Empat
"Apa kau sudah tidak waras?" tegur Lucas sambil memegang pipinya yang memerah usai ditampar oleh Ariadne.
"Aku telah melakukan kesalahan besar, tapi kau ... kau sungguh tidak tahu malu," tukas Ariadne sambil menunjuk pada pria itu.
"Apa yang kulakukan? Aku telah menolongmu dan ...."
"Tutup mulutmu!" gertak Ariadne. Ia kemudian segera berjalan menuju pintu dan membukanya. Akan tetapi, di luar ada dua orang petugas keamanan kapal yang hendak menemui mereka.
"Apa kalian kemari untuk menangkap dia?" tanya Ariadne sambil menunjuk pada Lucas.
***
"Aku minta maaf karena telah salah paham padamu," ucap Ariadne saat ia dan Lucas berjalan keluar dari ruang petugas keamanan untuk memberi keterangan.
"Tidak masalah. Aku akan memaafkanmu jika kau memenuhi syarat dariku."
Ariadne berhenti melangkah dan menoleh pada pria itu.
"Apa yang kauinginkan?"
Lucas yang ikut berhenti, tertawa sambil menggeleng.
"Tidak perlu secemas itu. Aku tidak akan minta yang aneh-aneh padamu. Aku hanya ingin kau menemaniku di acara pesta besok, juga pada saat kita tour di pulau yang akan kita kunjungi."
"Baiklah," ucap Ariadne. Lucaspun mengangguk sambil tersenyum. Mereka berdua kemudian kembali berjalan.
"Apa kau sungguh tidak melakukan sesuatu padaku semalam?" tanya Ariadne setelah beberapa saat. Hal itu sungguh masih mengganggu benaknya.
"Tidak," jawab Lucas pasti.
"Aku bukan orang yang seperti kaupikirkan."
***
Ketukan pada pintu kamarnya membuat Ariadne bergegas. Ia kemudian segera membuka pintu dan tersenyum pada Lucas yang berdiri di hadapannya. Lucas sendiri tertegun terpesona. Polesan make up tipis serta gaun putih yang dikenakan Ariadne memang terlihat sederhana. Meski begitu, gadis itu tampak begitu luar biasa cantik di mata Lucas. Lucas kemudian mengulurkan tangan dan segera disambut oleh Ariadne. Mereka kemudian berjalan bersama menuju aula tempat pesta diadakan.
Suasana di tempat pesta tetap sama seperti pada hari sebelumnya. Orang-orang tampak tengah menikmati pesta dengan minuman di tangan masing. Beberapa orang tengah berdansa berpasangan dengan iringan musik lembut nan romantis. Meski menikmati pesta, Ariadne melihat bahwa beberapa perempuan muda melihat padanya dengan raut tidak senang. Ariadne merasa bahwa hal itu terjadi karena dia datang bersama Lucas.
Lucas sendiri bersikap begitu manis padanya. Pria itu bahkan menarik kursi untuknya duduk dan juga memesan minuman untuk Ariadne. Saat Ariadne memprotes dengan berkata bahwa tindakan Lucas itu berlebihan, pria itu justru tertawa.
"Tidak ada yang berlebihan jika aku bersama dengan gadis yang kusukai," ucap Lucas kemudian.
Ariadne menggeleng.
"Kau tidak bisa menyukaiku. Aku telah menyukai pria lain. Setelah perjalanan ini, kami mungkin akan menikah."
"Kau berharap terlalu banyak padaku. Aku menyukaimu hanya sebagai teman."
Ariadne hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia tidak pernah ingin ada yang salah menafsirkan, padahal dalam hatinya hanya ada Allen. Nada musik berubah menjadi lebih bersemangat. Lucas kemudian mengajak gadis itu untuk menari bersama.
Tarian penuh semangat tersebut diikuti oleh hampir dari semua yang hadir pada pesta. Untuk malam tersebut, Ariadne seolah lupa dengan kegundahan hati yang ia rasakan dengan hubungan dirinya dengan Allen.
***
Pesta berlangsung untuk semalam suntuk. Merasa penat, Ariadne memutuskan untuk kembali ke kamar meski malam belum terlalu larut. Lucas hendak mengantar, tetapi Ariadne segera menolak. Ia tidak ingin orang makin salah paham dengan hubungan dia dan Lucas. Lucas juga tampak sibuk mengobrol dengan beberapa orang yang menghampiri dia.
Baru saja keluar aula, Ariadne telah dicegat oleh beberapa orang gadis. Ariadne mengenali mereka sebagai orang yang melihat tidak suka saat ia sedang bersama Lucas.
"Jauhi Lucas sekarang. Berani benar gadis sepertimu mendekati dia!" tegur salah seorang dari mereka sambil mendorong Ariadne.
"Aku tidak mendekati dia!" tegas Ariadne. Mana mau ia kalah gertak dengan gadis-gadis manja seperti di hadapannya itu? Menurut dia, mereka sama saja seperti Safira. Jika ia tidak melawan, maka mereka juga akan bertindak seenaknya.
"Kau berani pada kami?" tegur seorang gadis lain yang mengenakan gaun berwarna kuning gading. Mereka tampak begitu marah hingga langsung menyerang gadis itu. Tidak tinggal diam, Ariadne balas mencakar dan menjambak rambut panjang gadis-gadis tersebut. Seseorang menarik tangan Ariadne dan setengah menyeret ia menjauh.
"Kalian tidak usah mengganggu dia. Aku yang suka padanya. Jika ada masalah, cari saja aku," ucap orang yang menarik Ariadne tersebut. Dia tidak lain adalah Lucas. Para gadis itu hanya termangu. Lucas kembali menarik Ariadne pergi dari sana.
"Kau ini, apa yang kaulakukan? Kita tidak ada apa-apa. Kau malah memperkeruh keadaan," tegur Ariadne. Lucas berhenti dan berbalik. Pria itu kemudian justru tertawa saat melihat Ariadne. Ia kemudian merapikan rambut berantakan gadis itu.
"Aku melakukan yang terbaik untuk membantumu. Sangat mengerikan melihat kau dan gadis-gadis itu berkelahi memperebutkan aku."
"Siapa yang memperebutkanmu? Aku sudah memiliki pria yang aku cintai. Mereka yang ...."
"Di mana dia sekarang?" potong Lucas cepat.
"Lelaki yang selalu kaukatakan adalah kekasihmu? Kenapa dia tidak berada di sini bersamamu? Kenapa dia membiarkanmu pergi seorang diri dengan kapal ini? Kurasa hubungan kalian hanya palsu saja."
"Jangan asal bicara!" gertak Ariadne sambil menatap tajam Lucas.
"Kau tidak tahu apa-apa tentang kami. Kami sangat saling mencintai, jadi jangan pernah bicara sembarangan. Tidak semua orang sepertimu yang hanya suka bermain-main."
Setelah melontarkan itu, Ariadne bergegas masuk ke dalam kamarnya yang berada di sudut, meninggalkan Lucas yang hanya berdiri diam seorang diri.
***
Ariadne telah berpakaian rapi dan keluar dari kamar saat hari telah berganti pagi. Ia melihat Lucas bersandar di dinding lorong, tetapi ia tidak menyapa pada pria itu.
Para gadis yang juga lewat di sana segera menyapa Lucas sambil tertawa-tawa menggoda. Pria itu menanggapi dengan ramah. Ia bahkan balas menggoda mereka. Ariadne hanya menggeleng saja melihat itu dan berlalu pergi dari sana. Tidak menyadari jika Lucas melihat padanya.
***
"Pergi begitu saja tanpa menyapa, apa kau begitu marah padaku?" tanya Lucas sambil meletakkan piring di hadapan Ariadne lalu duduk di depan gadis itu.
"Aku tidak marah," sahut Ariadne yang sedikit gusar.
"Lalu?"
"Kau begitu sibuk dengan para gadis itu, aku tidak ingin mengganggu."
Lucas tertawa renyah.
"Jika orang mendengar ini, mereka akan mengira kau marah karena cemburu."
"Aku tidak cemburu!" tegas Ariadne dengan suara cukup keras. Beberapa orang yang duduk dan bersantap pagi sontak menoleh pada ia dan Lucas. Hal itu membuat Ariadne menjadi salah tingkah, tetapi Lucas justru tertawa.
"Ini semua salahmu. Orang-orang pasti makin salah paham sekarang," desis Ariadne.
"Aku sendiri juga salah paham. Aku mengira kau memiliki perasaan padaku dan cemburu. Apa kau tidak akan memberi penjelasan padaku?"