banget, Dear! Nanti kita janjian lagi kalau sudah sampai di PS ya. Have a nice day, Vanya!" ketik Richie lalu menekan tombol send.
Pesan balasan dari Richie datang dengan cepat, Vanya pun membacanya dan tersenyum geli karena sepertinya si om ganteng itu 'ngarep banget' buat ketemuan dengannya.
Vanya pun membalas lagi, "Siap, Boy. Nanti aku kabarin kalau sudah sampai di PS. Have a nice day too, Richie!"
Sejenak Vanya berpikir tentang tips yang dia baca semalam tentang cara bercinta sesama jenis. Jadi ditusuk lewat belakang itu berpotensi lecet di bagian 'itu', jadi disarankan memakai pelumas yang aman seperti KYjelly atau merk sejenisnya.
"Bagusan gue beli deh tuh jelly buat jaga-jaga. Kayaknya gue rela deh kalau Richie mau ngajakin ML pertama kali sama gue ntar. Aahhh! Kok gue yang jadi kegeeran sendiri sih, gimana kalau Richie malah takut lantas kabur begitu tahu gue bukan cewek tulen? Vanya ... siapin hati buat broken heart juga, be strong!" ujar Vanya berbicara sendiri pada dirinya.