Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab.5. Dirty Dancing

Music DJ yang rancak itu tiba-tiba berhenti dan lampu panggung juga mendadak dimatikan. Seisi ruangan nightclub itu sontak diam dan terfokus ke panggung yang lalu menyorot satu tiang dengan siluet tubuh wanita seksi.

DJ memutar remix lagu 'Woman' dari Doja Cat mengiringi gerakan sensual meliuk-liuk wanita misterius yang mengenakan mini skirt hitam dan tube top silver itu.

Semua mata lelaki di dalam ruangan itu melahap sosok Vanya bulat-bulat, mau yang buaya darat, buaya air, atau yang amfibi tak terkecuali terbakar birahi melihat gerakan erotis tubuh seksi Vanya.

Teman-teman segenknya bertepuk tangan dan bersorak-sorai memberi semangat pada Vanya. Sementara Vanya merasa urat malunya putus dan tidak mempedulikan siapapun atau apapun, dia bergerak meliuk-liukkan pinggang dan pinggulnya dengan tangan terangkat menempel di tiang pole dance mengikuti irama lagu 'Woman' yang mendesah-desah bikin 'basah' itu. Vanya membalik tubuhnya dan bergoyang ngebor ala Inul Daratista.

Siulan-siulan nakal tertuju pada dirinya. Namun, Vanya masa bodoh. Dia menikmati irama lagu kesukaannya itu saja dan terus berjoget erotis.

Ketika pertama kali melihat wanita seksi di atas panggung itu bergoyang di atas panggung nightclub miliknya, Richie hampir menyemburkan vodka di mulutnya. "WHAT THE HELL!" umpatnya keras usai berhasil menelan vodka di mulutnya.

Gairah di balik celana Richie langsung bangkit tanpa dikomando ketika melihat wanita sexy dancer itu. Matanya nyaris copot memelototi wanita itu. She's so hot as hell! batin Richie dengan hasrat untuk memiliki wanita itu.

Diapun memanggil manager nightclub Dark City ke sofanya.

"Bram, siapa wanita sexy dancer yang sedang menari di panggung itu?" tanya Richie pada manager Dark City sambil belingsatan karena merasa tubuhnya mendadak panas efek vodka dan gairahnya sendiri yang masih terasa begitu keras di bawah sana.

"E-ehh ... ehmm ... maaf, Pak sepertinya dancer baru. Saya belum pernah melihat yang satu ini. Biasanya yang merekrut dancer si Ozan, kebetulan malam ini dia izin lagi sakit mencret seharian katanya, Pak. Sekali lagi maaf," jawab Bram dengan gugup dan berkeringat dingin di hadapan bos besar. Anak buahnya yang seharusnya mengenal wanita sexy dancer itu malah libur karena izin sakit.

Bram menundukkan kepalanya dan tak sengaja menatap si 'Otong' milik bos besarnya yang sepertinya bangun dan butuh olahraga. Diapun paham kebutuhan bos besarnya itu.

"Pak, apa butuh buat one night stand sama si sexy dancer baru itu malam ini?" tanyanya pengertian.

Seperti pucuk di cinta ulam pun tiba, Richie mana mungkin menolak tawaran menggiurkan anak buahnya itu. Pantas si Bram jadi manager, pria itu cepat tanggap sekali dengan kebutuhannya.

"Wah, cocok Bram. Siapin kamar gue ya, udah lama kaga gue pake deh tuh kamar," jawab Richie dengan bersemangat lalu menatap wanita sexy dancer itu lagi. Sepertinya wajahnya tak asing baginya, tapi Richie yakin belum pernah mengenal wanita itu sebelumnya.

Ketika wanita itu melengos ke samping ketika meliuk-liukkan tubuh seksinya, Richie pun teringat. Ahh yang tadi sore di jalan pulang! Mungkin mereka berdua berjodoh, pikir Richie dengan girang.

Rasanya dirinya tak sabar untuk segera menubruk wanita itu. Lagu 'Woman' milik Doja Cat itu juga menjadi ringtone ponselnya. Sepertinya mereka berdua memiliki banyak kesamaan minat. Itu hal yang sangat bagus.

Dia suka wanita yang menggairahkan dan menantang seperti itu. Ratusan pasang mata tidak menjatuhkan mental wanita itu untuk melakukan dirty dancing yang membangkitkan imajinasi liar tiap mata lelaki seisi ruangan nightclub itu. Richie sangat salut padanya.

Ketika lagu remix 'Woman' itu selesai diputar oleh DJ, Vanya pun segera turun dari panggung laknat itu. Dia berjalan menuju ke teman-temannya terlebih dahulu untuk pamit ke toilet. Mendadak kandung kemihnya menjerit ingin dikosongkan.

"Jangan lama-lama, Van. Udah hampir tengah malam nih. Kita ntar joget sebentar terus cabut ya?" pesan Lusy yang besok pagi harus kuliah pagi sama seperti ketiga temannya yang lain.

Vanya menaikkan jempolnya ke atas lalu bergegas ke toilet. Dia berharap toilet wanita tidak penuh dengan pengunjung club yang kebelet pipis sama seperti dirinya. Sekalipun onderdil bawahnya masih ori dan belum divermak, tetapi dia harus memakai toilet wanita karena penampilannya sekarang adalah seorang wanita. Para pria akan histeris bila dia memakai toilet pria.

"Oohh NO!" seru Vanya ketika melihat antrean mengular di pintu masuk toilet wanita. Bisa-bisa dia kencing di celana bila harus menunggu gilirannya masuk ke toilet.

Akhirnya, Vanya mencoba naik ke lantai 2 melalui tangga di samping toilet club itu. Pasti di lantai 2 sepi toiletnya, pikir Vanya dengan cerdas.

Benar seperti dugaan Vanya, toilet wanita di sana kosong melompong. Dia pun lega berhasil mengosongkan kandung kemihnya. Setelah mencuci tangannya dan membetulkan make-up, Vanya pun keluar dari toilet itu.

Tangannya tiba-tiba ditarik dengan kuat oleh seorang pria yang sepertinya telah menunggunya di luar toilet. Hati Vanya mencelos dan bertanya-tanya siapa pria itu. Tubuh pria itu tampaknya kekar dilihat dari arah belakang, cengkramannya pun di pergelangan tangannya begitu kuat seperti borgol. Vanya berusaha menepis tangan itu, tapi cengkramannya terlalu kuat.

"Om, tolong lepasin tangan saya!" cicit Vanya dengan putus asa bercampur ketakutan.

Pria itu hanya diam saja sampai mereka berdua masuk ke sebuah kamar tidur berukuran 4x6 full furnished yang mewah didominasi warna hitam dan putih. Dia mengunci pintu kamar itu lalu menyimpannya di saku celananya.

"Hai, Cantik. Kita ketemu lagi di sini ... apa kamu lupa kejadian tadi sore saat terjebak macet?" ujar Richie dengan bahasa Indonesianya yang fasih.

Vanya melongo menatap si bule ganteng itu yang mirip Chris Hemworth. Demi apa ya Lord!? seru Vanya dalam hatinya. Dia ingat sih, senang bisa ketemu lagi, tapi kenapa dikunciin dari dalam begini di sebuah kamar. Apa si om bule ini mesum dan mau memperkosanya? pikir Vanya dengan galau dan emosi bercampur aduk.

Richie melangkahkan kakinya mendekati Vanya, sementara Vanya mundur pula selangkah demi selangkah tanpa menyadari dia mundur ke arah ranjang king size di belakangnya. Kaki Vanya membentur dipan ranjang itu lalu membuatnya jatuh terlentang di atas ranjang. 'Ooh sial!' rutuk Vanya dalam hatinya.

Pria itu sudah kelewat bergairah dan langsung menindih tubuh Vanya yang terlentang tak berdaya di atas ranjang miliknya. Tangan Richie membelenggu kedua tangan ramping Vanya di atas kepala Vanya. Sementara bibirnya dengan ganas melumat bibir merah muda Vanya yang terasa seperti strawberry.

Gairah liar Richie seolah tak terbendung, bibirnya terus melumat bibir Vanya dan tangannya meremas-remas buah dada implan milik Vanya. Sementara bagi Vanya ini adalah pengalaman pertamanya diperlakukan dengan begitu ganas oleh seorang pria. Namun, jauh di dalam otak Vanya, dia merasa laki-laki yang sedang sibuk mencumbu raganya itu tidak tahu bahwa dia cewek abal-abal.

"It looks like a beautiful dream of lust will turn to a nightmare,' batin Vanya dengan putus asa sembari menikmati kemesraan dari cumbuan si om bule ganteng itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel