Bab 13: Waktu Yang Terhenti
“Sudah kubilang bukan dia!”
Niken langsung tersentak kaget mendengar suara yang keras itu. Apa yang terjadi. Kenapa semua orang mengelilinginya seakan dia ini adalah seorang kriminal yang dikepung oleh prajurit? Dimana Sir Hak?
Sepasang mata hitam Niken mencari ke depan berharap bisa menemukan mentor kelas ini, namun dia tidak menemukan siapa-siapa di depan. Malahan, dia merasakan rambutnya basah dan air mengalir dari ujung kepalanya turun ke pipinya.
Jantung Niken berdegup dengan kencang saat dia sadar semua orang yang mengelilinginya menatapnya dengan tatapan yang memusuhinya.
“Apa yang kalian lakukan?”
Niken tidak berani menatap teman-temannya, dia hanya menundukkan kepala dan mendengar suara Karyn yang membelanya.
“Kenapa kalian melakukannya?” bentak Karyn lagi. “Bukankah sudah kubilang, gumpalan air tadi bukan perbuatan Niken! Niken bahkan belum bisa menggerakkan gelombang air, bagaimana mungkin kalian berpikir Niken sanggup menciptakan gumpalan air di udara?” bela Karyn lagi.
Ah, ternyata itu masalahnya. Niken mulai mengerti. Mereka semua marah karena gumpalan air itu. Tapi sungguh... itu bukan berasal darinya. Yang dikatakan Karyn memang benar, dia bahkan belum bisa mengendalikan gelombang air. Mengapa mereka berpikir kalau dia yang melakukannya?
“Kalau bukan dia lalu siapa? Semuanya yang ada disini adalah level D. Dan dia anak baru yang misterius. Aku dengar saudara kembarnya berada di level A di kelas matahari. Bukankah itu aneh. Bagaimana bisa mereka saudara kembar, tapi berbeda level?”
“Apa salahnya dengan itu?”
“Tidak salah. Yang menjadi masalah adalah jika anak ini menyembunyikan kekuatannya hanya gara-gara takut pada Tora dan masuk level ini. Tapi pada akhirnya, dia malah membuat Kazuto marah.”
“Benar. Kami sama sekali tidak ingin cari masalah dengan anggota klan serigala. Apalagi dengan anggota yang bisa melakukan perubahan wujud. Kalau kau ingin mencari masalah dengan mereka, lebih baik kau masuk ke levelmu yang sebenarnya saja.”
“Iya benar.”
Dan mereka mulai berseru menyetujui tanggapan terakhir itu. Karyn terus berusaha membela Niken, tapi tetap kalah suara. Karyn melihat semua teman-teman pengendali air bekerja sama mengendalikan air dari dalam wadah besar yang baru saja dibawa masuk oleh elementalist lainnya.
Setelah mereka berhasil mengangkat serta melayangkan kumpulan air ke tengah udara, mereka mengarahkan air itu dan bersiap menjatuhkannya tepat diatas Niken.
Karyn dengan sigap langsung menutupi tubuh dan wajah Niken dengan tubuhnya untuk melindungi Niken. Dan saat air tersebut dijatuhkan, seketika itu juga waktu berhenti.
Air berhenti di tengah udara dan suara-suara yang ramai pun lenyap dan tidak ada pergerakan sama sekali. Karyn yang melindungi Niken tidak bergerak sama sekali dan saat Niken mengetahui bahwa dunia dan waktu disekitarnya berhenti, dia mulai menangis dan memanggil nama kakaknya.
***
Edward dan Scarlet tetap berlari menyusul kedua ksatria menuju ke gedung bulan. Tapi saat mereka menginjakkan kaki di gedung bulan, langkah Edward tiba-tiba berhenti dan tidak bergerak membuat Scarlet berhenti juga.
“Ed? Edward! Ada apa denganmu? Kenapa kau diam saja? Edward!”
“Tidak ada gunanya.” Sahut Shin Ha dari belakang.
“Apa yang terjadi?”
“Kemarilah, kau akan tahu.”
Saat dia tiba di tempat yang ditujukan Shin Ha, Scarlet hampir tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Semua orang tanpa terkecuali berhenti dari aktivitasnya bahkan air yang bergerak turun ke bawah juga berhenti di tengah udara.
Suasana disekitarnya terlihat seperti dia memberhentikan suatu film dengan remote control membuatnya terhera-heran dan merasa khawatir.
Apakah mungkin ini…?
“Hanya kita bertiga yang masih bisa bergerak.” ungkapan Shin Ha memutuskan kecurigaan Scarlet terhadap situasi abnormal ini.
“Dimana Kazuto?”
“Disana.”
Scarlet dan Shin Ha langsung berlari menghampiri tempat Kazuto berada.
“Kenapa kau tidak masuk?”
Sebelum pertanyaan itu dijawab, Scarlet terlebih dahulu melangkah ke dalam ruangan itu, tapi tubuhnya terpental ke arah sebaliknya dan membuatnya terjatuh ke lantai.
Shin Ha langsung membantunya berdiri. “Kau baik baik saja?”
“Kenapa kalian tidak beritahu aku kalau ada dinding pertahanan di sini?”
“Mana sempat bilang jika kau langsung bergerak duluan.” Scarlet kembali berjalan mendekati ruangan itu dan dia bisa melihat semua orang yang ada didalam ruangan itu berhenti bergerak.
Anehnya, dia mendengar suara isak tangisan dari dalam?
“Siapa yang menangis? Kenapa dia masih bisa bergerak. Apakah ada seorang ksatria lainnya didalam sini?”
Kazuto mendesah. “Jika dia memang seorang ksatria, aku tidak mungkin bisa jatuh cinta dengannya. Seorang ksatria tidak mungkin bisa jatuh cinta dengan ksatria lainnya. Kau tahu itu.”
“Aku tahu..” Scarlet teringat dulu sebelum dia menjadi ksatria, saat dia sangat menyukai Kazuto dan ingin menikah dengan pria itu, dia merasa yakin seumur hidupnya dia hanya akan mencintai Kazuto. Dan Kazuto sendiri juga menikmati waktu bersama mereka, meskipun Kazuto tidak pernah menyatakan perasaannya padanya.
Tapi setelah dia menjadi ksatria, pandangannya sekarang hanya tertuju pada Edward. Dan saat bertemu dengan Kazuto kembali, perasaan cinta itu menghilang entah kemana. Begitu juga dengan Kazuto. Pria itu sudah tidak memiliki perasaan yang sama seperti yang dirasakannya dulu terhadap Scarlet.
Jadi hanya ada satu kemungkinan. Seorang ksatria elementalis tidak akan bisa jatuh cinta pada ksatria elementalis lainnya. Kalaupun mereka pernah saling jatuh cinta sebelum menjadi ksatria, perasaan itu akan hilang tidak berbekas begitu orang tersebut menjadi ksatria.
Scarlet memperhatikan cara Kazuto memandang kearah kerumunan itu. Caranya memandang sangat berbeda saat memandangnya dulu. Mungkin dulu Kazuto sendiri juga merasa ragu apakah dirinya benar adalah pasangannya, itu sebabnya pria itu tidak pernah mengungkapkan perasaannya.
Hingga dia dipaksa menikah dengan orang lain oleh orangtuanya, Scarlet akhirnya memutuskan untuk melarikan diri sebelum akhirnya dia menjadi seorang ksatria elementalis.
“Kalian berdua coba minggir.” Suara Shin Ha membuyarkan lamunannya.
“Kau berubah?” Tanya Scarlet saat melihat Shin Ha sudah mengeluarkan puluhan belati dan warna rambutnya berubah menjadi biru.
“Dia memiliki elemen air sama sepertiku. Meskipun aku tidak tahu bagaimana dia bisa menghentikan waktu seperti ini, tapi setidaknya mungkin aku bisa memecahkan pertahanannya dengan teknikku.”
“Apakah bisa berhasil?” tanya Scarlet ragu
“Entahlah. Tapi patut dicoba.”
Shin Ha sudah bersiap mengarahkan ujung ujung belatinya ke arah dinding tak terlihat di depan matanya. Scarlet dan Kazuto hanya pasrah dan menaruh harapan pada serangan Shin Ha.
Tepat saat belatinya akan menyentuh dinding tak terlihat itu, suara yang sangat keras hingga memekikkan telinga, menghentikan gerakan ksatria elementalis biru.
“BERHENTI!”
Mereka bertiga langsung menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang pemuda sedang berusaha mengatur pernapasannya akibat berlari.
Ketiga ksatria merasa tercengang bagaimana seorang elementalist biasa masih bisa berjalan di dimensi waktu yang berhenti sementara elementalist lainnya telah berhenti seperti patung.
Namun Scarlet lebih merasa terkejut lagi ketika ingat identitas elementalis dihadapannya ini.
“Richard?”