Bab 2: Prolog - Scarlet Fiery (1)
Tahun x904
Di sebuah negara, bergabunglah klan matahari dan bulan. Mereka semua adalah para pengendali elemen. Bersama-sama mereka mendirikan sebuah akademi Bieger dengan tujuan melatih para murid untuk bisa mengendalikan kekuatan elemen mereka dan melindungi diri sendiri beserta dengan orang-orang yang disayanginya dari ancaman bahaya.
Akademi ini terbuka untuk umum dan juga menerima murid dari klan lainnya. Untuk saat ini yang bersekolah di sekolah ini selain klan matahari dan bulan, adalah klan serigala dan klan Bloem.
Konon Knight King of Beast dengan simbol warna hitam adalah keturunan dari klan serigala sedangkan Knight King of Flora dengan simbol warna hijau berasal dari klan Bloem. Tentunya tidak ada yang tahu siapa para raja ksatria generasi saat ini. Mereka masing-masing bersembunyi dengan identitas mereka sendiri dan menunggu inamorata mereka.
Kenyataannya, salah satu dari mereka sudah menemukan inamoratanya.
***
Seorang gadis muda terlihat mengumpulkan konsentrasinya dan mulai mengeluarkan segumpalan api melalui tangannya. Kemudian dengan sigap dan cekatan dia melemparkan semua ke arah target yang berterbangan dan mengenai mereka semua. Setelah selesai dia melihat ke arah papan skor dan tersenyum puas saat dia melihat nilainya sempurna.
“Tidak diragukan lagi dari Nona Scarlet.” seorang mentor elemen api memuji bakat yang dimiliki Scarlet. “Untuk kesekian kalinya kau mendapatkan nilai sempurna. Apa kau yakin kau bukan Elementalist knight of Flames, sang ksatria merah?”
Scarlet tertawa lepas mendengar mentornya yang masih belum menyerah mengira dia adalah salah satu Elementalist knight yang melegenda itu.
“Lihat warna rambutku. Rambutku coklat, bagaimana mungkin aku adalah seorang ksatria. Jika soal warna rambut, bukankah saat ini murid di kelas Sun banyak yang memiliki warna rambut merah?
“Itu karena mereka mewarnai rambut mereka sendiri. Hmph.. gara gara itu, untuk menemukan para ksatria menjadi lebih sulit.”
Sekali lagi, Scarlet tertawa mendengar keluhan sang mentor.
“Ayolah lady Fiery, kumohon katakan padaku kalau kau adalah si ksatria merah.”
“Kenapa anda sangat ingin sekali menemukan ksatria merah?”
“Bukan hanya merah saja, tapi ksatria lainnya juga. Aku ingin bertemu dengan mereka. Aku tahu mereka melindungi kita secara tersembunyi, tapi... aku ingin memberikan penghargaan pada mereka. Selain itu... Ah, kenapa juga aku harus menceritakan ini padamu?”
“Bukankah kau berharap aku adalah ksatria?”
“Jadi kau adalah ksatria elementalist?”
“Sir. Fred yang paling kuhormati, aku adalah seorang wanita. Tidak ada sejarah yang mengatakan kalau wanita bisa menjadi ksatria. Iya kan?”
“Kau benar.” desah Sir Fred dengan kecewa.
“Apanya yang wanita?” terdengar suara husky seperti instrumen cello dari belakang Scarlet. Tubuh Scarlet menegang dan wajahnya memerah. “Menurutku kau hanya anak kecil yang tidak kenal batasannya.”
Mendengar itu, tubuh Scarlet diselubungi api merah membuat Sir Fred mundur selangkah demi selangkah sambil menggelengkan kepalanya.. Rutinitas yang seperti biasanya dimulai sekarang.
Scarlet mengepalkan tinjunya dan mengeluarkan bola api yang dilemparkan pada orang yang dibelakangnya. Tentunya orang itu bisa menangkisnya dengan santai.
“Apa katamu? Kau bilang aku anak kecil? Berani sekali kau mengatai atasanmu anak kecil?” gerutu Scarlet sambil terus menerus melempar bola api pada orang tadi.
“Oh, aku pikir kau tidak ingin aku menganggapmu atasanku kalau tidak di rumah. Bukankah begitu, nona?”
Api yang menyelubungi tubuh Scarlet makin membara besar.
“Edward, berhentilah menggodanya. Kalau tidak, dia akan menghancurkan ruangan ini.”
Edward hanya tersenyum kemudian tanpa takut dia mendekati Scarlet dan mendekapnya. “Baiklah. Sudah cukup. Aku minta maaf.”
Api Scarlet langsung padam dan suhu ruangan latihan itu pun juga mulai tidak terasa panas, tapi kini wajah Scarlet yang terasa panas.
“Sir Fred. Aku akan membawanya pergi. Sampai jumpa.”
“Ya..ya.. Pergi saja.”
Edward menggandeng tangan Scarlet dan membawanya keluar dari ruangan itu. “Kau ini.. sangat ceroboh. Bukankah sudah kubilang jangan membuat nilai yang sempurna? Apa kau tidak takut kalau yang lainnya akan mengetahui identitasmu?”
“Aku suka dengan nilaiku. Lagipula ayah dan ibu merasa bangga padaku. Memangnya apa masalahnya?”
“Masalahnya adalah...” Edward agak menundukkan wajahnya sedikit untuk berbisik pada Scarlet. Tapi gerakan kecil itu malah membuat jantung Scarlet berdegup kencang. “Kau adalah seorang ksatria elementalist. Bahkan Sir Fred sudah mencurigaimu.”
“Tenang saja. Tidak ada sejarah yang mengatakan kalau ksatria itu adalah seorang wanita. Jadi tidak akan ada yang curiga. Bukankah aku wanita pertama yang menjadi kstaria?”
Edward mengangkat sebelah alisnya, “Wanita?”
“Apa kau ingin mengajakku berdebat lagi?” tanya Scarlet dengan cemberut.
Edward tersenyum puas. “Itu sebabnya aku bilang kau ini masih anak kecil.”
“Hei...”
“Aku...” potong Edward ”suka melihatmu cemberut seperti ini. Tapi tentu saja, aku lebih suka melihatmu tersenyum dan tertawa.”
Mendengar itu Scarlet tersenyum puas dan mereka berdua bersama sama menuju ke kantin sekolah untuk makan bersama.