Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 - Haruskah Mei Yin Menyerah ?

Jangan pernah berpikir Mei Yin akan menyerah dan melupakan masalah festival lomba kerajaan terbaik kekaisaran Ming. Pasalnya siang ini ia akan kembali membujuk ayahnya yang kesekian kalinya selama seminggu setelah mendengar penjelasan putra mahkota Zao, ia meminta ayahnya agar kerajaan mereka ikut serta dalam festival.

Siang ini Mei Yin bahkan memasak berbagai makanan lezat yang untuk pertama kalinya. Para dayang yang bertugas sebagai juru masak istana sempat terkejut, saat Mei Yin sudah ada di dalam dapur istana bersama pengawal pribadinya Qiao Xe dan pelayan pribadinya Jiao Zhu saat hari masih terbilang sangat pagi.

Keterkejutan mereka tidak hanya sampai di situ. Mereka kembali di kejutkan saat Mei Yin memasak, mereka bahkan tak mampu berkedip saat melihat betapa lihainya Mei Yin memasak dan betapa tak berpengaruhnya asap yang kerap kali membuat orang sesak karna asap dari tungku perapian.

Ada beberapa dari mereka bahkan meneteskan air liur saat semua masakan Mei Yin selesai tepat menjelang makan siang. Aroma dari masakan yang ia masak tercium begitu lezat dan mengugah selera. Mereka mulai tersadar saat para dayang dan kasim mulai memindahkan masakan Mei Yin dalam sebuah meja-meja kecil untuk di bawa ke istana emas.

"Katakan bahwa apa yang kita lihat hanyalah mimpi!" Kata Mie Ran yang merupakan kepala dayang juru masak kerajaan.

"Apakah tadi ia memasak makanan sebanyak itu sendirian?" Tanya dayang senior juru masak kerajaan.

"Tidak bisa di percaya!"

* * * * *

Mei Yin memasuki ruang kerja ayahnya dengan keringat masih membasahi pelipisnya, setelah semua makanan yang ia masak tertata rapi di atas meja ruang makan yang ada di istana emas yang kini selama satu bulan dua minggu telah kembali di fungsikan.

"Ayah!" Panggil Mei Yin yang menghampiri kaisar Ying dan seperti biasa ia akan memberi pelukan.

"Apa yang terjadi? Mengapa kau bau asap Yin'er" tanya kaisar Ying saat pelukan keduanya terlepas.

Mei Ying terkekeh sebelum menjawab "Rahasia!"

Kaisar Ying hanya mampu menggeleng melihat tingkah Mei Yin yang semakin hari selalu memberi kejutan dan warna baru, ia menatap putri kesayangannya saat ini sedang memelukan putra kesayangannya sambil melempar candaan. Melihat hal itu senyum kaisar Ying terbit di wajah keriputnya. Entah mengapa hari-harinya yang dulu suram kini berubah dengan perubahan putrinya.

"Ayah, apakah anda tidak ingin menyusul?" Tanya Mei Yin yang sudah berada di ambang pintu bersama putra mahkota Zao.

Kaisar Ying mengerjap membuyarkan lamunanya, sebelum ia beranjak dari duduknya dan menyusul kedua anak kesayangannya.

* * * * *

Mereka baru saja selesai makan siang, namun tidak ada henti-hentinya kaisar Ying dan putra mahkota Zao memuji masakan kali ini yang amat sangat nikmat dan lezat. Mei Yin yang mendengar hal itu tersenyum senang karna usahanya jelas tidak sia-sia, sebab ayah dan gegenya nampak begitu menikmati makan siang mereka.

"Ayah" panggil Mei Yin yang langsung mendapat perhatian kaisar Ying dan putra mahkota Zao

"Ada apa Yin'er?" Tanya kaisar Ying.

"Ayah, tidak bisakah ayah mempertimbangkan kembali untuk ikut festival itu?" Tanya Mei Yin hati-hati.

Mendengar hal itu membuat raut wajah kaisar Ying berubah mesam dan muram.

"Sudah berapa kali ayah katakana, kita tidak akan ikut festival itu! Mengapa kau tidak mengerti juga?" Tanya kaisar Ying tanpa sadar suaranya naik satu oktaf karna diliputi amarah.

"Ayah melakukan ini karna ayah tak ingin kembali merasakan malu atas perbuatanmu, ayah sudah tak mampu lagi mengangkat kepala ayah saking malunya dengan kerajaan lain dan juga pada rakyat kerajaan kita. Mengapa kau tak ingin mengerti? Semua ini ayah lakukan demi kebaikan bersama" lanjut kaisar Ying dingin

"Jangan pernah memohon untuk hal ini lagi, sebab ayah tak ingin kembali merasakan malu dan mengecewakan rakyat karna perbuatanmu!" Kaisar Ying memperingati dengan nada dingin dan tajam yang menohok hati.

Wajah Mei Yin sudah sangat merah menahan tangis akibat cercaan dari kaisar Ying. Pada akhirnya kaisar Ying pun meledak karna lelah akan semua perbuatannya memalukannya beberapa bulan bahkan beberapa tahun yang lalu. Mei Yin beranjak, ia pergi dan meninggalkan istana emas dengan perasaan sakit dan terluka.

Putra mahkota Zao hanya mampu menghela nafas lelah, sebab ia tahu akan seperti ini akhirnya. Ia tidak menyalahkan adiknya, juga tidak menyalahkan ayahnya, ia hanya menyesal karna ayahnya meneriaki Mei Yin dengan penuh amarah. Hal itu jelas merupakan hal baru bagi Mei Yin yang selalu di manja sedari kecil.

"Bukankah itu sangat keterlaluan, YANG MULIA?" Tanya putra mahkota Zao sengaja menekan kata 'Yang mulia' di akhir pertanyaannya

Pertanyaan putra mahkota Zao menyadarkan kaisar Ying dari emosinya, ia sama sekali tidak peduli perkataan putra mahkota Zao dan membalas pertanyaan putra kesayangannya dingin.

"Biarkan saja, sesekali Yin'er harus di beri ketegasan. Ia harus tahu dan sadar, segala apa yang ia inginkan tidak sepenuhnya akan ayah selalu kabulkan"

* * * * *

Mei Yin meninggalkan istana emas dengan perasaan yang amat terluka. Air matanya sedari tadi terus mengalir membasahi pipinya yang sedikit tirus. Mei Yin menangis, menangis tanpa suara. Perkataan kaisar Ying begitu menyakitkan dan untuk pertama kalinya semenjak menginjakan kakinya di masa lalu ia akhirnya menangis.

Seharusnya Mei Yin menangis saat mengetahui kenyataan yang menamparnya kuat, bahwa ia terlempar ke masa lalu, seharusnya Mei Yin menangis dan menolak saat semua kesalahan yang Mei Yin terdahulu buat di lemparkan kepadanya.

Dia bukan gadis yang lemah. Ia adalah gadis yang dibesarkan dengan penuh penderitaan, segala amarah, cercaan dan makian selalu Mei Yin terima. Saking terbiasanya akan semua itu, Mei Yin sudah menganggapnya bagaikan makanan sehari-hari. Namun hari ini, entah mengapa mendengar cercaan penuh amarah dari kaisar Ying terasa sangat menyakitkan? Padahal di tempat kerjanya amukan pemimpinnya bahkan lebih pedas dari apa yang kaisar Ying katakan. Tapi mengapa? Mengapa terdengar amat menyakitkan saat kaisar Ying mengatakannya? Semua yang di dengarnya amat menyakitkan dan menusuk terlebih apa yang kaisar Ying katakan sepenuhnya bukan salahnya.

"Mengapa? Mengapa kau memberiku beban seberat ini Mei Ying?"

* * * * *

Tiga hari berlalu begitu cepat, terhitung tinggal 4 bulan 11 hari festival lomba kerajaan terbaik yang akan di adakan kekaisaran Ming. Selama tiga hari Mei Yin mengurung dirinya, ia tidak lagi datang mengajak kaisar Ying dan putra mahkota Zao untuk makan siang dan juga makan malam bersama. Mei Yin juga tidak melakukan aktifitas lari pagi dan sorenya selama tiga hari ini, sebab selama tiga hari Mei Yin mengurung diri tanpa niat keluar dari kediamannya bahkan tidak bernafsu untuk makan.

Mei Yin menatap langit-langit kamarnya, wajahnya nampak sembab dan kulitnya mulai Nampak semakin pucat. Kantong mata yang semakin menggelap masih betah berada di bawah matanya, hal itu menandakan bahwa Mei Yin sering terjaga. Selama tiga hari Mei Yin banyak pikiran, hal tersebut jelas membuat Jiao Zhu yang merupakan pelayan pribadinya begitu khawatir. Sayang saat ini baik Jiao Zhu ataupun Qiao Xu tak dapat menemui Mei Yin, sebab Mei Yin memerintahkan untuk tidak di ganggu dan tak ingin menemui siapa pun karna ia butuh menyendiri.

Jiao Zhu yang berada depan pintu kamar Mei Yin menghela nafas berat. Panggilannya sama sekali tidak mendapat sahutan dari dalam, rasa khawatir dan cemas semakin membuat Jiao Zhu tidak mampu tenang. Ia takut Mei Yin jatuh sakit karna jarang makan dan terus mengurung diri. Segala pikiran buruk terus menghantui, Jiao Zhu menatap Qiao Xe dengan tatapan yang amat khawatir.

"Apakah yang mulia putri baik-baik saja?"

* * * * *

Cairan bening itu kembali mengalir membasahi pipinya, Mei Yin menyekanya kasar dan terus menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan nyalang. Usahanya selama dua minggu sia-sia. Awalnya Mei Yin berpikir dengan ikut sertanya kerajaan MingWu dalam festival lomba kerajaan terbaik kekaisaran Ming akan mempermudah rencananya dalam memperbaiki nama baiknya di mata rakyat.

Namun semuanya harus kandas, kesempatan emas itu harus hilang karna keraguan dan ketidak inginan kaisar Ying . Mei Yin sadar, selama 9 tahun terakhir tidak membawa penghargaan adalah hal yang memalukan. Terlebih menurut cerita dan penjelasan putra mahkota Zao, ia selalu membuat kekacauan yang pada akhirnya mempermalukan keluarga kerajaan dan juga merusak nama kerajaan. Hal itu sudah ia lakukan selama 9 tahun, wajar saja jika kaisar Ying tak ingin lagi jatuh kelubang yang sama, sebab hal itu sama saja dengan membiarkan dirinya kembali jatuh ke kubangan lumpur dan di lempari kotoran.

Tapi, tak ingin kah kaisar Ying membantunya memperbaiki kesalahannya? Tak ingin kah ayahnya sedikit saja mengerti alasan mengapa ia begitu bersikukuh ingin kerajaannya ikut dalam festival tersebut? Mei Yin hanya ingin memperbaiki semuanya. Mungkin akan sangat mengejutkan dan sangat tidak masuk akal, tapi dengan adanya festival lomba kerajaan terbaik kekaisaran Ming akan sangat memudahkan jalannya untuk merubah pandangan orang mengenai dirinya. Mei Yin sebenarnya tidak berharap begitu banyak, namun melihat adanya peluang besar untuk mengubah pandang dan penilaian semua orang tentangnya yang sudah sangat begitu buruk tentu saja sayang jika di sia-siakan.

Lantas haruskan Mei Yin menyerah saja?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel