Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Lima

"Aku sudah mengatakan padamu untuk kesekian kali. Aku tidak memiliki perasaan padamu. Aku telah memiliki pria yang aku cintai. Jadi aku tidak akan cemburu," tukas Ariadne cepat.

Lucas hanya mengangguk saja. Yang membuat Ariadne makin kesal, pria itu kemudian justru bersikap seolah tidak peduli dan kembali menyantap makanannya.

Usai makan, Ariadne segera keluar. Ia menikmati pemandangan di geladak sambil melihat pada lautan yang tampak begitu tenang. Gadis itu sedikit terkejut saat Lucas mendatangi dia dari belakang dan menepuk bahunya.

Yang lebih membuat ia bingung saat pria itu menggenggamkan sebungkus permen pada telapak tangannya.

"Aku minta maaf," ucap Lucas pada Ariadne yang masih terbengong.

"Kau ini, apa kau pikir bisa ...?"

"Aku tahu kau pasti akan memaafkanku," sambar Lucas cepat. Pria itu kemudian segera berlalu pergi dari sana.

'Dasar kekanakan,' dumel Ariadne dalam hati sambil tersenyum dan menggeleng.

***

Lucas mencipratkan air pada Ariadne. Mereka tengah berada di kolam renang berukuran luas. Lucas dan beberapa orang tengah berenang di sana. Para gadis juga berenang dengan pria itu . Namun Ariadne tidak ikut dengan mereka. Ia hanya berdiri saja di pinggir. Hal itu membuat Lucas berniat usil untuk mencipratkan air padanya. Hal itu membuat Ariadne memasang tampang kesal, tetapi Lucas malah menunjukkan wajah tidak bersalah. Pria itu justru tersenyum padanya dan membuat gadis-gadis yang berenang dengan dia tampak cemberut.

"Aku tidak ingin membuat mereka marah lagi padaku," ucap Ariadne sambil mengendikkan kepala ke arah gadis-gadis tersebut. Mereka tengah asyik berenang. Lucas yang telah keluar dari air dan kini berada di samping Ariadne tersenyum kecil.

"Mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa. Aku juga telah menyatakan bahwa kaulah yang aku sukai," jawab Lucas sambil meraih handuk miliknya yang berada pada sampiran kursi serta mengelap tubuh yang masih basah. Pria itu kemudian duduk dengan santai dan menyampirkan handuk tersebut pada lehernya. Ia kemudian meraih sebotol air minum dan meneguknya.

"Aku yang tidak nyaman. Orang-orang pasti salah paham dan mengira kita dalam hubungan."

"Bukankah itu lebih baik? Kita melakukannya demi kepentingan kita masing-masing."

"Apa maksudmu?" tanya Ariadne sambil menoleh dengan cepat. Pria itu tersenyum kecil dan melihat balik padanya.

"Para gadis itu terlalu agresif, kau melindungi aku dari mereka. Aku juga melindungimu dari mereka dengan mengatakan bahwa aku menyukaimu."

"Aku tidak butuh hal itu. Bukankah kau yang membuat aku terlibat dalam masalah?"

"Aku hanya ingin membantumu agar tidak kesepian. Ayolah, kita sedang berpesiar, bisakah kau lupakan masalah dengan pacarmu itu?"

Ariadne tidak menjawab. Ia merasa geram dan segera pergi dari sana. Dalam hati mendumel kesal, mengapa ia membiarkan saja Lucas berkata dan bertingkah seenaknya?

***

Ariadne menghela napas panjang untuk kesekian kali sambil berdiri di luar untuk melihat pada laut lepas. Berada di tempat ini, ia memang merasa kesepian. Meski fasilitas kapal pesiar tersebut sungguh mewah dan menyenangkan, ia tidak bisa menikmati. Pikirannya selalu melayang pada Allen. Apa yang dilakukan pria itu sekarang dan mengapa ia tidak bisa menghubunginya? Itulah yang mengganjal dalam benak Ariadne.

'Ah, ini pasti karena Lucas, sebaiknya aku tidak usah pedulikan perkataan pria itu lagi. Kalau perlu, aku menghindar saja darinya agar tidak perlu bertemu,' ucap Ariadne dalam hati. Ia kemudian berjalan kembali menuju kamar. Betapa terkejut ia saat melihat Lucas ternyata telah berada dalam kamar dia dan membaca buku hariannya.

"Kau!" tegur Ariadne geram sambil menuding pada pria itu.

"Apa yang kaulakukan di sini? Bagaimana kau bisa masuk dan membaca buku harianku?"

"Itu adalah hal yang mudah untuk masuk ke sini," jawab Lucas tenang.

"Cepat berikan buku harian itu padaku!" tukas Ariadne gemas. Lucas segera mengulurkan buku tersebut dan Ariadne juga mengulurkan tangan untuk mengambil. Akan tetapi, pria tersebut kemudian malah menahan buku itu. Ariadne berusaha menarik lebih kuat, tetapi Lucas juga ikut menarik. Ariadne yang kalah kuat malah kemudian jatuh di atas tubuh Lucas. Lengan kokoh pria itu kemudian segera melingkari pinggangnya.

"Apa yang kaulakukan? Cepat lepaskan aku!" gertak Ariadne sambil menatap tajam pada Lucas. Jarak di antara wajah mereka kini begitu dekat dan hal itu membuat jantung Ariadne berdegup cepat.

"Aku tidak akan melepaskanmu. Kau sudah berbohong padaku."

Jawaban Lucas tersebut membuat Ariadne makin geram. Ia berusaha melepaskan diri dari pelukan pria itu. Akan tetapi, semua sia-sia saja.

"Kau sudah putus dengan pacarmu, tapi kau mengatakan kalian masih berhubungan," ucap Lucas. Pria itu tidak tampak terpengaruh oleh Ariadne yang terus berusaha melepaskan diri.

"Saat itu kami sedang ada sedikit masalah. Karena itu, aku menulis seperti itu. Sekarang semua sudah baik-baik saja dan kami tidak putus."

"Ini juga bukan urusanmu, kenapa kau selalu ikut campur?" lanjut Ariadne. Lucas melepaskan pelukan pada pinggang gadis itu.

"Aku hanya mencemaskanmu," jawabnya.

"Kuharap hubunganmu dengannya benar-benar baik-baik saja."

Lucas kemudian bangkit berdiri dan berjalan pergi dari sana. Ariadne menghela napas sambil menggeleng. Ia kemudian melihat pada buku harian yang kini telah kembali ke tangannya. Ia kemudian bergegas keluar dan melempar buku tersebut ke laut lepas.

'Hubunganku dengan Allen pasti baik-baik saja. Ia mungkin sibuk hingga sulit untuk dihubungi. Sebaiknya aku tetap percaya dengan hubungan kami dan tidak menulis seperti itu lagi,' ucapnya dalam hati. Ariadne kemudian bergegas kembali masuk ke dalam kamar. Tidak menyadari bahwa sosok Lucas juga berdiri tidak jauh dari sana dan melihat padanya.

***

Hari selanjutnya, pihak kapal pesiar menyediakan tour ke salah satu kota di Perancis. Mereka akan menginap dua hari semalam di sebuah hotel kelas atas yang sangat mewah dan juga berkesempatan untuk membeli sovenir untuk kerabat atau teman di tempat asal.

"Kau ingin membeli sesuatu? Untuk kekasihmu, mungkin?" tanya Lucas yang menemani Ariadne untuk membeli sovenir. Gadis itu tengah memilih beberapa lukisan dan tersenyum kecil sambil menggeleng.

"Aku akan membelikan dia sesuatu yang sangat spesial."

"Oh, wow," sahut Lucas dengan nada suara terdengar sarkas.

"Kau hanya bisa menggangguku saja. Kenapa kau tidak membelikan hadiah untuk para gadismu?"

"Hanya ada seorang gadis yang ingin kuberi hadiah."

"Oh, baiklah, jika aku telah selesai membeli di sini, aku akan membantu memilihkan hadiah untuk gadismu itu."

Lucas mengangguk dan tersenyum sambil mengacungkan jempol.

"Usul yang bagus."

Ariadne ikut tersenyum menanggapi. Tidak lama ia telah bersiap membayar. Akan tetapi, Lucas malah berkata akan membayar lukisan-lukisan itu untuknya. Ariadne segera menolak. Apalagi ia mendapati harga lukisan tersebut terlalu mahal. Saat ia bertanya pada pria penjual, pedagang tersebut justru marah.

"Kalian cepat bayar saja atau nyawa kalian akan berakhir di sini!" ancam dia sambil mengacungkan pisau ke arah Ariadne dan Lucas.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel