Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3: Prolog - Scarlet Fiery (2)

Seperti yang kalian ketahui, identitas salah satu ksatria elementalis adalah ksatria api dengan simbol warna merah. Dia bernama Scarlet Fiery dan dia sudah menemukan inamorato yang juga sama-sama memiliki elemen api, yaitu Edward.

Hingga lima tahun yang lalu, Scarlet hanyalah gadis pengendali api biasa. Dia bukanlah seorang ksatria dan juga sama sekali tidak jatuh cinta pada Edward. Waktu itu dia bertemu dengan Edward saat dia berusia 10 tahun. Ayahnya mempekerjakan Edward sebagai pengawalnya. Dia sama sekali tidak suka dengan Edward, karena dia lebih suka bersama dengan ayah dan ibunya. Tapi untuk suatu alasan, tampaknya ayah dan ibunya tidak begitu menyayanginya.

Lima tahun menghabiskan waktu bersama Edward tanpa orangtuanya, dia merasa sedih. Dia tahu Edward sangat menyayanginya seperti seorang kakak yang sayang pada adiknya. Edward tahu segala kebutuhannya, makanan kesukaannya, bahkan pria itu tahu kapan dia bersuasana hati bagus atau tidak. Tapi Scarlet sama sekali tidak bahagia.

Bagaimana dia bisa bahagia? Setiap hari dia dikukung didalam rumahnya, tidak boleh keluar rumah sekalipun. Meskipun dia bebas berjalan-jalan dihalaman belakang rumahnya, tapi tetap saja... Dia penasaran akan dunia luar.

Pernah suatu kali dia mencoba melompati pagar halaman belakangnya hanya untuk melihat-lihat di sekitar luar rumah. Sayangnya, dia langsung tertangkap basah dan sejak saat itu dia dikawal ketat untuk tidak keluar dari rumah sama sekali. Bahkan dia dilarang pergi ke halaman belakang yang merupakan tempat favoritnya.

Makin hari dia makin tertekan dan semakin tidak suka pada Edward. Pemuda itu selalu menuruti apa yang diperintahkan ayahnya. Setelah menjalani hidup seperti tawanan selama berbulan-bulan, Scarlet semakin yakin bahwa kedua orang tuanya sama sekali tidak menyayanginya.

Hingga suatu hari dia dipaksa menikah dengan orang yang tidak dia kenal oleh orang tuanya. Scarlet sudah berusaha menolak perjodohan ini, tapi kedua orang tuanya tidak mau mendengarkannya. Akhirnya dia memutuskan untuk melarikan diri dari rumah tanpa sepengetahuan siapapun termasuk Edward.

Dia terus berjalan dan berjalan hingga dia tiba di sebuah desa terpencil. Perutnya mulai terasa lapar dan dia merasa sangat lelah. Untungnya ada seorang nenek yang baik hati menawarkan tempat tinggal dan makanan padanya.

Scarlet sama sekali tidak merasa curiga dan langsung menerima tawaran baik itu. Dan ternyata para penduduk disana juga menerimanya dengan senang hati. Mereka tidak menanyakan asal usulnya atau curiga padanya. Scarlet merasa nyaman tinggal disana.

Namun di tengah malam saat Scarlet tertidur pulas, seseorang mendekapnya, menutup mulutnya dengan kain dan mengikat tubuhnya dengan tali. Secara refleks, Scarlet meronta-ronta dan tanpa sadar dia menggunakan kekuatan apinya untuk melawan orang itu.

Scarlet mulai mendengar seorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang elementalis. Dalam sekejap Scarlet yang sudah bisa bergerak bebas melihat bahwa dirinya telah dikepung oleh pria berbadan besar.

“Siapa kalian? Apa mau kalian?”

Mereka tidak menjawab dan hanya memberikan senyuman yang menurut Scarlet sangat menyeramkan membuat bulu kuduknya merinding ngeri.

Kemudian samar samar dia mendengar teriakan dari luar.

“Bandit! Cepat lari! Argh..”

“Bandit?” tanya Scarlet bingung. Sekarang dia mengarti. Desa ini diserang oleh para bandit!

Saat itu juga Scarlet merasa takut dan tiba tiba saja dia tidak bisa mengeluarkan api yang diinginkannya. Api yang dikeluarkan hanya sebentuk bola kecil dan langsung menghilang ke udara membuat para bandit itu tertawa dengan kejamnya.

“Sepertinya elementalis yang satu ini sangat lemah. Kita beruntung dia cantik. Hahaha.” salah satu bandit tersebut memandang Scarlet dengan tatapan penuh hasrat membuat Scarlet merasa dirinya adalah kelinci yang siap dipanggang.

“Tidak..jangan..” isak Scarlet yang ketakutannya mulai tidak bisa disembunyikan lagi.

“Argh!” seru salah satu dari bandit itu.

Scarlet sangat terkejut saat melihat nenek yang telah menerimanya sebagai tamu, melemparkan sebuah panci ke arah bandit itu.

“Biarkan gadis itu pergi! Dia bukan penduduk desa ini!” bentak nenek itu.

Bandit itu malah tertawa dan memukul nenek itu dengan keras hingga beliau jatuh pingsan ke bawah.

“Nenek...!” seru Scarlet. Dan tanpa disadarinya rasa ketakutan yang dirasakannya tadi menghilang entah kemana dan digantikan perasaan yang baru. Rasa amarah yang besar dan dia sangat ingin menendang para bandit dari desa ini. Scarlet ingin melindungi desa ini khususnya nenek itu dari para bandit.

Dia sungguh berharap bisa menjadi lebih kuat.. lebih kuat lagi.

Tiba-tiba saja tepat didepan hadapannya terdapat kilauan cahaya warna merah yang terang dan berubah menjadi busur yang diselubungi dengan api merah yang berkobar. Sejenak Scarlet merasa bingung, kenapa muncul sebuah busur dihadapannya tapi dia tidak melihat panah apapun.

Tanpa pikir panjang dia mengambil busur itu dan dia merasakan ada energi yang besar mengalir dalam dirinya membuat kepercayaan dirinya meningkat. Meskipun tidak memiliki panah, tubuhnya bergerak sendiri bersiap untuk menembakkan sesuatu pada salah satu bandit itu. Sungguh ajaib, sebuah panah api langsung muncul ditangan kanannya. Scarlet tersenyum senang melihat ini dan langsung menembakkan panahnya ke arah mereka.

Hanya membutuhkan waktu dua menit saja, Scarlet berhasil menghajar para bandit itu yang berjumlah dua puluh orang banyaknya. Saat awan yang menutupi bulan purnama mulai menyingkir, keadaan desa yang gelap mulai terlihat terang... ditambah lagi ada suatu yang sangat terang yang meliputi seluruh tubuh Scarlet.

Setelah mengamati Scarlet dengan jelas, para bandit itu menjadi sangat ketakutan.

“Ks… ksatria merah! Dia adalah ksatria elementalis api!” setelah itu para bandit tersebut kabur ketakutan dan sejak saat itu mereka tidak pernah muncul di desa ini lagi.

Ksatria merah? Tanya Scarlet dalam hati? Aku? Aku adalah ksatria raja Api? Dia mulai menyadari rambut yang terbang dihapannya berwarna merah. Dia langsung menarik rambutnya yang panjang ke depan.. merah..rambutnya berwarna merah.

Namun Scarlet masih tidak percaya.. Dia segera kembali masuk ke rumah nenek dan mencari sebuah kaca.. Benar.. rambutnya.. yang dulu bewarna coklat, kini bewarna merah.. seperti merah api yang berkobar.

Setelah sadar dari kebingungannya, dia teringat akan nenek pemilik rumah itu.

“Nenek.. nenek.. Tolong.. Siapapun..tolong bantu aku mengangkat nenek ke tempat tidur.” Semula penduduk desa itu ragu dan takut pada Scarlet. Tapi saat melihat Scarlet mulai menangis yang meminta tolong, mereka langsung membantunya mengangkat nenek.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel