Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

bab 4

Feli segera masuk kedalam mobil yang baru saja dibeli olehnya sebelum dia dan Abang nya keluar dari rumahnya yang dulu.

"yuhuuu let's go" girang Feli sembari menyalakan mobilnya.

tak lama kemudian mobil yang dikendarai oleh Feli pun meninggalkan rumahnya menuju perusahaan sang Abang tercinta.

tiga puluh menit membelah jalanan akhirnya Feli sampai didepan perusahaan sang kakak setelah mampir ditoko roti sebentar untuk membeli camilan.

setelah memarkirkan mobilnya, Feli bergegas menuju resepsionis hendak menanyakan apakah kakaknya ada atau tidak namun ditengah perjalanan dia malah dicegat oleh satpam.

"Abangg!!!" pekik Feli dari sana saat akhirnya dia menelpon sang kakak,ya Feli kesal karena dia udah jelasin ngalor ngidul,ngetan ngulon masih saja satpam itu nggak ngebolehin Feli masuk,dan inilah jalan satu satunya agar Feli bisa masuk.

"ada apa Feli,kenapa teriak gitu?" tanya sang Abang dengan santai nya.

"bilang ke satpam sialan ini untuk ngijinin Feli masuk! Feli cape disini udah hampir setengah jam!" kesal nya mengadu kepada sang kakak berharap masalah ini bisa dia atasi.

"ah baiklah, berikan hp mu pada satpam yang mencegah mu biar Abang yang bicara sama dia" pinta sang kakak yang langsung dilaksanakan oleh adik tercinta.

satpam itu terlihat menerima hp Feli lalu menempelkan nya ditelinga dan berjingkrak kaget kala mendengar suara bos nya dari sana.

"b-baik bos,m-maafkan saya" ucap satpam itu dengan sedikit gemetar sesaat sebelum bang Arsen mematikan telfon nya.

"udah? jadi mau cegah saya masuk lagi?" tanya Feli tersenyum miring.

"hehe tidak nona, maafkan saya yang tadi. Silahkan nona bisa masuk" ujar satpam itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Feli mengangguk lalu melenggang pergi dari hadapan sang satpam,tak lupa juga dia membenarkan bawaannya sembari mengecek apakah makan siang untuk sang kakak tumpah atau tidak.

terlihat Feli mulai memasuki perusahaan yang megah,dia langsung melangkah ke arah lift khusus tamu setelah bertanya pada resepsionis ya walaupun dia tau sang kakak ada di sana tapi terasa kurang sopan jika langsung melenggang saja.

"heloo Feli datang" iya dengan semangatnya Feli berteriak sembari membuka pintu ruangan Arsen dan tanpa melihat situasi di dalam ruangan tersebut yang ternyata kakak laki lakinya itu sedang membahas sesuatu dengan rekan kerja nya.

"ups maaf bang, Feli ga tau" ya itulah yang keluar dari mulut Feli kala menyadarinya,sang kakak pun hanya menggelengkan kepalanya lalu meminta maaf atas perilaku adiknya yang terlihat kurang sopan.

entah berapa lama Feli menunggu dengan bosan hingga Arsen selesai,dan kebetulan waktu makan siang juga sudah tiba.

Feli menyiapkan makanan yang dia bawa dari rumah lalu menyajikan nya dengan penuh kasih pada sang kakak.

"kenapa adiknya bang Arsen cemberut hemm?" goda bang Arsen saat sang adik menyajikan makanan mereka.

"ga papa" ketus Feli lalu duduk didepan sang kakak.

"yang bener?" tanya bang Arsen yang malah tambah suka menggoda adiknya yang sedang cemberut.

"tau lah" singkat Feli lalu menyantap makanan nya.

bang Arsen sendiri malah geleng geleng kepala melihat kelakuan adiknya itu.

"bang! Abang tau ga.." tanya Feli memulai percakapan walaupun mulutnya penuh dengan makanan.

"ga tau kan Feli belum kasih tau" niat menjahili sang adik tapi malah membuat sang adik tambah cemberut.

"mboh lah,sakarepmu bang!" kesalnya sembari melanjutkan makan siang.

"iya iya maafin Abang ya,ayo lanjut cerita nya" nah kan bingung sendiri kan dia.

"dah ga mood bang"

"oh iya gimana ide mu tentang bekerja?" iya bang Arsen mulai mencari cara agar sang adik tidak lagi merasa bad mood.

"Feli udah ga mau bekerja, tapi mau nya bikin usaha!"

"usaha apa?"

"ga tau, Feli masih bingung" ujarnya menerawang jauh melihat kearah langit melalui jendela ruang kerja sang kakak.

"gimana kalau usaha manik manik? kayak bikin gelang,cincin gitu,kamu bisa ga?"tanya bang Arsen mengutarakan ide nya.

"ide yang bagus! tapi Feli ga tau cara bikinnya dimulai dari mana" ucap Feli yang semula wajahnya ceria kini kembali merengut.

"kan bisa liat tutor di YouTube atau tiktok? kamu punya kan? ga mungkin cewek jaman sekarang ngga punya tiktok" celetuk bang Arsen membuat Feli kembali ceria.

"benar,kan ada tiktok dan YouTube. mana mungkin Feli ga punya,jelas punya dong!" tutur Feli dengan bangga.

"oh iya gimana kalau Feli juga bikin usaha makanan? kayak donat atau apa gitu,bagus ga?" sambung Feli dengan raut wajah seperti orang yang berfikir.

"bagus juga,nanti Abang rekomendasiin ke karyawan,post juga di akun sosmed mu fel" puji bang Arsen sekaligus memberi saran.

"iya nanti kalau Feli udah bikin tak posting di sosmed nya Feli" ujar Feli lalu membereskan piring bekas makannya.

bang Arsen yang ternyata udah selesai makan pun juga ikut membereskan sisa makan mereka berdua sembar bercanda.

"oh iya bang, Feli udah tau kalau mama papa sebenernya itu ga cerai, mereka kayak gini katanya pengen Feli mandiri tapi Abang malah ikut Feli,jadi Abang harus berjauhan deh sama mama papa" tutur Feli tiba tiba yang membuat bang Arsen terkejut bahkan sampai menghentikan aktivitas nya yang sedang membersihkan sisa makan mereka.

"kamu kata siapa fel? bukankah selama ini kamu ada dirumah terus?" tanya bang Arsen menelisik.

"Ya ampun bang,Feli kan punya temen dan itu tetangga kita dulu!! namanya Monica,Feli iseng tanya dia tentang mama papa yang katanya mau cerai,nah disitu dia ngasih tau katanya ngga ada berita cerai tentang mereka yang beredar di sana,dari situlah Feli tau kalau mama papa ternyata ngga cerai. Ditambah lagi Monica kemarin main kerumah kita yang disana tapi ngga ketemu sama Feli, jadilah mama bilang ke Monica katanya Feli sama bang Arsen disuruh keluar buat hidup mandiri" jelas Feli panjang lebar membuat bang Arsen menganga tak percaya.

"huft udah terjadi kayak gini,mau gimana lagi?" tanya bang Arsen menghela nafasnya kasar.

"ya jalani seperti yang mereka mau lah bang,kita buktiin kalau Feli bisa mandiri walaupun sama Abang,dan akan Feli buktiin suatu saat nanti Feli akan sukses seperti Abang" ucap Feli semangat bahkan sampai mengepalkan tangannya dan diangkat ke atas.

"nah ini baru adiknya bang Arsen" ucap bang Arsen membuat Feli tertawa geli

"dah yuk kita ke mall beli kebutuhan Feli buat bikin usaha" lanjutnya yang langsung diangguki sang adik.

"Feli mau cuci tangan dulu ya bang,di bawah tapi,ngga mau disini,hehe" jawab Feli tersenyum kecil.

"kita turun sama sama oke?" ucap bang Arsen yang langsung diangguki oleh sang adik tercinta.

Lima menit kemudian, mereka berdua turun menggunakan lift khusus atasan,dan Feli langsung buru buru keluar menuju kamar mandi, karena selain mau cuci tangan ternyata Feli juga kebelet buang air kecil makanya dia agak berlari.

bang Arsen sendiri hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan sang adik,dia mengambil hp nya lalu mengirimkan pesan pada sang adik,dia mengatakan akan menunggu diloby perusahaan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel