Bab 10 Mampus Kamu Danish
Bab 10 Mampus Kamu Danish
Setelah pulang dari peresmian cabang baru De Beauty di Bali, Danish tidak fokus bekerja, Danish masih memikirkan pertengkaran hebat yang terjadi antara dirinya dengan Kamila setelah acara peresmian cabang baru perusahaan. Dalam perjalanan pulang Kamila hanya diam saja dan enggan untuk berakting sebagai pasangan yang serasi lagi di depan Nyonya Kin. Kamila terus saja mengalihkan pandangannya ke arah lain, sesekali hanya menoleh ke Nyonya Kin lalu kembali memalingkan wajahnya ke arah yang berbeda. Sadar dengan sikap dingin Kamila, Danish tidak ingin berkomentar dan lebih memilih diam dan sibuk memainkan Hpnya.
“Nak, Mama tidak tahu pasti apa masalah kalian, tapi Mama tidak suka jika kalian ribut seperti tadi, bagaimana jika orang lain yang dengar, citra Mama bisa rusak jika tahu anak dan menantu Mama bertengkar. Keluarga Aryasatya sangat dikenal karena keharmonisannya, Mama tidak mau semuanya tercoreng karena pertengkaran sepele seperti ini, Kalian paham kan?” Dengan suara tegas Nyonya Kin menasehati anak dan menantunya.
“Iya Ma, Mila Faham,” ucapnya mengangguk dan memalingkan lagi pandangannya ke arah yang berbeda.
“Dan kamu juga Danish, dengar Mama baik- baik. Mama tidak ingin mendengar pertengkaran kalian lagi, sebagai kepala rumah tangga kamu harus bisa menyelesaikan semuanya. Mama juga tidak habis pikir dengan Elisa, bisa-bisanya dia menuduhmu seperti itu. Mama tahu Elisa sedikit cemburu karena kendali perusahaan kita ada di tanganmu. Mama rasa dia sengaja ingin merusak hubunganmu dengan Kamila.” Danish hanya diam dan tidak membalas perkataan Nyonya Kin
Sementara itu, Kamila mengerutkan dahinya setelah mendengar ucapan Nyonya Kin tentang Elisa anak tirinya. Kamila ingin sekali menjawab dan memberi tahu Nyonya Kin bahwa apa yang ia lontarkan tentang Elisa semuanya salah. Justru Elisalah yang berada di sisi Kamila di saat Danish sedang sibuk bercumbu dengan perempuan lain. Elisalah yang selalu menguatkan Kamila agar tetap tegar dengan semua masalahnya.
Mobil van mewah milik keluarga Aryasatya memasuki halaman. Nyonya Kin tidak ikut masuk karena ia hanya mengantarkan Danish dan menantunya Kamila agar selamat sampai rumah.
Di dalam kamar Kamila tidak mengatakan apapun kepada Danish. Sadar dengan semua itu Danish berusaha berbicara kepada Kamila, karena pikirannya masih tertuju dengan pertengkaran yang membuat Nyonya Kin hampi mengetahui segala.
“Mil, Mas rindu kamu, Mas rindu kita yang dulu, rindu pelukan hangat dari Mila. Untuk kejadian di hotel kemarin Mas benar benar-benar minta maaf.”
Kamila tidak mengatakan apapun, memang beberapa kali Danish berusaha mencium Kamila, berharap istrinya luluh dengan perlakuan manja dari Danish, tetapi Kamila justru mendorong Danish. Kamila tidak pernah mau melayani Danish lagi. Bahkan sepertinya kali ini Kamila bener-bener kecewa kepada Danish. Kamila pikir Danish benar-benar merasa bersalah dengan apa yang telah diperbuatnya, tetapi Danish dengan sengaja menutupi kelakuan bejatnya di depan Nyonya Kin.
“Mil kenapa minta pisah ranjang sama Mas? Sebesar itukah kesalahan Mas, Mila?”
Kamila tidak menghiraukan pertanyaan Danish yang sudah tidak tahan dengan sikap dingin Kamila. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Kamila hanya mengambil bantal dan boneka kesayangannya lalu meninggalkan Danish sendirian di kamar. Danish berusaha menghentikan Kamila dan meminta penjelasan wanita yang memakai baju crime tersebut, Kamila hanya menatap dingin dan menghempaskan tangan Danish dari bahunya.
“Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu Mas, Mila sudah muak dengan sandiwara Mas Danish, lebih baik kita pisah kamar saja.”
“Mil, kenapa kamu jadi sedingin ini sama Mas, Mas tidak bermaksud berbohong Mama, Mas hanya mau melindungi kamu.”
“Mas pikir Mila bodoh, Mas sudah benar-benar menghancurkan hati Mila, Mila kecewa sama Mas, Mila pikir Mas akan memperbaiki kesalahan Mas, tetapi mas justru berbohong sama Mila, Mas bilang sama Mama, Mas tidak pernah berbuat apapun, Mas tahu hati Mila sangat sakit mendengarnya, Mila benar-benar kecewa dengan Mas.”
“Mas mohon Mila percaya sama Mas, Mil… Milaa!” Panggil Danish, tetapi Kamila acuh dan pindah ke kamar Lain.
***
Pagi-pagi sekali Danish berangkat ke kantor tanpa memberi tahu Kamila, biasanya Danish selalu pamit dengan Kamila meskipun istrinya tidak pernah menghiraukan Danish. Dengan setelan jas yang rapi Danish hanya masuk ke mobil mewah miliknya dan pergi ke kantor diantar oleh Pak Ujang.
Dari balik gorden mewahnya Kamila memperhatikan mobil Danish yang sudah meninggalkan halaman. Kamila sangat menyesali dirinya harus pisah kamar dengan Danish suaminya, wajahnya berpeluh, matanya berkaca-kaca, Kamila menangis sendu. Tidak disangka semua harus terjadi dalam rumah tangganya.
“Mas, Mila terpaksa melakukan ini, semua ini demi kebaikan Mas Danish.”
Mobil mewah Van milik Danish sampai di perusahaan De Beauty keluarga Aryasatya sang Konglomerat, kali ini tatapan Danish sangat dingin. Bahkan Danish hanya mengangguk tanpa tersenyum kepada karyawan menyapanya. Benar-benar sebuah tatapan dingin dari Danish Aryasatya yang mampu membuat semua karyawan terdiam setelah melewatinya.
Mata Danish hanya tertuju dengan sebuah bingkai foto di meja kerjanya, itu adalah foto Kamila dan Danish 5 tahun lalu yang sedang berlibur menikmati Honeymoon ke Swiss. Senyum Kamila benar-benar merekah tak tersisa, betapa bahagianya mereka saat sedang berpose romantis bak anak muda yg sedang dimabuk cinta, Momen yang sangat langka bahkan mustahil untuk bisa diulangi dengan keadaan rumah tangga mereka saat ini.
Tiba-tiba wanita berambut pirang datang mendekati Danish, mengusap manja bagian dada tegap Danish. Linda mulai meraba-raba wajah tampan sang direktur. Danish yang hampir kalap akhirnya sadar dan menghentikan gerakan yang membuat dirinya semakin tegang.
“Kamu gila Lin, ini kantor bukan hotel,” bentak Danish.
“Mas aku tahu kamu pasti sedang patah hati dengan istrimu kan, semua kabarnya sudah beredar tentang percekcokan diantara kalian.” Linda mulai mendekatkan wajahnya dengan jarak yang sangat dekat, tidak lupa mengusap lembut wajah dingin Danish.
“Apa maksudmu? Kamu jangan ikut campur, sekarang pergi dan kembali bekerja Lin, Aku tidak suka melihatmu seperti ini, nanti karyawan yang lain datang dan melihat kita seperti ini.”
“Ayolah Mas, jangan munafik seperti itu, laki-laki juga ingin memenuhi hasratnya, Aku tidak akan pergi sebelum kita melakukan pergulatan sengit ini, aku benar-benar ingin kamu Mas, hanya kamu.”
Tubuh Danish mulai terpojok ke arah dinding, Linda semakin buas, kali ini Ia mendesah manja kepada Danish, mendekatkan bibirnya hanya beberapa milimeter saja, keduanya hampir saja menyatukan bibirnya.
“On Camera—“
Seseorang telah bersembunyi dan merekam semua perbuatan mereka. Entah karena Danish benar-benar tidak sadar atau memang orang ini telah merencanakan semuanya dengan sangat sempurna. Senyum puas pun benar-benar terpancar dari orang yang berada di balik kamera.
“Mampus kamu Danish, semua perbuatan bejatmu dengan Linda akan segera terbongkar.”
?