Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Dia adalah?

Bab 6 Dia adalah?

Kamila menghela nafas begitu dalam sebelum mengungkapkan keinginannya pada Elisa “Mbak, Mila mau bercerai dari Mas Danish—”

“Apa Mil cerai? Mbak mohon kamu pikirkan lagi semuanya, rumah tanggamu, papa, mama, apa kata mereka jika kamu cerai dari Danish.”

“Mila tahu ini berat Mbak, Mila sudah memikirkan semuanya, memang ini akan menjadi keputusan yang mendadak untuk keluarga, tetapi coba pahami posisi Mila saat ini, Mila sakit dan tidak bisa memberikan keturunan untuk Mas Danish, seandainya kondisi Mila tidak seperti ini mungkin Mila anak mencoba bertahan dan memperbaiki kembali hubungan Mila dengan Mas Danish, tetapi sekarang meskipun Mila kembali rukun dengan Mas Danish, Mila tidak bisa memenuhi harapan mereka, Mila nggak bisa Mbak,” lirih Kamila dalam tangisan membuat matanya semakin sembab.

“Mil, jujur Mbak tidak tahu harus bilang apalagi, Mbak percaya kamu bisa melewati semua ini, kamu perempuan kuat, Mbak akan selalu ada di belakang Mila.”

“Hmmm Makasih Mbak, Mila harus tutup telponnya sekarang karena Mila ada urusan Mbak.”

“Iya iya, jaga kesehatanu ya Mil.”

Kamila mengangguk dari balik telpon yang baru saja ia tutup, pelan-pelan Kamila menghapus air mata dari matanya yang sudah bengkak sejak semalam. Warna hitam mengitari kedua mata Kamila. Entah sejak kapan terakhir kali Kamila mengurus dirinya sendiri. Saat ini Kamila sudah jarang untuk pergi ke salon dan kumpul bersama teman-temannya, karena kondisi Kamila yang terus saja mengurung diri di kamar.

Hati Elisa perih, prihatin dengan masalah yang diderita Kamila adik iparnya, tidak hanya sebagai adik ipar tetapi Elisa berusaha memahami masalah Kamila dari sisi perempuan. Tidak bisa di bayangkan seandainya Elisa ada di posisi itu, mungkin ia akan melakukan hal yang sama dengan Kamila bahkan lebih.

Kamila perempuan mungil itu tidak seharusnya mendapatkan perlakukan seperti ini dari Danish. Menurut Elisa Kamila adalah sosok perempuan idaman semua lelaki, Kamila adalah perempuan sempurna yang mendefinisikan sosok bidadari dunia. Kamila juga istri yang baik dan tidak pernah membangkang kepada suami dan mertuanya. Tidak habis pikir orang sesempurna Kamila bisa disia-siakan oleh si brengsek Danish. Hati Elisa mulai tergerak untuk membantu Kamila, setidaknya jika bukan untuk Danish ini demi Kamila yang sudah dianggapnya seperti saudara sendiri.

“Shit! Awas kamu Pprempuan jalang, aku akan menemukan dan mempermalukanmu karena telah membuat rumah tangga Kamila dan Danish hancur.”

Hari ini Elisa berencana untuk mencari tahu siapa sosok yang menelpon Kamila pada malam itu. Ia berharap bisa menemukan petunjuk tentang siapa dan di mana perempuan jalang itu tinggal. Elisa bergegas mencari kunci mobil dan pergi secepat mungkin.

Langkahnya terhenti karena suara gadis mungil. “Mama mau kemana, Intan boleh ikut?”

Elisa menghampiri gadis kecilnya, memeluk erat dan mencium pipi kiri dan kanan. “Sayang, Mama ada urusan sebentar ya, cuma lima menit saja. Mama janji deh, nanti mama beliin Intan ice cream, gimana?” ucap Elisa menyodorkan jari kelingking pada putri kesayangannya itu.

Intan mengangguk ikut menjulurkan jari kelingkingnya untuk membuat janji dengan Elisa, jika tidak seperti itu maka Elisa bisa gagal mencari informasi tentang perempuan yang sudah membuat rumah tangga adik iparnya goyah. Setelah mendapatkan izin keluar dari sang putri tercinta, Elisa terkekeh menuju mobil berwarna putih.

Elisa sempat beberapa kali memergoki Danish sedang bercumbu mesra dengan pegawai kantor kosmetik tempat Danish bekerja. Wajar saja jika Danish dikerumuni banyak wanita seksi dan menarik, Danish Aryasatya merupakan direktur utama dari perusahaan keluarganya. Selain itu, Danish memiliki pesona yang bisa membuat wanita mudah terpikat karena ketampanan dan tubuhnya yang sangat atletis. Tidak sulit bagi Danish untuk mendapatkan wanita simpanan, apalagi Danish menyandang nama keluarga Aryasatya, salah satu keluarga Konglomerat tajir di daerahnya.

Hari ini Elisa akan memulai penelusurannya dari kantor tersebut, dan mencari wanita yang sempat di temuinya sedang mencium mesra pipi Danish. Karyawan yang melihat kedatangan Elisa di kantor menyambutnya dengan begitu ramah.

“Ibu Elisa,” sapa salah satu pegawai kantor “Dimana Puspa, Kira dan Lilis? suruh mereka menemui saya segera.” Elisa mengabsen nama-nama yang pernah ia pergoki sedang main belakang bersama Danish.

“Ada keperluan apa Ibu Elisa memanggil mereka? Kebetulan nama-nama yang sudah ibu sebutkan tadi sedang melayani pelanggan.”

“Kamu jangan banyak tanya, cepat suruh mereka temui saya atau kamu yang saya pecat,” ujar elisa geram

“Ba, ba, Baik bu.”

Elisa dengan wajah marah dan ingin mencakar ketiga wanita tersebut sudah tidak sabar menanyakan tentang malam itu, mungkin di antara mereka adalah wanita yang mengangkat telpon dan membuat Kamila tidak sadarkan diri. Saat ketiganya sudah berdiri di depan Elisa, Ia menatap tajam ketiga pegawai tersebut.

“Siapa diantara kalian yang masih berhubungan dengan Pak Danish? Jawab siapa?” pekik Elisa tetapi ketiga pegawai tersebut hanya diam dan kompak untuk tidak mengaku.

“Jawab atau saya pecat kalian semuanya,” jerit Elisa menunjuk ketiga perempuan tersebut.

Tiba-tiba ketiga perempuan itu bertekuk lutut di depan Elisa, memohon ampun dengannya karena Elisa juga merupakan istri dari Manager Aryo Aryasatya yang menjadi manajer di perusahaan tersebut.

“Ampun, Bu, kami tidak pernah bermaksud menggoda Pak Danish, tetapi Pak Danish sendiri yang memaksa kami, kami sudah menolak tetapi Beliau mengancam akan memecat kami jika menolak ajakannya, ” ucap salah satu pegawai yang sudah mulai menangis.

“Siapa yang sudah jalan dengan Pak Danish hingga malam hari? Ayo cepat jawab!” Elisa semakin naik pitam dengan ketiga wanita itu, tetapi rata-rata semuanya mengatakan tidak pernah bersama dengan Danish hingga malam. Elisa mempercayainya karena mereka hanya pegawai kantor yang menyerah karena sudah diancam akan dipecat oleh atasan. Elisa paham jika Danish memang laki-laki brengsek, dia pasti akan melakukan itu semua jika kemauannya tidak dituruti.

“Saya tegaskan sekali lagi sama kalian, Jika Saya sampai menemukan kalian bertiga bermain serong dengan Pak Danish, maka saya tidak akan segan-segan memecat dan menendang kalian dari kantor ini tanpa pesangon apapun, paham! Sekarang keluar dari sini!”

“I, I , iya Buk.”

Dengan wajah ketakutan mereka semua pergi dari hadapan Elisa, tetapi terdapat satu pegawai yang masih diam di sana.

“Kenapa kamu masih di sini?”

“Sebenarnya anu Bu, Pak Danish juga dekat dengan sekretarisnya, saya sering lihat Pak Danish pas malam hari selalu mengantarkan Ibu Linda pulang dengan mobil. Hanya dia yang sering jalan dengan Pak Danish. Jika ibu tidak percaya, ibu bisa tanyakan ke pegawai yang lainnya.”

“Oke saya percaya kamu, sekarang tunjukan mana dia!”

Pegawai tersebut langsung menunjuk salah satu wanita cantik berambut pirang, yang sedang sibuk memegang kertas di tangan, di ruangan sebelah yang berbatas kaca dengan ruangan mereka. Elisa mengerutkan dahinya dan ternyata—

Dia Linda Mahendra, pacar dari Adith--bawahan Danish.

Jadi, selama ini—

?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel