Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Jangan Harap Pertanggung Jawaban

Sinar mentara pagi menelusup dibalik tirai kamar hotel yang sedang Abel tempati,perlahan kedua mata Abel terbuka,Abel menatap sekelilingnya. Abel sangat ingat bahwa ruangan ini bukanlah kamarnya.

Abel berusaha mengingat apa yang sedang terjadi semalam,namun Abel sama sekali tidak bisa mengingat apa pun. Bahkan saat ini kepalanya terasa begitu nyeri efek dari obat semalam.

Abel sontak tersadar,kemudian mebelalakkan matanya lebar-lebar ketika melihat bahwa dirinya tidak mengenakan baju sama sekali didalam selimutnya.

"Sialan!" Pekik Abel ketika hendak menurunkan kakinya,namun rasa nyeri yang menyerang bagian intim Abel. Lantas dengan kesadaran yang belum begitu penuh,Abel hendak beranjak namun sebuah tangan kekar melingkar sempurna di bagian pinggangnya.

Begitu Abel menoleh kearah sampingnya ternyata dia tidak sendiri berada di kamar ini,ia melihat siapa pemilik tangan kekar tersebut. Dengan gerakan cepat Abel menyingkirkan tangan kekar tersebut,kemudian Abel menarik selimut yang menutupi tubuhnya,untuk menutup tubuhnya.

"Euhhh..!"

"Abel udah bangun?" Tanya Rey sayup-sayup sambil mengucek kedua matanya.

"Ngapain kamu tidur sini..?" Teriak Abel emosi membuat Rey membuka matanya lebar.

"Ssttsss!! Jangan teriak-teriak kasihan tetangga sebelah pasti keganggu dengan suara jelek kamu!" Celetuk Rey sambil membuka matanya.

"Daripada kamu teriak-teriak mending sini bobok lagi aku peluk kayak semalam," Ajak Rey sambil merentangkan kedua tangannya,dengan posisi masih di atas ranjang.

'Dasar gila!' Batin Abel di dalam hati.

"REYNAN!!" Teriak Abel sekali lagi.

Sementara Rey terkikik mendengar teriakan Abel. Ini lah yang membuat Rey sulit untuk melupakan Abel. Rey sangat menyukai tingkah Abel ketika ia sedang marah ataupun kesal.

"Ada apa sih honey," Jawab Rey santai.

Pandangan Abel teralihkan oleh bercak darah diatas seprai putih,yang sempat ia tindih semalam.

Pikiran Abel kembali berputar mengingat kejadian yang terjadi semalam. Abel berfikir keras untuk mengingat semua kejadian sebelum ia terjebak di hotel ini,hingga beberapa detik kemudian ingatan Abel perlahan mulai pulih. Abel ingat bahwa semalam ia pergi ke acara ulang tahun Rey ,ia diberi minuman Rey dan...

Abel mebelalakkan matanya,kemudian Abel melihat kembali bercak darah tersebut,dan yang terahir ia melihat baju yang ia kenakan tadi malam sudah berserakan di lantai yang artinya semalam ia sedang melakukan apa dengan Rey.

"A-apa yang kamu lakukan semalam?" Tanya Abel gagap.

Rey mengangkat bahunya acuh. "Memangnya kamu sedang berfikir kita sedang apa semalam?"

Abel menggelengkan kepalanya,Abel benar-benar tidak bisa berfikir jernih lagi. Air matanya lolos begitu saja,ketika Abel sudah bisa mengingat semua kejadian semalam.

"Bajingan sialan..!!"

"Arggghhhtt...!" Teriak Abel sambil meraut wajahnya kasar. Abel tertunduk di lantai sambil memungut satu per satu pakaian yang ia kenakan semalam berserakan. Kemudian Abel berjalan kearah kamar mandi dengan langkah tertatih.

Begitu sampai di dalam kamar mandi,Abel langsung mengunci rapat pintu kamar mandi. Kemudian ia duduk sambil memeluk lututnya,membiarkan air shower mengguyur sekujur tubuhnya.

Abel terus menangis merapati nasibnya yang sangat malang. Rey begitu tega melakukan hal yang tidak pasrah kepada dirinya. Abel sangat syok mendapati kenyataan bahwa dirinya sudah tidak suci lagi. Semua impian Abel gugur dalam hitungan detik karena perbuatannya.

"Arrggghhhttt...! AKU BENCI KAMU REY,AKU BENCI!!" Teriak Abel sambil terus menjabak rambutnya.

**

Hampir satu jam berlalu namun Rey tidak melihat tanda-tanda bahwa Abel akan keluar dari kamar mandi.

"Bel..!!" Panggil Rey dari luar,namun tidak ada sahutan dari Abel.

Rey semakin merasa cemas dengan keadaan Abel didalam sana. Ia takut jika Abel melakukan sesuatu yang nekat.

"Bel buka Bel,kita cari solusinya bersama-sama," Teriak Rey keras berharap Abel akan mendengarnya.

Detik itu juga Abel membuka pintu kamar mandi.

Ceklek..

Abel terlihat sangat kacau,bekas cakaran di wajah sekaligus rambut basah yang sangat acak-acakan membuat Rey merasa sangat menyesal telah melakukan itu kepada Abel.

Rey hendak memegang tangan Abel namun dengan segera Abel menepisnya. "Nggak usah pegang aku!"

"Maaf," Gumam Rey pelan.

Tanpa sengaja air mata Abel lolos begitu saja,ia sangat kecewa dengan Rey. Ingin sekali ia memaki Rey saat ini juga,tetapi Abel tidak bisa. Semuanya sudah terjadi.

"Sekarang aku sudah kotor,kamu puas sekarang Rey? Kenapa nggak sekalian kamu bunuh aku aja Rey,kenapa?" Tanya Abel sambil menangis histeris.

"BUNUK AKU REY,BUNUH!" Teriak Abel sambil memukul dada bidang Rey.

Rey tidak kuasa melihat Abel yang sangat kacau karena ulahnya semalam. Rey sangat menyayangi Abel,namun rasa dendam dan sakit hati Rey menutup rasa sayang Rey menjadi dendam.

"Aku lakuin semua ini karena aku sangat menyayangi kamu Abel,aku tidak mau kalau kamu menikah dengan orang lain." Jawab Rey sungguh-sungguh.

Abel mendorong dada bidang Rey,kemudian berlalu meninggalkan Rey. "Kamu egois Rey!"

Abel sudah muak melihat wajah Rey,malu sekaligus kecewa bercampur menjadi satu menyelimuti perasaan Abel saat ini. Namun saat Abel hendak membuka pintu,tiba-tiba sebuah tangan kekar memegang gagang pjntu terlebih dahulu.

Abel tau siapa pemilik tangan tersebut,kemudian Abel membalikkan badannya menatap Rey dengan wajah penuh permusuhan. "Jangan halangin aku!" Celetuk Abel galak.

Rey menggelengkan kepalanya. Mencegah Abel agar tidak keluar terlebih dahulu. "Aku bisa jelasin semuanya. Dan kita bisa selesaikan masalah ini dengan cara baik-baik."

Abel menggelengkan kepalanya. Setelah apa yang ia perbuat semalam,Rey masih bisa berbicara bahwa ia meminta untuk menyelesaikan semuanya secara baik-baik. Bahkan Rey sama sekali tidak memikirkan bagaimana kondisi mental Abel setelah ini.

"Bahkan setelah apa yang kamu lakukan kepadaku semalam,kamu masih bisa berkata bahwa bisa di selesaikan baik-baik? Dimanat otak kamu Rey? Aku sudah tidak suci lagi,impian dan cita-citaku gugur begitu saja dalam sekejab karena ulah kamu." Celetuk Abel murka.

"Abel dengerin aku dulu,kita cari solusinya Abel." Pinta Rey sambil memegang kedua bahu Abel namun lagi-lagi Abel menyingkirkan tangan tersebut.

"Aku peringatin sekali lagi,jangan pernah sentuh aku. Dan untuk solusi,solusi apa yang bisa kamu lakukan?"

"Kita bisa menikah setelah kamu lulus!" Ujar Rey singkat padat dan jelas.

Sontak Abel menggeleng dengan cepat. Bahkan untuk melihat wajah Rey saja Abel sudah sangat muak apalagi menikah dengannya,Abel tidak setuju dengan usul Rey.

"Nggak! Aku tidak sudi menikah dengan kamu," Jawab Abel sinis.

Rey tertawa mendengar jawaban Abel. Bahkan Setelah tau kenyataan bahwa dirinya sudah tidak suci lagi ia masih bisa menolak cinta Rey. Sungguh luar biasa seorang Abel. "Hahahahha.... Abel-abel,bahkan disaat kamu sudah kotor gini kamu masih bisa menolak aku? Apakah kamu yakin kalau setelah ini akan ada lelaki yang mau sama kamu? Kamu yakin semua impian kamu masih bisa terwujut? Udahlah jangan mimpi,mending kamu nikah sama aku!"

Abel menatap Rey murka. "Sampai kapan pun aku tidak akan sudi menikah sama kamu. Dan aku yakin kok kalau diluar sana masoh ada lelaki yang mau menerima aku apa adanya." Jawab Abel sambil meneteskan air matanya. Sebenarnya Abel juga tidak yakin dengan ucapannya,ia takut jika apa yang Rey ucapkan benar. Bagaimana jika nanti tidak ada yang mau dengannya?

Rey berdecih pelan. "Silahkan kamu menolak untuk ku nikahi,tapi satu hal yang perlu kamu ingat bahwa suatu saat jika aku mendengar kamu meminta pertanggung jawaban atas kehamilan kamu,aku tidak akan sudi untuk bertanggung jawab!" Ujar Rey kemudian pergi meninggalkan Abel sendirian di kamar ini.

Deg!

Abel terpaku mendengar ucapan Rey,ia sama sekali tidak kepikiran sampai sejauh itu. Bagaimana jika nanti ia hamil?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel